"Aku akan keluar dari apartement mu," kataku Saat menemukan Suga ada di dalam studio musik apartement. "Hari ini aku akan mulai tour. Kau tak perlu buru buru pergi, aku tidak akan ada di sini untuk beberapa waktu," Jawab Suga meraih hoodie nya dan keluar melewatiku.
Hatiku hancur ketika Suga mengatakan kata kata itu. Sebelumnya dia berjanji aku menjagaku bahkan tidak akan pernah jauh dariku. Tapi dalam satu hari semua sikapnya berubah dan menjadi sosok yang tidak ku kenali sama sekali. Aku kembali ke kamarku dan menangis sejadi jadinya. Aku menangisi banyak hal yang Suga tidak ketahui tapi dia sudah menyimpulkan sendiri. Aku menangisi diriku sendiri.
"Nona...." suara Pak Bum Sik terdengar dari luar. Aku menyeka air mataku dan merapikan penampilanku. "Ada apa Pak?" Tanyaku. "Mari ku antar ke bandara, para member sebentar lagi akan berangkat ke Amerika." Kata Pak Bum Sik. "Suga yang menyuruh?" Aku bertanya lagi. "Cepatlah siap siap, Nona. Aku akan menunggu di mobil." Kata Pak Bum Sik.
Siang itu, para member akan memulai tour mereka di LA. Konser PTD di LA akan di adakan 3 hari berturut turut. Pak Bum Sik menunjukkan jalan untukku bisa mengantarkan para member tanpa diketahui army dan wartawan. Army sudah memadati bandara sejak pagi demi mengantarkan keberangkatan BTS siang itu. Taehyung yang menyadari keberadaanku tersenyum lebar dan melambaikan tangan, aku pun membalas lambaikan tangannya. Suga yang juga telah menyadari keberadaanku sama sekali tak melihatku dan pura pura mengalihkan pandangannya di sisi lain bandara. "Nea, kau sudah datang," kata Taehyung senang. "Kau yang meminta Pak Bum Sik menjemputku, V?" Tanyaku pda Taehyung. "Ya.. aku ingin kau melihatmu sebelum berangkat," seru Taehyung. Dari kejauhan Jungkook berlarian dan memanggil manggil namaku. "Nuna, kau harus melihatku sampai selesai besok." Ujar Jungkook juga.
*
Hari berikutnya, Konser dimulai, puluhan ribu army memadati stadium demi melihat BTS konser. Lampu lampu army bomb membentuk ocean wave warna ungu yang indah... lagu lagu BTS menambah gemerlapnya malam itu dan membawa suasana menjadi riuh. Konser hari pertama mereka hari itu sangat sukses, tentu berkat kerja keras para member dan Staff.
Aku tak menghubungi Suga sama sekali saat tournya. Beberapa kali ku lihat ponselku juga tak satupun pesan yang diberikan pdaku. Mungkin itu akan menbuatnya lebih baik dan fokus pada konsernya. Aku bersyukur dia bisa melewati awal tournya dengan baik. Walaupun aku sakit hati dengan perlakuannya padaku, namun aku tak bisa menyalahkan dia sepenuhnya karena memang aku masih punya masa lalu yang belum berani ku selesaikan.
*
"Tan, bisakah kau mengunjungiku. Aku bosan," kataku pada Kim Tan di telfon.
Beberapa jam kemudian Kim Tan sampai di depan apartementku. Hari itu kami memilih menghabiskan hari untuk memancing hingga malam.
Sudah 2 hari semenjak tour di LA selesai, namun Suga belum juga kembali ke apartement. Kim Tan mengajakku untuk sarapan bersama pagi itu. Sudah lama kami tidak menyantap roti isi untuk sarapan. "Apa yang akan kita lakukan hari ini?" Tanya Kim Tan. "Aku juga bingung. Aku kehabisan rencana," aku meletakkan kepalaku di meja. "Apa kau dan Yoongi baik baik saja?" Tanya Kim Tan. "Entahlah, mungkin sebentar lagi kami putus." Jawabku. "Ahhh... berkencan dengan idol memang selalu seperti itu. Hanya hitungan bulan," Kim Tan masih melahap rotinya. "Bagaimana jika kita berbelanja? Kau perlu mengganti penampilanmu, bajumu itu itu saja." "Boleh juga." Kataku.
*
Malam itu Kim Tan hanya mengantarku sampai di depan apartement. Aku melangkahkan kaki masuk ke dalam apartement sendiri. Nampak 2 pasang sepatu berjejer di depan pintu. Sepertinya ada tanu.
"Aku pulang," kataku sambil melepas sepatuku. Suga tengah menungguku bersama seorang laki laki yang duduk membelakangiku. Suga menatapku masuk dari pintu hingga ke ruang tamu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Seseorang mencarimu," Suga memanggilku. Laki laki itu berbalik badan dan berdiri memandangku dengan senyum. Kantong kantong belanja di tanganku terlepas saat aku menatap wajah orang itu. Wajah orang yang tak ingin ku lihat. Orang yang tak pernah ku bayangkan secara jelas akan ada di antara aku dan Suga. Tama, dia ada di ruang tamu bersama Suga.
"Nea, aku mencarimu kemana mana. Kenapa kau meninggalkanku." Tama menghampiriku. Aku terdiam, mematung, sama sekali tak bergerak, dan kehilangan pijakanku. Hampir saja aku terjatuh namun aku berhasil menahan diri.
"Pulanglah denganku ke Indonesia," Tama menarik tanganku. Gerakannya tak berubah. Dia masih kasar sama seperti sebelumnya. "Sudah malam, besok pagi aku akan menemuimu dan pulang denganmu," kataku lemah. "Ya. Dia bisa pergi besok pagi," kata Suga menambahi.
Kenapa Suga tak melindungiku. Kenapa dia menyetujui ketika Tama akan membawaku.
*
Aku masuk kamar dengan langkah kaki yang berat. Suga sama sekali tak menghiraukanku dan menutup pintu kamarnya rapat rapat. Aku hanya bisa sendirian di kamar dan kebingungan.
"Aku harus melarikan diri. Aku tak bisa kembali dengan mimpi buruk itu." Kataku dalam hati Buru buru ku ambil ponselku.
"Tan, dia di sini. Monster itu... Suga membiarkan dia masuk. Tolong aku, bantu aku keluar dari sini" aku menangis sambil menelfon Kim Tan. "Apa yang Suga lakukan. Aku akan menjemputmu. Kemasi barang yang bisa kau kemasi." Kim Tan juga terdengar panik.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku buru buru memasukkan pakaianku ke dalam ransel. Aku tak bisa membawa semua barang barangku, hanya beberapa potong pakaian saja. Ketika semua lampu apartement sudah mati, diam diam aku keluar dan kabur bersama Kim Tan yang telah menunggu di basement.