Happy Reading 💗
.
.
.Brumm..
Brumm..
Brumm..Suara geberan motor memenuhi arena balapan, sorak-sorai menyerukan sang jagoan, padahal para bintang belum melajukan kuda besinya untuk bertanding.
"Lio, gue yakin lo pasti menang lagi malam ini" seru seorang remaja berjaket denim dengan sebatang rokok di tangannya, Erlangga Argapraja dengan senyum menyemangati sang kawan.
"Yoi bro sans ajalah, gue pastiin bakalan menang lagi malam ini" Arlio Pradipta menjawab sedikit angkuh dan smirk di wajah tampannya.
"Kita percaya sama lo Lio, lawan lo kali ini agak licik dan dikit rada-rada. Pokoknya lo harus hati-hati ajalah" kali ini remaja besurai sedikit mint itu ikut angkat bicara, Ghiffari Pramudya.
Angga dan Ghiffa adalah sahabat Arlio aka Lio, mereka sudah berteman semenjak duduk di bangku sekolah dasar hingga detik ini. Mereka berdua jugalah yang menemani Lio di masa-masa tersulitnya, selalu ada di saat sahabat paling bontot mereka butuh pertolongan.
Lio juga sangat bersyukur bisa memiliki mereka di dalam hidupnya, setidaknya ketika Tuhan mengambil sesuatu paling berharga darinya, masih ada dua badan lagi menjadi tempat bersandar dan mengeluhnya.
Lio nakal tapi ketika dua sahabatnya mode galak, dirinya sendiri kicep. Lio sudah menganggap Ghiffa dan Angga sebagai keluarga dan kakak, karena sejujurnya Arlio tidak mempunyai siapapun di dunia ini lagi selain dirinya sendiri. Kerabat orang tuanya? Mereka saja sudah memutuskan hubungan dengan Lio semenjak kedua orangtuanya meninggal dunia.
Untuk tempat tinggal Lio ngekost, karena perusahaan ayahnya bangkrut, dan rumah mereka di sita oleh pihak bank. Untung ada kedua sahabatnya yang bersedia membantunya untuk mencari tempat tinggal, sebenarnya Angga dan Ghiffa sudah menawarkan untuk tinggal di salah satu diantara mereka, tapi Lio yang tidak ingin merepotkan lebih jauh lagi kedua sahabatnya itu.
Untuk pekerjaan, apa yang bisa dilakukan oleh remaja usia 15 tahun kala itu? Yang mana masih di bawah umur, jadi mau tidak mau jalan ninjanya adalah dengan balapan dengan penghasilan yang cukup besar.
Diawal balapan Lio masih meminjam motor Angga, dan setengah tahun kemudian Lio bisa membeli motor sendiri walaupun bekas, setidaknya dirinya sudah punya alat transportasi sendiri dan teman berjuang untuk mencari uang. Sudah dua tahun ini, Arlio bersahabat dengan namanya arena balap, hanya arena balap tidak dengan club or bar. Merokok hanya sekali-kali, dirinya perokok pasif bukan aktif.
Untuk biaya sekolahnya, SMA LightNight termaksud sekolah bertaraf internasional milik keluarga Alexander, yang dimana semua siswa/inya merupakan golongan atas, dan hanya hitungan jari yang bisa bersekolah disana dengan beasiswa full sampai lulus. Dan dewi fortuna berada di pihak Lio ketika ikut tes beasiswa dan gotcha dirinya diterima. Jadi Lio bersekolah di SMA LightNight full dengan beasiswanya.
Walaupun sekolah seinternasional bagaimanapun, tidak pernah luput anak bandel macam ArGaFa (Arlio, Angga, Ghiffa), selalu saja ada tingkahnya dan harus elus dada. Mau di keluarkan, sayang. Mereka bertiga termaksud penyumbang terbesar penghargaan di bidang akademik dan non akademik. Jadi ikuti saja sampai mereka lulus dan selalu membuat bangga nama sekolah.
.
.
.Lio kini berada di barisan start untuk memulai balapan, ada dua lawannya, bertiga bersama dirinya. Tidak lama kemudian muncul seorang wanita sexy membawa bendera pertanda pertandingan segera di mulai.
Brumm..
BrummGeberan motor ketiganya saling bersahutan, memecah hening malam ini yang cukup dingin. Ketiganya saling melirik satu sama lain untuk memberi salam pertandingan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arlio Pradipta Alexander
FanfictionArlio Pradipta namanya, bocah 17 tahun yang tinggal seorang diri karena kedua orang tuanya meninggal dunia akibat kecelakaan beruntun. Pemuda tampan tapi sedikit menyerempet cantik ada sedikit lucunya, anak beraura goodboy tapi berjiwa badboy. Arlio...