20. Catatan Untuk Yang Hilang

26 25 10
                                    

Kia menatap layar ponselnya dengan cemas. Sudah berkali-kali ia mencoba menghubungi Mahesa, namun panggilan itu selalu tidak terjawab. Jantungnya berdebar kencang, perasaan khawatir mulai menyelimuti dirinya.

"Aduh, angkat Mahesa," gumam Kia cemas.

Ia mencoba menghubungi sekali lagi, namun hasilnya tetap sama. Nada tunggu terdengar beberapa kali sebelum akhirnya masuk ke kotak suara. Kia menghela napas panjang, rasa cemas semakin memenuhi benaknya.

"Ck, emang harus pake cara terakhir." Kia dengan tekadnya.

Tanpa membuang waktu, Kia segera bergegas mengambil kunci motor milik Erick lalu bergegas menerobos hujan yang semakin deras tanpa menggunakan jas hujan karena tidak ada jas hujan di rumah. Kia memundurkan motor Erick, dan mulai melajukan motornya dengan kencang pergi meninggalkan Erick dan Jack di rumah berdua.

Tanpa membuang waktu, Kia segera bergegas keluar rumah. Ia tidak mempedulikan derasnya hujan yang turun, yang ada di pikirannya hanyalah segera sampai ke rumah Mahesa.

Ia memacu motor itu menerobos hujan. Angin dan air hujan membasahi tubuhnya, namun Kia tidak peduli.

Dengan kecepatan tinggi, Kia mengemudikan motornya, membelah jalan yang licin akibat guyuran hujan. Ia harus segera tiba di sana, memastikan bahwa Mahesa baik-baik saja.

Berkali-kali Kia mencoba menghubungi Mahesa, namun panggilan itu tetap tidak terjawab. Rasa cemas semakin memenuhi benaknya, membuatnya semakin memacu motornya dengan kecepatan tinggi.

Setelah beberapa menit yang terasa seperti selamanya, akhirnya Kia tiba di depan rumah Mahesa. Tanpa menunggu lama, ia segera menuruni motornya lalu menekan bel rumah Mahesa beberapa kali setelah menunggu jeda beberapa detik masing-masing. Namun tampaknya, rumah Mahesa tidak ada seorang pun di dalam.

Setelah berkali-kali menekan bel rumah Mahesa dan tidak ada yang membukanya, Kia akhirnya menyerah. Rasa cemas benar-benar semakin memenuhi benaknya.

"Kemana perginya Mahesa? Apa di tongkrongan?" gumam Kia, bingung.

Tidak ingin berlama-lama di sana, Kia memutuskan untuk pergi menuju tongkrongan biasa mereka berkumpul. Mungkin saja Mahesa sedang berada di sana bersama teman-teman lainnya.

Dengan langkah cepat, Kia kembali memacu motornya menerobos hujan. Ia berharap dapat segera menemukan Mahesa dan memastikan bahwa semuanya baik-baik saja.

Sesampainya di tongkrongan, tampaknya tongkrongan tersebut tidak ada seorang pun di sana. Gerbang di kunci rantai membuat Kia tidak bisa masuk ke dalam.

Kia mulai merasa semakin cemas. Kemana perginya Mahesa? Kenapa ia tidak bisa dihubungi dan tidak ada di rumah maupun di tempat biasa mereka berkumpul?

Tanpa membuang waktu, Kia memutuskan untuk mencari Mahesa ke tempat-tempat lain yang mungkin dikunjunginya. Ia harus segera menemukan Mahesa dan memastikan bahwa dirinya baik-baik saja.

 Ia harus segera menemukan Mahesa dan memastikan bahwa dirinya baik-baik saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CATATAN KIA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang