Meet brother Alexander

7.5K 411 14
                                    

Hari minggu adalah waktunya manusia untuk bermalas-malasan, mengistirahatkan diri dari penatnya aktivitas di lima hari kemarin, mencharger tenaga dan mendinginkan pikiran yang begitu kusut. Sedangkan di hari sabtu tidak bisa dikatakan sebagai hari libur, sebab ada beberapa orang masih beraktivitas dengan pekerjaannya. Dan ada juga yang harus bekerja tiap harinya untuk mencari harga sesuap nasi.

Tidur seharian atau weekend bersama keluarga atau orang terkasih merupakan pilihan yang tepat. Tapi mungkin kebanyakan orang lebih suka bergelung bersama selimut hangat dan lembutnya sampai matahari sudah berada di atas kepala, apalagi suasana pagi ini begitu sejuk, sebab semalam hujan mengguyur kota jakarta dengan derasnya. Bau petrichor yang begitu khas, sangat menenangkan dan sangat nyaman.

Namun tidak dengan Lio saat ini, anak itu sudah sibuk dengan peralatan pel di tangannya, bebersih kost-an sepetak yang begitu dia banggakan. Entah dia kerasukan apa sehingga sepagi ini sudah bangun. Biasanya pada waktu libur begini, Lio memilih tidur sepanjang hari karena kelelahan akibat begadang karena balapan.

Semenjak Kenzi masuk dalam hidupnya, Lio sangat berhati-hati dalam bertindak, tidak ingin merugikan dirinya sendiri dan juga orang lain. Itu disebabkan Lio cs pernah melihat secara langsung Kenzi menghajar seseorang sampai sekarat, entah permasalahan apa sehingga Kenzi begitu murka sampai gelap mata.

Balapan yang dia lakukan harus dilakukan secara hati-hati, karena arena tempatnya sering berkunjung, disana ada orang suruhan Kenzi untuk memantau. Jadinya sebisa mungkin Lio harus bisa bermain secara licin. Lio seharusnya tidak takut dengan kakak kelasnya itu, tapi aura dari Kenzi begitu mengintimidasi. Lio senang jika seseorang memberikannya uang secara cuma-cuma tanpa imbalan, tapi ini di luar konteks, sebab Kenzi mengekangnya dengan seribu larangan.

Uang yang diberikan oleh Kenzi terbilang cukup banyak, tapi tidak sama sekali Lio gunakan. Simplenya; jika suatu hari nanti Kenzi meminta kembali uangnya, Lio langsung memberikannya tanpa harus menunggu atau berhutang. Walaupun itu tidak pernah akan terjadi.

Kenzi satu langkah dalam hidup Lio, membiasakan anak setinggi dagunya itu terbiasa akan afeksinya. Terbiasa dengan larangan, perintah dan akan aturannya yang akan berlaku di mansion Alexander. Bergantung padanya, selalu padanya, dan hanya pada dirinya.

Akan ada waktunya, para tuan muda itu memperebutkan atensi sosok Arlio Pradipta.

"Kok gue bisa takut yah sama si Kenzi-Kenzi itu? Padahal sama-sama makan nasi juga! Yah walaupun dia keturunan old money sih." Monolognya menyambangi acara ngepelnya. "Mana SKSD banget lagi. Mentang-mentang donatur jadinya sok ngatur" bibirnya mencebik pertanda kesal

"Padahal Ghiffa dah peringati lho supaya nggak terlibat sama Kenzi bareng perintilannya, tapi tetep aja mereka juga terjebak." Lio menghela nafas jengah. "Daripada gue mikirin tuh titan mending gue nyanyi ajalah" ucapnya semangat sambil mengotak-atik ponselnya mencari lagu yang tepat....

"Monday, Tuesday, Wednesday, Thursday, Friday
Saturday, Sunday (a week)
Monday, Tuesday, Wednesday, Thursday, Friday
Seven days a week
Every hour, every minute, every second
You know night after night
I'll be lovin' you right, seven days a week (yeah)

"Aduh keren banget dah suara gue, bisa nih ngalahin suaranya si jongkok-jongkok itu." Pujinya pada diri sendiri, dengan tawa sambil melanjutkan nyanyiannya

Monday, Tuesday, Wednesday, Thursday, Friday
Saturday, Sunday (a week)
Monday, Tuesday, Wednesday, Thursday, Friday (oh, oh)
Seven days a week
Every hour, every minute, every second
You know night after night
I'll be lovin' you right, seven days a week"

Arlio Pradipta AlexanderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang