18. Salah Mati Lampu

357 41 13
                                    

18
Salah Mati Lampu

Playlist
Seperti Mati Lampu - King Nassar

───

MALAM yang lagi-lagi dihiasi dengan rintikan air hujan diisi dengan petikan senar gitar kesayangan milik Jojo.

Di balkon Kosan AA, saksi bisu banyak cerita yang sudah ditulis di sana selama ini, duduklah Jojo bersama dengan teman-teman setianya, rokok dan kopi hitam.

Perpaduan yang awalnya sangat dia benci karena terlalu pahit untuk dirasakan, tapi ternyata lama kelamaan dia bisa mengerti juga kenapa orang-orang bilang perpaduan ini sempurna.

Kini Jojo sudah sepaket dengan mereka semua, hampir tidak bisa dipisahkan.

Orang-orang di sekelilingnya sudah terlalu tahu hal itu, bahkan Syifa sang pacar sekali pun tidak pernah buka suara soal itu karena tahu kalau  Jojo tanpa gitar, rokok, dan kopi hitam sama dengan mati.

Memang sudah lebih dari biasa Jojo menjalankan ritualnya ini, namun yang membuat perbedaan kali ini adalah manusia yang sudah menghabiskan dua batang rokok sendirian sejak duduk di sebelahnya.

"Tumben," Jojo yang sedari tadi diam akhirnya buka suara saat tangan Evan beranjak untuk mengambil batang ketiga.

Evan tersenyum miring, "Occational," dan dengan itu langsung menyalakan rokok ketiganya hari ini.

Jojo ingat betul seperti apa Evan dulu, jauh lebih parah jika dibandingkan dengan dia. Tapi Jojo juga ingat bagaimana Evan bilang dia akan bertobat dan memang itu yang terjadi selama ini.

Jarang sekali ada yang melihat Evan memegang barang bernama rokok itu karena mungkin memang dia tidak pernah memegangnya lagi, tapi hari ini sepertinya cukup berbeda.

"Kenapa? Bapak?" tanya Jojo yang kemudian membuat Evan benar-benar kehilangan barang segurat emosi saja di wajahnya.

Evan dengan sadar membiarkan pertanyaan Jojo terbang bebas ke udara bersama dengan asap rokok yang dihembuskannya.

Menyadari itu, Jojo kemudian hanya menatap lurus ke depan sambil memetik senar gitarnya asal.

Tidak bertahan lama mereka dalam keheningan itu karena setelahnya semua mendadak gelap.

Rumah-rumah warga yang awalnya bisa keduanya lihat bersinar kecil seperti bintang dari balkon itu pun tampak tiba-tiba gelap.

Suara-suara teriakan perempuan mulai terdengar dari lantai dasar.

"Mati lampu," gumam Evan.

───

"Okay, kita mulai ya," Una yang secara natural bertugas sebagai moderator kini sudah meletakkan ponsel yang menunjukkan layar spinwheel.

Setelah drama mati lampu mendadak, seluruh anak kosan akhirnya sepakat untuk berkumpul di ruang tamu seperti biasa.

Kabarnya lampu akan mati sampai tengah malam karena ada pohon tumbang. Maka di waktu-waktu seperti inilah saatnya Una mengeluarkan segudang permainan serunya.

Mereka memutuskan untuk memainkan permainan super basic, yaitu truth or dare. Saat ini mereka lengkap tujuh orang sudah duduk melingkar di ruang tamu kosan.

Gudeg 97Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang