Andreas William Alexander

7.1K 360 12
                                    

Andreas William Alexander namanya, pria paruh baya yang berusia 45 tahun itu merupakan anak ketiga dari pasangan Abraham Jacob Alexander dan Jessica Ananda Alexander. Dia merupakan blasteran Indonesia-Jerman, yang memutuskan untuk tinggal ditanah kelahiran sang ibu. Andreas memiliki dua orang kakak laki-laki; Jerry Paulus Alexander sang kakak sulung dan Carlos Tevez Alexander sang kakak kedua, keduanya lebih memilih menetap di Jerman dan memiliki perusahaannya masing-masing, juga harus mengontrol BlackWorld nama klan mereka.

Begitu pula Abraham dan Jessica lebih memilih menetap di Jerman dan menghabiskan masa-masa tua bersama, tapi entahlah jikalau mereka mendengar bahwa anak bungsunya ingin mengangkat seorang anak, apakah diterima? Atau mereka akan berbalik arah untuk menetap di Indonesia? Who knows!!!

Sedangkan Andreas sendiri memilih meniti kariernya sebagai seorang pembisnis, dan sekarang masuk dalam jajaran 10 konglomerat di dunia. Termaksud Jerry dan juga Carlos.

Untuk menutupi pekerjaan dunia bawahnya sebagai seorang mafia.

Rania Sandra, wanita pribumi berparas cantik, anggun, mandiri, harus terjebak bersama Andreas disebuah kamar hotel, karena pria itu menginginkan dirinya. Rania merupakan pelayan di sebuah club yang hanya bertugas mengantar minuman bukan sebagai yang menemani minum. Tapi apa boleh dikata, Andreas memiliki segalanya, uang, tahta, serta harta. Sedangkan Rania hanya rakyat biasa, yang harus berfikir besok mau makan apa.

Sekali jentikan jari Andreas, pekerjaan Rania dan kehidupan orang tuanya berada dalam genggamannya. Maka dengan sangat terpaksa, penuh linangan air mata, Rania menyerahkan status gadisnya pada pria yang baru dikenalnya.

Darisanalah, awal kehidupan mereka bermula, nyawa Darius Bryan Alexander berada dalam rahim Rania. Dan juga kedatangan Andreas kembali setelah kejadian malam panas itu, untuk menikahinya. Tentu saja Rania shock, setelah kejadian itu dia tidak pernah lagi menjumpai pria itu disana, seakan-akan nasib sialnya terlimpah padanya

Diusia mudanya, Andreas merupakan sosok yang sangat keras, wajib mendapatkan apa yang menjadi keinginannya, dirinya yang angkuh, dingin, datar, dan tidak mudah tersentuh sosoknya yang tidak pandang bulu, apa yang masuk dalam kandangnya atau berbuat masalah dengannya maka ucapkan selamat tinggal pada dunia. Didalam dirinya memupuk jiwa iblis tersembunyi, sebutan tangan berdarah dingin sudah menjadi bagian dari dirinya.

Alasan Andreas mengambil paksa kegadisan Rania adalah, pria itu sudah jatuh hati pada pandangan pertama mereka. Bagaimana cara gadis itu tersenyum anggun ke arahnya, menunduk singkat dan berlalu pergi tanpa niat untuk menggodanya, cara berpakaian yang terbilang tertutup untuk tempat kotor seperti ini, jantungnya berdebar kencang dan perutnya seperti diterbangi jutaan kupu-kupu.

Sosok pria seperti dirinya tidak tau caranya untuk berekspresi akan perasaannya, atau mendeskripsikan apa keinginan hatinya. Dengan segala hal dan konsekuensi yang akan dirinya tau maka cara bajinganlah jalan ninjanya.

Andreas memang kejam dan tidak tersentuh, semuanya harus berjalan sesuai keinginannya. Dia selalu menggunakan logika, fisik, sekaligus strategi dan baru kali ini dia harus berperang dengan namanya perasaan.

Jujur saja selama hidupnya yang terlalu monoton, bersenang-senang tidak ada dalam kamus kehidupannya, bersekolah di sekolah khusus anak laki-laki, kesehariannya hanya belajar tentang bisnis, adu fisik, atau ikut membasmi hama-hama pengganggu. Jiwa-jiwa ambisinya terlalu tinggi, obsesinya akan kekuasaan terlalu besar sehingga dia gelap mata akan sekitar.

Semasa kuliahnya Andreas hanya memiliki satu teman yaitu; Vincent Arkauluz. Andreas memiliki daya tarik yang begitu memikat, sehingga banyak gadis bahkan dosen yang tergolong masih muda tertarik padanya, visualnya bak dewa yunani, proporsi tubuhnya begitu gagah, hidungnya yang mancung, bibir tipisnya indah jika melengkung tapi sayang itu tidak pernah terjadi, seringainya begitu menawan walaupun bukan pertanda baik, matanya yang setajam elang, dihiasi oleh bulu mata yang lentik, sepasang alis tebal yang tertata rapi. Andreas tidak begitu peduli akan sekitarnya, dia tidak akan menegur atau merasa risih apa yang orang-orang idiot itu lakukan, terserah yang penting mereka tidak masuk dalam teritorial yang dia buat. Semakin dingin Andreas semakin bar-bar juga cegilnya tanpa mengusik, begitu-begitu juga mereka masih ingin berumur panjang.

Arlio Pradipta AlexanderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang