08. Bekasi Ke Depok

38 49 42
                                    

Keempat bola mata fokus memandangi layar pertandingan game pada TV PS, keduanya tidak memberikan jeda sedikitpun untuk tidak menekan tombol tersebut, yang ada semakin lincah mereka menekan tombol tersebut untuk memberikan hasil siapa yang paling hebat dalam game tersebut.

"Tingali ku sia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tingali ku sia. Begitu aing menang, aing ikut jalan-jalan ke pantai!" tekan Nanda dengan nada bicara pelan namun begitu menekan.

"Sok, kalo bisa ngalahin aing," jawab Mahesa santai.

MATCH OVER!

Agumonn!

Pertandingan telah usai, bener saja. Mahesa selalu memenagkan pertandingan, Agumon sendiri adalah karakter cadangan Mahesa setelah Nanda melarang ia menggunakan karakter Guilmon.

"Kan, aing menang lagi. Kata aing juga masalah aing pake Guilmon bukan karena aing jagonya pake itu doang, emang dari aingnya jago. Hahaha... Makan, tuh, bonteng!" ledek Mahesa seraya tertawa.

"Ihh, bukan bonteng, itu kaktus!" ucap Nanda dengan mood yang turun drastis.

Mahesa berjalan keluar dari pintu ruangan ini, menuruni tangga menghampiri lantai satu tepatnya ke tengah rumah untuk menemui sang ayah. Namun ternyata, ayah sedang tidak ada pada ruang tengah melainkan di luar sedang berbicara entah dengan siapa. Ayah dan tamu itu berbicara dengan tubuh berbalik, jadi tidak terlihat siapa orang tersebut.

"Mahesa," ucap Kia berjalan keluar dari dapur yang tak jauh dari ruang tengah.

"Lho, Kia. Kesinii sama siapa?" tanya Mahesa sedikit bingung.

"Erick, katanya mau ngomongin burung peliharaannya sama ayah kamu," jawab Kia membuat Mahesa mengangguk mengerti.

"Ada ibu di dapur?" tanya Mahesa, lagi.

"Baru selesai masak tadi, ibu mau mandi dulu katanya," kata Kia.

"Ouh, yaudah kalo gitu. Kamu naik ke lantai dua aja, ada Nanda di sana. Aku mau pergi ke rumah Jidan sebentar, nanti balik lagi. Apa, mau ikut?" tanya Mahesa.

Kia berpikir sejenak, lalu mengangguk ingin ikut bersama Mahesa. Mahesa tersenyum dan mengangguk, mereka berjalan keluar menghampiri ayah dan Erick di luar sana. Kia dan Mahesa mencium tangan berpamitan kepada ayah dan Erick

"Kia mau ikut sebentar," ucap Kia berbicara kepada Erick.

"Hm, iye-iye. Hati-hati," ucap Erick.

"Hati-hati, Sa. Si Neng Kia hade lecet, kalo sampe lecet, maneh ku urang tonjok di dada. Barang bagus soalnya itu," celetuk ayah Mahesa atau biasa di sebut Mang Abuy.

"Nggak atuh, emang di apain sampe lecet gitu? Aya-aya wae, Pak." Mahesa berbicara seraya memundurkan motor Vespanya keluar dari gerbang.

"Ayo," ucap Mahesa mengajak Kia untuk segera menaiki kendaraan tersebut setelah memakai helm yang diberi oleh Mahesa.

CATATAN KIA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang