23. SEBUAH RENCANA

22 5 1
                                    

Hallowww selamat datang di cerita JEVARA!!

Tandai typo!

HAPPY READING..

✯✯✯

"Lo yakin ini berhasil?" Jevan menatap Jean dengan alis yang terangkat satu.

Jean menganggukan kepalanya mantap. "Gue yakin seratus persen!" Jawabnya percaya diri.

"Kalau ga berhasil, kita jadiin dia babi ngepet." Celetuk Haidar yang langsung dihadiahi tabokan dari Cakra. "Pikiran lo ngepet teros!"

"Loh, tadi siapa yang bilang kalo kita mau ngepet malam ini? Jevan kan." Balas Haidar sambil menunjuk kearah Jevan. "Kalo cara ini gak berhasil buat Azura bertekuk lutut sama Jevan, bararti Jean kita jadiin babinya, kita yang jaga lilin." Imbuh Haidar dengan nada antusiasnya.

"Tolol." Cibir Jean. "Ganteng gini mau dijadiin babi? yang ada bukan bawa uang malah bawa jalang." Ujar Jean dengan nada songong nya. Yang membuat para inti Derox menggelengkan kepalanya.

Saat ini para inti Derox minus Azura sedang berkumpul dikamar Jevan untuk membahas masalah yang dihadapi oleh salah satu anggotanya, yaitu Jevan.  Kalian tau masalah apa? Masalah cinta!

Kali ini mereka sedang merencanakan sesuatu supaya Jevan si korban frienzone ini keluar dari kutukannya. Kutukan friendzone seumur hidup! Sungguh sangat apes hidup Jevan. Bayangkan saja sahabatan dari masih zigot sampai dewasa seperti ini masih saja tidak bisa membuat Azura, sang pujaan hati bertekuk lutut padanya.

Padahal jika dilihat-lihat, Jevan ini gak jelek-jelek amat malah amat-amat ganteng, terus dia juga termasuk murid yang pintar gak bego-bego banget lah, Ia juga kaya dan gak kere banget tapi hal itu masih saja tidak bisa membuat gadis bernama Azura Daniya Audrey balik mencintainya.

Sungguh miris!

"Mau seberusaha apapun kalo ceweknya gak suka, percuma." Ujar Naren yang daritadi hanya diam dan memainkan handphone nya.

Mendengar ucapan Naren, Jevan pun langsung mengalihkan etensinya pada cowok tersebut. "Lo kenapa sih, kayak gasuka banget gue usaha buat dapetin Zura?" Tanya Jevan dengan nada selidiknya.

"Lo suka Azura?"

Naren menatap Jevan. Mengalihkan etensinya setelah lama hanya menatap ke ponselnya saja. "Bukan urusan lo." Jawabnya singkat.

"Urusan gue kalo menyangkut Azura." Sahut Jevan cepat. Kini cowok itu merubah posisinya sehingga benar-benar menghadap kearah Naren. "Lo gak suka kalo Azura sama gue? Lo suka sama Azura? Ngaku bangsat!"

"Van!" Tegur Arles. Mata elangnya kini menatap kearah Jevan dan Naren secara bergantian. "Bisa gausah berantem cuma gara-gara masalah cewek?"

"Kek bocah tau gak!"

Ucapan Arles tersebut mampu membuat emosi Jevan sedikit berkurang. Cowok itu sadar gak seharusnya ia begitu. "Maaf." Ucapnya singkat.

"Gue balik." Ucap Naren yang langsung beranjak dan menggandeng tangan Liona. "Pulang bareng gue."

"Lah, malah gondok tuh anak." Celetuk Rengga.

"Kayaknya bang Naren suka sama kak Zura deh." Ujar Jean yang sontak membuat seluruh inti Derox menatapnya. "Eh, ini berdasarkan pengalaman pribadi ya, bang Naren keliatan gak suka kalo bang Jevan deketin kak Zura." Lanjut Jean.

Cakra mengangguk kepalanya. "Bener tuh, sebagai seorang playboy gue tau banget ciri-ciri orang yang suka sama seseorang." Balas Cakra.

"Tuhkan bener." Sahut Jean sembari mengajak tos Cakra.

JEVARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang