07. RANKING SATU

193 140 13
                                    

"EVAN!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"EVAN!"

"Aku dapet ranking satu!" Gadis remaja yang saat ini berada di kelas satu SMP itu berlari kearah temannya yang saat ini sedang bermain basket di lapangan.

Jevan menghentikan aktivitasnya saat melihat Azura berlari kearahnya. Ia berjalan menghampiri gadis itu. "Beneran?" Tanyanya.

Azura menganggukan kepalanya cepat. "Iya! Papa pasti bangga sama aku." Ujar Azura dengan senyum yang terus mengembangkan di wajahnya.

"Terima kasih, ini semua kerena kamu mau ngajarin aku." Ucap Azura sembari memeluk Jevan.

"No, ini semua karena usaha kamu, Azura."

"Iya, iya. Sebagai tanda terima kasih ayo aku traktir es krim!" Ajak Azura sembari merangkul pundak Jevan dan berjalan bersama.

"PAPA!"

Teriak Azura setelah memasuki rumahnya. Ia melewati ibu tirinya dan langsung pergi menuju ruang kerja papanya. "Aku dapet ranking satu, Pah!" Azura memberikan raport yang ia bawa kepada papanya.

"Benarkah? Coba papa liat." Reno membuka raport sang anak. Bibirnya mengulas senyum saat melihat nilai-nilai anaknya itu.

"Papa bangga sama kamu, Azura." Reno mengelus puncak kepala Azura. "Kamu mau minta hadiah apa dari papa?" Tanyanya.

Azura berpikir sejenak, ada keraguan di dalam hatinya. "Cari bunda?" Azura menundukkan kepalanya. Ia takut akan reaksi papanya nanti. "Bolehkan?"

"Stop bicara tentang bunda! Sudah berapa kali papa bilang. Sekarang kamu sudah punya mama barukan." Ujar Reno yang menatap tajam kearah Azura.

"I don't need a new mom, aku cuma butuh bunda."

"Anggap mama baru kamu sebagai bunda, bisakan?"

"NGGAK!" Sentak Azura, sungguh ia tidak akan pernah bisa manganggap mama tirinya sebagai sang bunda. "Sampai kapanpun tidak ada yang bisa gantiin bunda!" Ucap Azura yang langsung meninggalkan papanya.

Azura sangat marah sekarang. Ia benar-benar benci dengan sikap papanya yang ingkar janji. Pasalnya sebelum ini papanya berjanji bahwa 'jika Azura bisa mendapat ranking satu dikelas, Azura bisa minta hadiah apapun itu' namun sekarang papanya malah ingkar janji. Azura benar-benar bersungguh-sungguh untuk mendapatkan rangking satu. Ia berusaha keras untuk mengalahkan semua teman-temannya. Tapi sekarang usaha Azura ternyata sia-sia, ucapan Reno hanyalah omong kosong belaka.

Reno sendiri tau apa yang akan di minta oleh Azura. Anaknya itu sudah berkali-kali meminta bahkan memohon untuk mencari bundanya. Namun ia tidak bisa dan mungkin tidak akan bisa, karena sekarang keadaannya benar-benar sudah beda. Sekarang ada hati yang harus ia jaga. Ya, hati istri barunya, ia tidak ingin menyakiti hati istrinya itu hanya karena keinginan Azura. Sampai pada saat ia memberikan janji itu kepada Azura dan Azura menerimanya. Namun sayang ia tidak bisa menepati janji tersebut. Karena hal itu, sekarang Azura tak lagi memedulikan soal ranking lagi. Hal itu sungguh membuat Reno sangat marah, ia mengekang, memaksa Azura untuk terus belajar dan bahkan membandingkannya dengan Syakilla adik tirinya. Reno berpikir dengan cara seperti itu Azura akan menurut padanya dan berhasil mempertahankan rankingnya. Ia tidak mau memiliki anak yang bodoh, mau ditaruk dimana reputasinya nanti!

JEVARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang