10. Kunjungan Rutin

358 38 7
                                    

10
Kunjungan Rutin

Playlist
Ikat Aku di Tulang Belikatmu - Sal Priadi

───

SESAAT setelah menyelesaikan urusannya di dapur, Ochi langsung menuju ke kamar pertama di bangunan itu, kamar Ira.

Dihadapkannya dengan pemandangan Ira yang masih tiduran di atas kasurnya bermain handphone begitu pintu itu terbuka.

"My love, sakit banget ya?"

Ochi meletakkan mangkuk dan cangkir yang dia bawa ke atas nakas di samping ranjang Ira. Ira memposisikan dirinya untuk duduk bersandar pada bantalan dipan.

Ira menggeleng, "Enggak, Cik, kan cuma luka kecil."

Ochi menghela napas, "Makan dulu," dia menyodorkan semangkuk bubur yang dibelinya langsung di dekat kampus pagi ini.

Ira tersenyum sambil menerima mangkuk itu, "Makasih ya, Cik. Kamu udah sarapan?"

Ochi hanya mengangguk kemudian membalas senyuman Ira, pandangannya turun ke luka yang ada di lutut Ira. Dia ingat betul bagaimana temannya ini jatuh dari motor kemarin, sungguh menyedihkan.

Untung saja masih di jalan kompleks yang sepi, tidak di jalan raya. Seisi kosan benar-benar menyayangkan kejadian kemarin sore.

"Bunda kamu jadi dateng kan? Udah tahu belum?"

Ira langsung berhenti mengunyah, "Nanti aku bilang kalau bunda udah di sini."

Helaan napas lagi-lagi terdengar dari mulut Ochi, tangannya kemudian terulur untuk mengusap pundak Ira, "Tenang aja, Ra, pasti bunda ngerti. Kalau marah mah wajar. Kita juga bisa ikut jelasin situasinya kalau kamu mau."

Ira hanya mengangguk sebelum dipaksa Ochi untuk lanjut menghabiskan sarapannya.

"Motornya Una jadinya gimana, Cik?" Ira bertanya setelah mengingat keadaan motor milik temannya yang dia jatuhkan kemarin.

Ira sudah menawarkan ganti rugi tetapi Una menolak keras dengan alasan hanya lecet sedikit, tapi Ira tetap merasa tidak enak.

Ochi yang sedang berinisiatif untuk membuka jendela kamar Ira kemudian menoleh, "Belum diapa-apain sih, katanya ngecatnya nunggu baret banyak aja. Baret dikit doang kok, Ra."

Ira menundukkan kepalanya. Niatnya untuk tidak merepotkan orang lain malah berakhir sangat merepotkan.

Ochi yang melihat itu pun langsung menenangkan Ira, "Udah, enggak apa-apa, Ra, emang sebenernya jatuh ringan doang kan, enggak kelihatan kok baretnya."

Ira mengangguk lemah sebelum akhirnya dia mengingat sesuatu, "Kalo Evan?"

Tepat di ruang tamu kosan, dua orang yang tersisa kecuali mereka yang ada di kamar Ira dan yang berangkat kampus sedang berhadapan.

Yang satu berdiri dengan pose mengintimidasi, sedangkan yang satunya lagi hanya duduk dengan kepala tertunduk.

"Kenapa dilepas coba?" tanya Una yang sedang berkacak pinggang di hadapan Evan yang terduduk di sofa ruang tamu seperti terdakwa.

Gudeg 97Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang