17. Seblak Galak

385 49 15
                                    

17
Seblak Galak

Playlist
Racun Dunia - The Changcuters

───

SIAPA manusia yang hidup di dunia ini yang tidak suka seblak? Berantem sama mereka bertiga sekarang!

Sebagai seorang penggemar seblak tingkat akut, Ira, Una, dan Ochi sering sekali memilih nyeblak sebagai agenda meet up mereka di saat sudah mentok ide.

Mereka sudah menjelajahi semua warung seblak di UMAR dan sekitarnya.

Maka seperti hari-hari lain, kali ini mereka mencoba seblak prasmanan yang baru buka di dekat FISIP UMAR.

"Enak ya, tapi enakan Utama," komentar Ira setelah mencicipi kuah seblaknya. Sampai hari ini dia masih belum bisa menemukan seblak yang lebih enak daripada Seblak Utama di dekat gerbang belakang kampus.

Ochi mendecak, "No, no, no, enakan Mbakyu."

Una langsung menggerakkan telunjuknya tanda tidak setuju, "Mbakyu asin, Cik, enakan Mang Suri."

"Mang Suri kerupuknya masih keras jir, bisa bisaan," balas Ochi tidak terima.

Una meletakkan alat makannya, agaknya sudah tidak terlalu peduli dengan seblak di hadapannya, "Mending lah, kerupuk bisa empuk di kuah panas, Cik, kalo keasinan kaya Mbakyu gimana benerinnya?"

Ochi ikut meletakkan alat makannya, "Na, kamu tinggal bilang minta dikurangi garemnya, gampang lo—."

"Gais," suara Ira menginterupsi percekcokan dua orang tadi, keduanya langsung menghadap ke arah Ira.

"Enakan Utama, udah lanjut makan lagi yuk, jangan berantem," lanjut Ira sambil tersenyum lembut.

"Kita enggak berantem, Ra, diskusi ini namanya," balas Ochi yang langsung diangguki oleh Una, "Betul."

Ira hanya menggeleng heran, bagaimana bisa diskusi berjalan dengan nada tinggi seperti tadi?

Setelahnya ada keheningan di antara mereka, ini lah saat-saat mereka menikmati seblak sebenarnya.

"Gimana kisah cinta?" Una melemparkan pertanyaan secara tiba-tiba membuat kedua orang lainnya memusatkan pandangan ke arahnya.

Sebenarnya obrolan semacam ini sudah menjadi topik obrolan wajib setiap mereka berkumpul, tapi mau diulang berapa kali pun ternyata ditanya seperti itu rasanya tetap mengejutkan.

Ochi tersenyum miring, "Bukannya kamu yang harus ditanya gitu?"

Ira tertawa lirih, sedangkan Una langsung melemparkan tatapan tidak terima terhadap kedua temannya itu.

"Gimana, Na, Bayu asik?" kali ini bahkan Ira yang biasanya jarang ikut campur dalam hal-hal semacam itu ikut andil.

Una menghela napas, "Apasih? Kenapa Bayu?"

"Udahlah, semua orang tahu Bayu suka sama kamu," kali ini Ira lagi yang berbicara.

Una menghela napas, "Kenapa? Gara-gara pinjem buku? Itu cuma pinjem buku doang, Ra. Makanya kalian rajin baca buku juga biar Bayu bisa pinjem buku ke kalian."

"Gitu aja enggak paham. Modus itu, Na. Siapa ya yang katanya udah expert pacaran?" Ochi membuka suara mengingatkan Una pada perkataannya dulu di awal-awal semester.

Gudeg 97Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang