12. Jamaah Resah

443 53 17
                                    

12
Jamaah Resah

Playlist
Cintamu Sepahit Topi Miring - Jogja Hip Hop Foundation

───

ENTAH sudah berapa kali Jefri menguap pagi ini, setelah semalaman penuh begadang mengerjakan tugas di dalam kamarnya, kini Ia harus berhadapan dengan kericuhan dari rumah seberang yang katanya kemalingan semalam.

Banyak warga kompleks berkumpul di depan rumah Bu Cokro untuk menayakan berbagai macam pertanyaan tentang kronologi kejadian semalam.

Satu-satunya hal yang bisa Jefri tangkap adalah ada orang yang membobol rumah itu dan mencuri tabung gas. Sungguh aneh-aneh sekali orang zaman sekarang.

Saat hendak menguap lagi, Jefri merasakan kehadiran seseorang di sebelahnya, "Kenapa, Jep?"

Ira masih dengan muka bantalnya ikut memerhatikan keramaian di depan kosan. Di seberang sana Bayu terlihat sedang sibuk menjelaskan kronologi kejadian kepada warga sekitar dan terlihat juga Bu Cokro yang sedang bercerita dengan penuh amarah kepada beberapa ibu-ibu.

"Rumahnya Bu Cokro kemalingan gas," balas Jefri singkat.

Ira mengernyitkan dahinya, "Maling gas?"

Jefri mengangguk namun kemudian terheran-heran karena Ira tiba-tiba tertawa, "Maling banyak jenisnya ya ternyata."

───

Kesehariannya sebagai mahasiswa sudah sangat melelahkan, maka setiap dapat terbebas dari tugas BEM Una akan memilih untuk jogging di sekitar kompleks.

Malasnya adalah Mas Ayut yang tidak pernah absen menggodanya setiap jogging, seperti saat ini mas-mas itu sudah ikut jogging di sebelahnya, "Sore, Una."

Una hanya bisa menanggapi dengan senyuman canggung.

"Sendirian aja, Una?"

Una benar-benar memutar otaknya saat itu juga untuk membuat orang di sebelahnya ini pergi jauh-jauh, "Enggak kok, Mas, temen saya nyusul."

Terpaksa dia berbohong, alasan apa lagi yang bisa dia gunakan agar terhindar dari Mas Ayut?

"Kalau gitu Mas Ayut temenin sampe temennya dateng ya."

Una membulatkan matanya dan buru-buru menolak tawaran itu, "Enggak usah, Mas. Saya...."

Sial! Dia kehabisan alasan. Mas Ayut tersenyum menunggu lanjutan kalimat Una.

"Saya...," pada saat paling kritis itu matanya menangkap kehadiran seseorang di dekat gerobak siomay di taman kompleks sore itu, maka dengan keyakinan penuh Una melancarkan aksinya.

"BAYU!" seruan Una membuat laki-laki yang sedang jajan siomay sore itu menoleh ke arahnya.

Una melambaikan tangan ke arah Bayu membuat Bayu mengernyitkan dahinya kebingungan.

"Udah dateng ternyata, Mas, saya duluan ya," dengan tergesa Una meninggalkan Mas Ayut dan berjalan cepat ke arah Bayu di gerobak siomay itu.

Bayu memerhatikan Una yang berjalan mendekatinya, jantungnya berdegup kencang. Padahal niatnya ke sini hanya untuk membeli siomay, tapi ternyata keberuntungan ada di pihaknya sore ini.

"Yuk, tolongin ya," pinta Una ketika sudah berdiri di sebelah Bayu di bawah payung gerobak siomay itu.

Sebenarnya Bayu masih gugup, tapi dia mencoba untuk tenang dalam situasi ini, enggan tampak aneh di hadapan Mbak Una.

"Haha, Mas Ayut ya, Mbak?"

"Iya. Kenapa sih seneng banget ke sini," protes Una sambil melihat Mas Ayut yang sudah duduk di bangku pinggir taman kompleks.

Gudeg 97Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang