13. Simulasi Perang Dunia

349 44 10
                                    

13
Simulasi Perang Dunia

Playlist
Air & Api - Naif

───

PANDANGAN Mika bertemu dengan milik Ira lagi, kali ini masih tidak ada yang berani buka suara.

Mereka duduk berhadapan di meja makan, sementara itu kedua teman mereka sepertinya sedang adu keras-kerasan membunyikan perabot di dapur.

PRANG!

Ira mencuri pandang ke arah dapur, terlihat Una yang baru saja meletakkan wajan di atas kompor dengan tenaga yang agak berlebihan.

BRAK!

Tidak lama setelahnya Ochi menutup kabinet dapur dengan tenaga yang tidak kalah berlebihan dari Una, menimbulkan suara berisik sejak tadi.

Kedua orang itu juga tidak bersuara sejak tadi dan itu adalah alasan kenapa Mika dan Ira yang duduk di meja makan juga sungkan untuk berbicara.

Ochi terlihat beranjak dari dapur menuju kamarnya tanpa sepatah kata pun, kemudian membanting pintu kamar.

Una yang mendengar itu ikut memusatkan perhatiannya ke arah pintu yang baru saja ditutup oleh Ochi, tatapannya tajam sebelum akhirnya dia mendecak kasar.

Selanjutnya, ya, Una ikut masuk ke dalam kamarnya sendiri kemudian menutup pintu itu tidak kalah keras.

Ira dan Mika sama-sama menghela napas, di satu sisi lega karena kecanggungan tadi sudah berakhir, di sisi yang lain heran dengan kelakuan dua temannya itu.

"Mereka kenapa sih?" tanya Mika.

Ira lagi-lagi menghela napas, "Mik," katanya sambil merengek sebelum akhirnya menceritakan semua yang dia tahu kepada Mika.

[Sebelumnya di Kosan AA]

"Duluan ya," Una berjalan menuju rak sepatu, melewati Ochi dan Ira yang sedang duduk di ruang tamu.

Dia hendak rapat organisasi kali ini.

"Semangat!" seru Ochi yang duduk membelakangi Una.

Ira menoleh sekilas ke arah Una, "Hati-hati ya."

Una hanya mengacungkan jempolnya tinggi-tinggi sambil merogoh isi rak itu.

Ira dan Ochi kembali fokus dengan kegiatan mereka masing-masing, scroll TikT*k sampai panggilan Una membuat keduanya mengalihkan pandangan.

"Cik," panggil Una.

Ochi langsung membalikkan badannya, "Kenapa?"

Una berjalan mendekat ke arah ruang tamu, "Sepatu putih aku mana? Yang kamu pinjem."

"Kan laundry," balas Ochi singkat. Dia memang meminjam sepatu putih milih Una beberapa hari yang lalu dan sekarang sedang ada di tempat laundry sepatu.

Una mendecak, "Mau aku pakai loh padahal."

Ochi seketika menegakkan badannya, membuat posisi duduk yang lebih serius mengikuti nada bicara Una, "Duh, sorry, Na. Gimana dong?"

Gudeg 97Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang