21. Sepenggal Kisah Bakmie Godog

266 40 4
                                    

21
Sepenggal Kisah Bakmie Godog

Playlist
we'll be okay, for today - Arash Buana, Anya Taroreh

───

DERING telepon berbunyi saat Ira baru saja menginjakkan kakinya di luar kelas sore menjelang malam ini. Betapa tidak terkejutnya dia ketika panggilan itu ternyata datang dari Una.

Tanpa berpikir lebih lama lagi, Ira langsung saja menerima panggilan itu.

"Halo seng," sapa Una dari balik panggilan itu.

"Gimana, Na?" tanya Ira langsung pada intinya, dia sedang kehabisan semua energi yang dia miliki sejak obrolannya dengan Mas Aryo kemarin.

"Makan yuk, bakmie godog biasa sama Mika sama Jefri juga, ditunggu ya," sebelum Ira sempat untuk mengucapkan barang satu kata pun, panggilan sengaja diputus oleh Una.

Ira menatap layar ponselnya sejenak sebelum kemudian menghela napas. Sialnya, hidup harus terus berjalan. Maka tidak ragu lah jarinya berkelana ke aplikasi ojek online langganannya untuk segera menuju ke tempat yang disebut sebagai 'bakmie godog biasa' oleh Una tadi.

Di sisi lain, sembari menunggu Ira, mereka yang sudah berkumpul lebih dulu, Una, Jefri, dan Mika kini sedang duduk di bangku panjang milik penjual cilok di dekat Alkid (Alun-Alun Kidul).

"Udah di jalan?" tanya Jefri yang langsung dijawab oleh Una, "Udah, gojek dia."

Mika melirik Una yang duduk di sampingnya, wajah lesu itu sebenarnya sudah bisa menjelaskan semuanya, tapi hanya untuk memastikan, "Parah banget ya emang?"

Una menghela napas, "Enggak paham sih detailnya gimana, tapi iya, parah banget."

Kali ini Jefri ikut menghela napas, Mika yang duduk diantara Jefri dan Una hanya bisa bergantian mengalihkan pandangan.

"Pantesan udah lama enggak lihat Mas Aryo," ujar Jefri sambil menatap lurus ke kendaraan yang lewat di depannya.

"Eh, tapi masih kan?" pertanyaan lanjutan dari Jefri membuat Mika juga menatap Una penasaran, ingin tahu kejelasan dari permasalahan yang sedang menimpa temannya.

Una diam sejenak kemudian mengedikkan bahu, "Enggak tahu deh, Ira bilang break doang."

Mika dan Jefri sama-sama mendesah kecewa, sebagai oknum yang sudah sedikit lebih berpengalaman, agaknya mereka memiliki pemikiran yang sama sekarang.

Untuk beberapa saat mereka larut dalam pemikiran masing-masing sampai dering telepon menginterupsi fokus mereka, "Ira," kata Una sembari menjawab telepon itu.

"Lagi di Cilok Semutan, kamu udah sampe?" Una tampak diam mendengarkan Ira bicara di balik panggilan itu.

"Yaudah, kita jalan kesana, see youu!" ucap Una lagi, kali ini sambil memasukkan ponsel ke dalam tasnya.

"Yuk!"

Kedua laki-laki itu ikut bangkit mengikuti Una berjalan menuju tempat dimana seharusnya mereka dan Ira bertemu.

───

"Habis kelas apa, Ra?" tanya Jefri memulai obrolan mereka dengan basa-basi standar di hadapan meja kosong yang akan diisi bakmie godog setelah ini.

Gudeg 97Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang