** Tanpa Tujuan **

7 0 0
                                    

"Kak, tapi aku harus kemana?" Pertanyaanku memecah keheningan di dalam mobil yang dikendarai Tante Mini, Kak Nana, dan aku.
"Sementara kamu ke apartement kakak dulu ya, sambil kita fikirkan langkah selanjutnya," jawab Kak Nana.
Kak Nana adalah anak tertua tante Mini. Umur kami tidak terpaut jauh. Sejak kecil kami memang seting menghabiskan waktu bersama. Saat ini Kak Nana bekerja untuk perusahaan mesin di Jepang. Semua pekerjaannya dilakukan secara daring. Sesekali dia juga pergi untuk bertemu klien dibeberapa negara.
Dari Kak Nana lah aku bertekad bahwa aku harus bekerja melalui hal yang aku suka, yaitu blogger. Karena aku suka menulis.
Perjalanan dari rumahku ke apartement Kak Nana kurang lebih 1,5 jam. Ya karena Jakarta sedang macet sekali pagi itu. Setengah sembilan kira kira, kami sudah sampai di apartement Kak Nana.
"Nea, jelaskan pada tante... apa saja yang sudah Tama perbuat padamu," kata Tante Mini sambil memasak.
"Dia mukulin kamu kan?" Sambung Kak Nana.
Aku tak bisa berkata kata apapun. Semakin ingin ku jawab, maka tangisanku akan semakin meledak.
"Aku nggak habis fikir sama ayahmu, yang dilihat dari si Tama itu apa sampi kekeuh sekali menerima lamarannya." Kata Tante Mini berapi api.
"Dia psikopat, Tante." Aku menjawab sambil menangis.
Kak Nana memelukku dan menenangkanku.
"Kalau kamu menolaknya, apa yang kira kira akan dia lakukan padamu?"
"Dia pasti membunuhku, Kak."

*
Tante Mini meletakkan sarapan di atas meja makan kemudian turut duduk di sofa bersama aku dan Kak Nia.
"Ke luar negeri?"tanya Tante Mini.
Sebenarnya itu bukan ide buruk. Aku bisa memulai hidup baru di sana. Impianku sejak dulu, jauh dari orang orang yang menyakitiku.
"Lalu aku harus kemana, Tante?"
"Korea. Kakak punya kenalan supaya bisa urus tiket, surat surat dan tempat tinggalmu disana. Setuju?"
Aku setuju. Bahasa koreaku juga tidak buruk. Beberapa kali aku sudah pergi ke sana, jadi bukan hal baru menurutku untuk tinggal di Korea.
"Kakak carikan tiket paling cepat supaya kamu segera bisa berangkat," pungkas Kak Nana.

**

Hari itu kami saling bercanda untuk melupakan kesedihanku. Menjelang malam Kak Nana memberiku kabar bahwa besok siang aku sudah bisa berangkat ke Korea.
"Nea, besok siang kamu berangkat,"
Aku tersenyum dan mengangguk.

*

Pukul 05.00 subuh Tante Mini membangunkanku tergesa gesa. Suaranya seperti dikejar sesuatu.
"Nea bangun Nea, Tama dan body guard nya menuju kemari." Tante Mini terengah engah.
Mataku terbelalak. Rasa ngantukku mendadak hilang.
Kak Nana sama terkejutnya.
Sembari Tama dan body guard nya dihalangi security di loby, aku bergegas mengemasi barang bawaanku dan meninggalkan apartement Kak Nana diam diam.

*

Lift apartement Kak Nana menuju basement. Untungnya mobil kak Nana terparkir persis di samping lift. Aku hanya berdua dengan Kak Nana, sementara Tante Mini menunggu di apartement berjaga jika Tama sampai ke unit Kak Nana

"Langsung ke bandara aja Kak," kataku pada Kak Nana.
Ku pikir bandara adalah satu satunya tempat teraman. Aku bisa menunggu didalam terminal keberangkatan sampai nanti pesawatnya siap berangkat.

*
Sesampainya di bandara, Kak Nana membantuku membawa barang barang bawaanku.

"Kak aku cuma pakai piyama," aku tertawa geli melihat penampilanku yang acak acakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak aku cuma pakai piyama," aku tertawa geli melihat penampilanku yang acak acakan.
"Memangnya biasanya kamu pakai apa?" Jawab Kak Nana ikut tertawa.

Jam masih menunjukkan pukul 07.00 pagi, pesawatku berangkat masih pukul 09.00.

"Kak, sampai sini aja. Aku tunggu didalem supaya lebih aman" kataku pada Kak Nana.
"Oke. Jaga diri baik baik ya. Kabarin kakak terus. Nanti hubungi Kim Tan kalau sudah sampai Korea," kata Kak Nana sambil memelukku.

Aku melangkahkan kaki ku masuk dalam bandara. Setelah selesai boarding aku menunggu di ruang tunggu dekat pintu gate.

Aku sendirian, setelah ini mau melakukan apa. Aku pun tidak tau

Penyelamat | SUGA BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang