14. Balada Perdamaian

384 46 11
                                    

14
Balada Perdamaian

Playlist
Sepatu - Tulus

───

MEMANG sedikit nekat, rencana untuk meninggalkan Una dan Ochi hanya berdua dalam kondisi mereka yang memperihatinkan. Mereka sudah sepakat untuk tidak pulang ke kosan hari ini, sejalan dengan pembahasan mereka di Warung Gudeg 97 kemarin.

Ira yang sejak kemarin menjadi penengah di antara dua orang itu kini menjadi semakin gugup. Bahkan dia tidak bisa menatap langsung ke mata Una saat Una ada di dekatnya seperti sekarang.

"Capek banget, Ra, serius," keluh Una masih sambil berkutat dengan alat masaknya di atas kompor.

Iraa yang sedang memotong bahan-bahan tambahan untuk nasi goreng lantas mengalihkan pandangan ke arah Una yang memunggunginya, "Bawel ya ketuanya?"

Una membalikkan kepalanya ke arah Ira, dengan segera Ira mengalihkan pandangannya lagi, "Iya banget, perfeksionis sih bagus ya, tapi kalau semua anggotanya stress kan keterlaluan."

Ira hanya mengangguk menyetujui ucapan Una. Dia tahu Una sedang bermasalah dengan ketua organisasinya, itulah alasan kenapa Una jadi sangat sensitif akhir-akhir ini, setidaknya itulah yang Ira rasakan.

Suara pintu yang terbuka membuat Ira langsung menoleh, ternyata Ochi baru saja keluar dari kamar terlihat sudah siap untuk keluar.

Ochi hanya berjalan mendekati kulkas di dapur kemudian mengeluarkan sekotak susu dari dalam sana.

Dia meneguk beberapa kali kemudian mengembalikan kotak susu itu kembali ke tempatnya, "Berangkat, Ra."

Ira yang kaget spontan merespons sekenanya, "Iya, Cik, hati-hati."

Setelahnya Ochi pergi meninggalkannya keluar kosan. Ira menggigit bibir bawahnya, fakta bahwa Ochi hanya menganggapnya di sana padahal ada Una di satu ruangan yang sama membuatnya canggung.

Ira melirik Una sekilas, perempuan itu tampak tidak terusik dan masih sibuk dengan masakannya.

Mereka berdua benar-benar berhati dingin, lihat saja bagaimana dalam situasi seperti ini pun tidak ada pihak yang mau mengalah.

Semuanya jadi tidak berjalan dengan mudah di dalam kosan, bukan hanya bagi dua orang itu saja, tapi orang-orang di sekitar mereka juga.

Melihat bagaimana dua orang dengan kepribadian yang sama kerasnya bermasalah bukan sebuah hal yang menyenangkan.

Harapan Ira akan rencana yang sudah disusun kemarin semakin tinggi, semoga besok saat dia kembali ke kosan, suasana akan membaik di antara mereka.

───

Sungguh sangat di luar prediksi BMKG. Hujan turun mengguyur Kota Yogyakarta bagian Kosan AA. Tidak tanggung-tanggung, hujan yang turun cukup besar dibersamai dengan angin. Ini jarang sekali terjadi.

Entah apa yang membuat Tuhan berpikir kalau hari ini adalah hari yang tepat untuk menurunkan hujan lebat.

Sama seperti orang normal lainnya, Una tidur meringkuk di kasurnya dilapisi selimut tebal. Hujan-hujan begini memang saat-saat paling mager.

Persetan dengan semua deadline tugas dan group chat organisasi yang sengaja dia bisukan. Una sedang tidak baik-baik saja.

Masalah muncul dimana-mana, entah itu di kampus atau di kosan, kehidupannya sedang diuji dengan banyak permasalahan.

Gudeg 97Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang