Azura sedang berada di kantin, begitu juga dengan anak-anak Derox. Jevan datang membawakan sebotol minuman untuk Azura yang barusaja menjalani hukuman dijemur didepan tiang bendera karena tidak mengerjakan pr Matematika.
"Capek ya?" Tanya Jevan sembari membukakan tutup botol itu dan memberikannya kepada Azura.
"Udah biasa." Jawab Azura santai. Ia memang sudah sering mendapat hukuman seperti ini entah karena tidak mengerjakan pr atau kerena hal lainnya.
"Lagian Van, lo kayak gak kenal Azura aja. tiada hari tanpa dijemur di depan tiang bendera." Ujar Haidar yang berhasil membuat Azura kesel setengah mati.
"DIEM LO BANGKE, MAU GUE SANTET LO!" Ucap Azura yang sudah dipenuhi amarah.
"Ampun yang mulia." Balas Haidar.
Melihat tingkah mereka berdua membuat yang lainnya bergeleng kepala. Memang istilah Tom and Jerry sangat cocok untuk Azura dan Haidar yang selalu bertengkar setiap hari.
"Rengga." Panggil Azura.
Merasa namanya dipanggil Rengga pun refleks menoleh kearah sumber suara. "Kenapa Ra?"
"Lo kok bisa pinter banget sih? tukeran otak mau gak?" Tanya Azura seraya menaik turunkan alisnya.
Rengga terdiam sesaat sebelum akhirnya bertanya. "Om Reno pulang ya, Ra?" Tanya Rengga. Bukan hal baru jika Azura tiba-tiba meminta tukeran otak dengan Rengga. Penyebabnya pasti papanya.
"Gini ya, rasanya jadi orang bego." Alih-alih menjawab pertanyaan Rengga, Azura malah melanjutkan ucapannya. "Ortu lo pasti bangga sama lo."
"Ra, didunia ini gak ada yang namanya orang bodoh. Adanya orang rajin sama orang males." Kali ini Arles yang berbicara.
Mendengar ucapan Arles tersebut membuat Naren menganggukan kepalanya.
"Lo itu cuma males Ra." Lanjut Arles
"SETUJU!" Seru Haidar, ia setuju dengan ucapan Arles.
"Bener kata si bos. Tinggal terima nasib aja kalo lo itu bego." Lagi dan lagi Haidar memang selalu berhasil membuat Azura kesel. jika ditanya apa kemampuan Haidar tentu jawabannya membuat Azura kesel.
"Gue gak ngomong sama lo bangsat! Lagian otak gue sama otak lo itu sebelas dua belas." ujar Azura kesal.
"Tapi pinteran gue dikit." sahut Haidar.
"Udahlah Ra, gak usah dipikirin." Kali ini Jevan yang berbicara. Ia tau betul apa yang dialami Azura. Azura paling tidak suka jika dibanding bandingkan.
"Lo mau belajar bareng gue?" Tawar Rengga.
"Gamau." Azura menjawab cepat.
"Atau mau gue cariin guru privat?" Cakra memberikan usulan.
"Gamau." Jawab Azura.
"Yaudah lo mau apa nanti gue turutin." Jevan mengusap rambut Azura.
"Mau es krim." Jawab Azura sembari menunjukkan puppy eyes nya.
✯✯✯
Murid murid SMA Bayangkara berhamburan keluar kelas. hari sudah mulai sore. mengikuti pelajaran dari pagi memang sangat melelahkan.
Azura keluar kelas, Ia langsung menuju ke parkiran sekolah. Jevan pasti sudah menunggunya. Dan benar saja Jevan sudah ada disana.menunggu Azura yang belum datang.
"Daritadi?" Tanya Azura.
"Baru aja, langsung pulang?" Jevan bertanya.
"Evan, gue gak mau pulang." Jawab Azura yang tampak murung.
"Kenapa?" Jevan tau alasan kenapa Azura males pulang kerumah pasti karena Papanya.
"Males ketemu sama si tua bangka." Jawab Azura.
"Mau kemarkas?" Tanya Jevan
"maauu."
Azura menjawab penuh antusias. Kemudian Jevan memakaikan helm ke kepala Azura. dan menyuruh nya untuk naik.
"Pegangan Ra." Pinta Jevan.
✯✯✯
"Evan, pengen martabak manis." Ujar Azura ketika melihat pedagang martabak manis dipinggir jalan.
"Lo mau?" Jevan merasakan gerakan anggukan dari kepala Azura yang menyender dipunggungnya.
Jevan menghentikan motornya tepat didepan penjual martabak manis.
"Pak, rasa coklat keju empat ya." Jevan sengaja memesan empat sekalian buat temen-temennya.
"Siaap, duduk dulu mas."
"Kok pesennya banyak banget?" Tanya Azura.
"Sekalian buat anak-anak." Jawab Jevan.
Azura menganggukan kepalanya. "Van, lihat deh, senjanya indah ya." Ujar Azura dengan jari telunjuk mengarah keatas langit yang berwarna jingga.
Indah, sangat indah.
"Iya, tapi lebih indahan kamu." Jawab Jevan.
"Kamu?" Beo Azura.
"L-lo maksudnya." Jawab Jevan singkat.
"Gombalan basi..gue itu Azura bukan indah." Jevan tertawa mendengar ucapan Azura, memang gadis satu ini tidak bisa diajak romantis.
"Ini mas martabak manisnya." Ucap penjual martabak manis.
Jevan mengambil selembar uang seratus ribu dan memberikannya kepada sipenjual. "Kembaliannya ambil aja pak." Ucap Jevan.
"Makasih mas."
Azura dan Jevan pun pergi dan melanjutkan perjalanannya menuju markas Derox.
✯✯✯
TBC..
JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN GUYS!!
THANKS FOR READING ✨
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVARA
Random[FOLLOW DULU SEBELUM BACA‼️] JEVARA (JEVAN AZURA) Tentang Azura dengan segala rasa sakitnya. Dan tentang Jevan yang selalu menjadi obatnya. Azura dan Jevan adalah sahabat dari kecil. Bisa dikatakan bahwa Azura sangat beruntung karena memiliki sahaba...