"Jungkooky, untukmu." Suga menyerahkan sekotak cookies untuk Jungkook.
"Wahhh, buatan Nea. Hyung, Sampaikan terimakasih untuk Nea ya." Jungkook kegirangan.Hari ini terakhir kali member BTS latihan untuk persiapan tour nya 2 hari lagi. Mereka bertuju sungguh sunguh dan bertekad untuk sukses dalam penampilannya. Pasalnya ini ada konser BTS yang pertama kali sejak pandemi covid, sehingga para member punya keinginan kuat untuk menampilkan yang terbaik.
"Hyung, ajaklah Nea saat konser kita di Seoul." Kata Taehyung di sela latihan.
"Akan ku fikirkan," jawab Suga singkat.Raut wajah Suga sedikit berubah kita V menyebut nama Nea. Beberapa kali Suga dibuat harus mengulang gerakan karena memikirkan sesuatu. Sikap Suga tersebut memicu Jhope sedikit menaikkan nada bicaranya. Jhope merupakan leader dance BTS yang sangat memperhatikan detail koreo para member.
"Hyung, fokuslah!" Jhope memeringatkan Suga.
Suga mengambil sebotol air mineral dan meneguknya di sudut studio latihan. Ia harus mengumpulkan lagi semangatnya untuk latihan. Suga tidak ingin megacaukan usaha member yang lain.
*
"Ada masalah?" Tanya Seokjin seusai latihan.
"Ya." Suga mengangguk.
"Apa yang mengganggumu?" Tanya Seokjin lagi.
"Nea sudah punya pacar di Indonesia." Jawab Suga singkat.Seokjin menghembuskan nafasnya dan merangkul Suga.
"Apa kau akan mempertaruhkan kariermu untuknya? Pikirkan army dan member yang lain," Seokjin berdiri meninggalkan Suga.Suga berjalan pelan menyusuri koridor depan studio latihan menuju mobilnya. Pak Bum Sik telah menunggu Suga di mobil bersiap untuk meninggalkan bighit.
"Kita ke bar dulu. Aku ingin minum alkohol," kata Suga.
Sikap Suga yang seperti ini sangat mudah ditebak oleh Pak Bum Sik sehingga ia menuruti saja apa kata Suga.
"Nea tak menunggumu, Yoongi?" Pak Bum Sik memberanikan diri bertanya.
"Entahlah. Aku sedang ingin sendiri." Suga menjawab seadanya.
Pak Bum Sik tak melanjutkan lagi pertanyaannya. Dia sudah bisa menyimpulkan bawa saat ini sedang ada sesuatu yang terjadi antara aku dan Suga.
Suga minum alkohol di bar hingga lewat tengah malam. Beberapa botol whiskey tak membuatnya mabuk dengan mudah. Suga memang ahli dengan alkohol, pilihan alkoholnya sangat baik.*
"Apa kau mabuk?" Aku bertanya pada Suga yang baru saja masuk apartement.
"Tidak, aku hanya minum sedikit." Suga duduk di sofa seberangku.
"Tidurlah, aku sudah pulang." Kata Suga sambil menunjuk pintu kamarku.Melihat Suga yang seakan mengusirku membuatku tak ingin berbicara lebih banyak lagi dengannya.
"Apa yang baru saja dia lakukan? Dia mengusirku? Padahal aku sudah menunggunya. Apa terjadi sesuatu? Apa aku melakukan kesalahan? Atau mungkin dia lelah?" Aku bertanya tanya pada diriku sendiri.
"Apa kau mau menonton konserku saat di Seoul?" Tanya Suga tapi tak menatapku.
Aku tak memberikan jawaban apapu dan bergegas masuk ke kamar.
*
Tok tok tok....
Pintu kamarku diketuk dari luar. Masih pukul 08.00 pagi, aku baru saja membuka mata dan merapikan tempat tidur. Saat ku buka pintu kamarku, Taehyung berdiri dengan sebotol susu pisang di tangannya.
"Selamat pagi," seru Taehyung.
"Oh V, selamat pagi." Kataku sambil tersenyum.
"Hari ini Suga hyung menyuruhku untuk mengajakmu jalan jalan. Dia sedang meeting dengan Bang Si Hyuk," ujar Taehyung.Tentu saja itu adalah bohong, Suga ada di studio apartement dan tidak melakukan apapun. Hari itu Suga sengaja meminta V agar membawaku keluar dari apartement untuk sementara.
Aku dan Taehyung berkeliling Seoul dengan mobilnya.
"Suga ada di apartement bukan? Apakah dia tak ingin melihatku?" Tanyaku pada Taehyung diperjalanan.
"Ya. Tadi pagi Suga hyung memintaku untuk menjemputmu. Aku tidak tau apa alasannya. Tapi sepertinya suasana hatinya sedang buruk." Taehyung menjelaskan.
"Bukankah dia bisa memberitahuku sendiri agar aku pergi?" Aku tersenyum pasrah.
"Apakah terjadi sesuatu di antara kalian?" Tanya Taehyung lagi.
"Ya.. sepertinya dia tidak bisa menerima jika di Indonesia aku punya pacar dan hampir menikah." Kataku sambil membenamkan diri dalam hoodie.
"Kau hampir menikah?" Taehyung terkejut.Kami menepikan mobil di pantai dan berjalan kaki di sekitarnya. Pantai di pinggiran kota Seoul, nampak lengang tak ada pengunjung lain sama sekali. Aku dan Taehyung duduk di pasir dan sesekali bermain air.
"Jadi Suga hyung marah padamu karena kau punya pacar?" Taehyung kembali bertanya.
"Ya." Jawabku singkat.
"Lalu kenapa kau pergi meninggalkannya?" Tanya Taehyung lagi.
"Sayangnya Suga tak menanyakan itu. Hubungan kami buruk." Kataku sambil mengeluarkan ponsel dari tasku.Aku memeperlihatkan foto foto bekas lukaku saat Tama memukuli ku dulu. Banyak foto yang ku simpan ketika luka luka itu bermunculan. Memar di lengan, bengkak di mata, robek di ujung bibir, dan beberapa memear di bagian tubuh lain.
"Laki laki itu yang melakukannya?" Taehyung memandangiku.
Aku hanya tersenyum dan menyimpan kembali ponselku.
"Bagaimana mungkin aku akan menikah dengan orang yang melakukan hal hal seperti itu padaku. Dan orang yang mencelakaiku bulan lalu, dia orang itu." kataku masih dengan senyum.
"Apa aku harus memberi tahu Suga hyung?" Tanya Taehyung lagi.
"Tidak perlu," jawabku singkat.
"Nea, aku pernah memberitahu Suga bahwa aku menyukaimu dan ingin jadi pacarmu juga. Tapi saat ini Suga hyung membiarkanku ada di dekatmu," Taehyung memandangiku.
"Benarkah? Mungkin dia sudah tidak ingin bersamaku. Tidak apa apa," aku menghela nafas panjang.*
Aku akan kembali ke apartementku sendiri. Sesampainya di Seoul, aku hanya perlu mengemasi barang barangku di apartement Suga dan membawanya keluar dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyelamat | SUGA BTS
FanfictionCerita fiksi tentang seorang gadis yang ditemukan dan diselamatkan suga