16.JATUH CINTA SENDIRIAN

114 58 20
                                    

Selamat datang di cerita JEVARA!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat datang di cerita JEVARA!!

Part kali ini 1500++ word semoga puas dan ga boring ya, sebagai gantinya kalian janlup vote and comment, okeyyy??!!

Happy reading..

✯✯✯

"BANGSAT JEVAN!" Azura langsung menendang Jevan yang sedang duduk dibawahnya, cowok itu sedang mengobati Azura.

"Mulutnya." Jevan mendelik kearah Azura saat mendengar ucapan gadis itu. Bagaimana jika bundanya mendengar tadi? Bagaimana jika jiya meniru perkataan Azura? Bisa digeprek bunda nanti.

"Maaf, Van, gak sengaja." Ucap Azura dengan cengengesan. Jevan menggelengkan kepalanya melihat tingkah Azura yang malah cengengesan saja.

"Jangan diulangi lagi, kalo bunda denger gimana nanti?"

"Jangan diulangi lagi ya kak Ula, nanti bunda malah loh." Ucap bocah perempuan yang berumur sekitar 3 tahunan. Jiya namanya bocah yang belum bisa menyebut huruf R, bukan cadel tapi Jiya belum belajar cara pengucapannya.

"Iya Jiya, maafin kak Ura ya, keceplosan tadi." Jawab Azura dengan nada lembut.

"Lagian lo sih, ngobatin itu pelan-pelan jangan asal diteken gitu. Masih basah loh ini lukanya!" Gerutu Azura dengan nada yang sangat berbeda dari sebelumnya.

"Iya, maafin Evan ya." Azura menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

"AZURA?! KAMU KENAPA NAK?" Jihan berjalan menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa saat ia melihat Azura yang duduk disofa ruang tamu dalam keadaan jauh dari kata baik-baik saja.

"Zura gapapa bunda." Jawab Azura ketika Jihan sudah tiba dihadapannya.

"Kamu kenapa bisa begini?" Jihan kembali bertanya dengan raut wajah khawatirnya. Wanita itu menatap khawatir kearah wajah Azura yang penuh lebam.

"Bunda, Zura gapapa." Jawab Azura.

"Kamu ini Van, gak becus banget jagain Azura." Gerutu Jihan sembari menjitak kepala Jevan.

"Hukuman buat kamu karena gak becus jagain anak bunda!" Ucap Jihan saat melihat Jevan hendak protes karena jitakannya tadi.

Jiya yang tadi duduk disamping Azura kini beranjak turun dari sofa. Ia mendekat kearah Jevan dan langsung menghadiahi satu jitakan untuk Jevan walaupun tak terasa sakit sama sekali.

Azura tertawa kecil kala melihat interaksi keluarga tersebut, keluarga seperti inilah yang selalu Azura inginkan. Setidaknya dengan melihat interaksi keluarga tersebut dapat mengurangi rasa sesak di hatinya saat ini.

"Bunda, Zura boleh nginap disini?" Tanya Azura.

Jihan mengelus puncak kepala Azura dan mengecup kening gadis itu. "Tentu sayang, ini rumah kamu juga." Jawab Jihan.

JEVARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang