"Loh, kok malah kesini?" Azura mengernyitkan keningnya saat Jevan menghentikan motornya di sebuah restoran. Mengapa Jevan malah menghentikan motornya di sebuah restoran?
"Gue tau Lo belum sarapan kan." Ujar Jevan.
"Gue gak laper." Balas Azura singkat.
"Zura, Evan gak mau kalau Zura sakit nanti, sarapan dulu ya." Ujar Jevan sambil memasang puppy eyes nya. Ya Tuhan, Azura tidak sanggup melihat kegemasan ini.
"Evan, sumpah lo gemes banget, pengen gue pelet deh." Batin Azura sambil terkekeh.
"Apaan sih jijik tau gak. Yaudah ayo masuk!" Ujar Azura sinis, tak ingin Jevan tahu bahwa dirinya merasa gemas dengan cowok tersebut akhirnya gadis itu pun langsung masuk kedalam restoran. Emang dasar gadis munafik!
Azura memilih tempat duduk didekat jendela. katanya biar bisa liat pemandangan walaupun pemandangan saat ini hanyalah kendaraan yang lewat.
"Van.." Panggil Azura lirih.
"Ada apa?"
"Gue masih merasa bersalah sama dia." Azura menundukkan kepalanya dalam. Rasanya seperti ada beban yang sangat berat dihati dan pikirannya.
"Ra, inget kata gue. Jangan pernah mengingat masa-masa kelam tapi ingatlah masa-masa bahagia yang penuh dengan kebahagiaan." Ujar Jevan.
"Gak ada gunanya kita melihat kebelakang, masa depan ada didepan bukan dibelakang." Imbuhnya.
Lagi dan lagi Jevan berhasil membuat Azura tenang. kata-kata Jevan memang ada benarnya. Untuk apa kita mengingat masa lalu. Masa lalu ada dibelakang dan masa depan ada didepan.
"Van, jangan tinggalin gue ya. Gue gak mau kehilangan orang yang gue sayang untuk sekian kalinya. Cukup Bunda dan dia yang pergi." Ujar Azura yang susah payah menahan air matanya. Entah mengapa gadis itu menjadi emosional saat ini.
"Zura, gue gak bakal ninggalin lo apapun yang terjadi." Ujar Jevan sembari mengusap air mata Azura yang berhasil membasahi pipinya.
"Kenapa semuanya ninggalin gue, Van?"
"Gue nggak, gue bakal selalu jagain lo Azura." Jevan menggenggam tangan Azura berharap agar gadis didepannya ini merasa cukup tenang.
"Lo masih ingat janji gue dulu kan?" Tanya Jevan. Azura hanya membalas dengan anggukan kecil.
"Zura, Evan janji gak bakal ninggalin Zura sendirian."
Azura terkekeh ringan saat Ia ingat ketika Jevan kecil mengatakan janji tersebut. Tepat di ulang tahunnya yang ke-6 tahun.
"Udah jangan nangis. masa cantiknya Evan nangis." Jevan mengusap lembut pipi Azura.
✯✯✯
Jevan dan Azura akhirnya sampai ditempat tujuan setelah mampir untuk sarapan dan juga mampir ke toko bunga. Seperti permintaan awal Azura bahwa dirinya ingin membawakan bunga untuk seseorang. Seseorang yang kini telah berada di tempat ternyamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVARA
Random[FOLLOW DULU SEBELUM BACA‼️] JEVARA (JEVAN AZURA) Tentang Azura dengan segala rasa sakitnya. Dan tentang Jevan yang selalu menjadi obatnya. Azura dan Jevan adalah sahabat dari kecil. Bisa dikatakan bahwa Azura sangat beruntung karena memiliki sahaba...