Seom geurae yeogin seom seoroga mandeun jageun seom Ye eum forever young yeongweoniran mareun moraeseong
Tepat saat lirik itu terdengar, bersamaan dengan pintu apartement yang terbuka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kau benar benar Suga versi wanita. Kau bisa tidur di mana saja," terdengar suara Jimin.
Aku mendongakkan kepalaku ke atas mencari sumber suara. 7 member BTS baru saja memasuki apartement.
"annyeonghaseyo..." dengan susah payah aku mengangkat badanku dan beranjak dari tidurku di sofa. "Nuna ayo kita memasak kue. Aku rindu cookies buatanmu," seru Jungkook. "Oh benarkah? Tapi aku harus belanja bahan bahan dulu." Aku bersemangat. "Akan ku temani. Hyung, boleh kan?" Jungkook meminta ijin pada Suga.
Suga hanya mengankat alisnya dan menangguk. Tak membutuhkan waktu lebih dari 3 detik, Jungkook menyambar tanganku dan menarikku keluar pintu apartement.
"Lihatlah Jungkooky... dia benar benar menemukan kakak perempuan," kata Namjoon sambil tertawa.
*
"Ada beberapa barang yang tidak ada di sini. Bisakah kita ke minimarket seberang jalan?" Kataku pada Jungkook. "Tentu saja Nuna. Demi cookies buatanmu, tidak masalah. Aku bisa memakai hoodie ini," Jungkook ceria.
Biasanya aku hanya pergi ke minimarket di area apartement, tapi beberapa stock bahan kue sedang habis jadi aku mencoba mencari di minimarket seberang apartement walaupun aku belum pernah ke sana. Minimarket itu berada di sisi jalan raya berjejer dengan beberapa coffee shop di dekat sungai Han. Jalanan juga nampak lebih sepi dari bisanya. Aku dan Jungkook berjalan hati hati, waspada jika tiba tiba sasaeng muncul. Beberapa kali member BTS mendapatkan masalah dengan sasaeng, mereka adalah fans fans yang tidak peduli privasi idolnya dan tidak segan juga untuk mencelakai idol itu sendiri.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sesampainya di minimarket, Jungkook berjalan duluan dan memilih beberapa camilan. Aku meneruskan pencarian bahan bahan masakku. Yang ku butuhkan rasanya sudah lengkap lantas aku mengantre ke kasir untuk membayarnya. Ada satu orang laki laki dengan topi hitam mengantri di depanku. Orang itu membeli sebotol kopi dan beberapa camilan juga. Setelah menerima uang kembalian, dia membalikkan badannya dan berjalan melewatiku. Bahunya tak sengaja mengenaiku, cukup membuatku kesakitan. "Ahh....." kataku mengerang kesakitan sambil memegangi pundakku. "Sorry....." katanya sambil berlalu.
Jungkook yang menungguiku di dekat pintu keluar mendengar suaraku dan langsung berlari menghampiri. "Nuna baik baik saja? Apa kau terluka?" Tanya Jungkook khawatir. Aku mengangguk,"Ayo kita kembali."
Sepanjang jalan dari minimarket hingga masuk area apartement, aku hanya diam mencoba mengingat suara laki laki di minimarket itu. Suaranya tidak asing, dan rasanya aku sering sekali mendengarnya. Tepat saat memasuki pintu apartement Suga, aku tertegun dan menyadari sesuatu. "Tama." Kataku dalam hati. Mendadak keringat dinginku keluar. Mataku berkunang kunang dan badanku bergetar. "Jungkook bisakah aku istirahat sebentar? Nanti kubuatkan cookies untukmu." Kataku sambil menyerahkan kantong belanja pada Jungkook.
Aku melangkahkan kakiku masuk ke dalam kamar melewati para member termasuk Suga. Mereka melihatku dengan keheranan dan bertanya tanya. "Hyung, sepertinya terjadi sesuatu." Kata Jungkook menghampiri para member. "Apa maksudmu?" Tanya Suga. "Tadi kami berpapasan dengan seseorang ketika ke minimarket, lalu Nea mulai aneh." Kata Jungkook. "Jelaskan lebih detail." Suga menatap Jungkook. "Hyung tapi aku minta maaf karena kami tadi ke minimarket di luar apartement." Jungkook mengecilkan suarany. "Sudah ku katakan....." Suga setengah berteriak tapi ditahan oleh Seokjin. "Lanjutkan ceritamu, Kooky!" Kata Seokjin. "Waktu aku memilih camilan, seorang pria disampingku berbicara sendiri atau mungkin berbicara denganku, ah atau dengan ponselnya.... dia bilang untuk mengembalikan miliknya. Ah yaaa... dia bilang kembalikan milikku. Ku fikir aku mengambil camilannya," jelas Jungkook. "Lalu apa yang terjadi?" Tanya Taehyung. "Lalu orang itu menyenggol lengan Nea di kasir saat berpapasan. Sepertinya sakit. Setelah itu Nea hanya diam saja." Jungkook mengakhiri ceritanya.
Suga beranjak dari duduknya dan menghampiri kamarku. Dibukanya pintu kamarku, tapi ku kunci dari dalam. Aku sedang mencoba menenangkan diri saat itu. Ku basahi seluruh badanku di bawah shower. Tanpa sepatah katapun dan setetes air matapun. Aku hanya terdiam membisu dan menatap kosong ke segala penjuru arah. Tak ku pedulikan suara Suga yang sudah berteriak teriak dari luar kamar.
Entah sudah berapa lama aku mematung di bawah air. Hingga aku tak menyadari bahwa pintu kamarku sudah terbuka paksa dari luar. Suga mendobrak kamarku dan mendapatiku sedang basah kuyup.
"Apa yang sedang kau lakukan?" Suga berusaha menyadarkanku tapi aku masih terdiam dengan tatapan kosong. Suga menarik tanganku keluar dari air dan mendudukkanku di sofa kamarku. Diraihnya selimut di tempat tidurku dan dibalutkannya ke tubuhku agar tidak kedinginan. "Sadarlah, apa yang terjadi?" Tanya Suga khawatir. Aku menangis histeris tanpa sepatah katapun. Suga yang makin kebingungan hanya bisa memelukku dengan erat.
*
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ku dapati aku telah terbaring di tempat tidurku dengan baju yang telah diganti. Suga dengan setia duduk di sampingku dan tak henti hentinya memegangi tanganku. Melihatku mulai membuka mata, buru buru Suga mendekatkan badannya dan memelukku. "Kau sudah sadar? Kau baik baik saja?" Suaranya tampak habis menangis. "Syukurlah Nea sudah bangun. Kalau begitu kalian selesaikanlah... kami akan pergi supaya kalian lebih nyaman," kata Namjoon pamit. "Dia masih mengikutiku," kataku kembali menangis. "Siapa?" Tanya Suga. "Dia yang menabrakku. Dia yang mencelakaiku." Aku makin menjerit. "Tenanglah... sekarang kau aman. Aku menjagamu." Suga mendekapku lebih erat lagi.