16. Debur Ombak Dari Kejauhan

23 24 7
                                    

Kia sedang sibuk membuat naskah. Tiba-tiba, notifikasi pesan dari Mahesa muncul di ponselnya. Mahesa tampaknya mengirimkan pesan penting malam-malam seperti ini.

Kia mungkin merasa senang begitu melihat notifikasi dari Mahesa saat malam-malam seperti ini. Ia segera melihat pesan tersebut dengan cepat tanpa jeda.

MAHESA

Semangat ngerjain naskahnya, Kia. Semoga naskah kali ini jauh lebih bagus dari sebelumnya. Oh iya, besok Mahesa mau pergi ke pantai, Kia mau ikut? Kayanya nulis naskah di sana enak, apalagi anginnya beda sama angin AC. Jauh lebih sejuk.

MAUUU!


Hahah... Yaudah, besok Mahesa jemput pagi.


SIAPP!


Selamat malam, jangan sampai pagi begadangnya. Takutnya nanti pas keluar rumah diculik panda gara-gara matanya sama, ada kantongnya.


Iyaa, siapp. Selamat malam juga, Mahesaaa.

/read.

Setelah membalas pesan dari Mahesa, Kia kembali fokus pada pekerjaannya, yaitu membuat naskah. Namun, kali ini Kia melakukannya dengan semangat yang lebih tinggi.

Setelah berbincang sejenak dengan Mahesa, Kia merasa lebih semangat dari sebelumnya dan termotivasi untuk melanjutkan pekerjaannya meskipun awalnya hampir patah semangat. Kia rasanya tidak sabar untuk esok .

Selain itu, interaksi singkat dengan Mahesa juga telah menyegarkan pikiran Kia. Ia merasa lebih bersemangat dan energik untuk kembali menyelesaikan naskahnya dengan baik.

Kia menyadari bahwa komunikasi dan dukungan dari seseorang, seperti Mahesa, dapat memberikan dampak positif pada produktivitas dan motivasinya dalam bekerja. Ia merasa lebih termotivasi dan fokus setelah mendapatkan suntikan semangat dari Mahesa.

Dengan semangat yang baru, Kia pun mulai mengetik dengan cepat, menyusun kalimat demi kalimat, dan mengembangkan ide-ide kreatif untuk naskah yang sedang dibuatnya. Ia merasa yakin dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan tepat waktu.

Sambil mengerjakan naskah, Kia menghidupkan ponsel lalu membuka aplikasi khusus memutar musik melalui ponselnya. Kia memutar lagu yang cukup mendukung sebagai teman di malam hari sunyi seperti ini. Sesekali Kia meminum kopi susu hangat buatannya yang mulai bisa dingin untuk bisa diminum.

Pagi hari yang cerah menyambut Kia saat ia membuka matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari yang cerah menyambut Kia saat ia membuka matanya. Sinar matahari yang lembut menerobos masuk melalui jendela kamarnya, memberikan kehangatan dan semangat baru untuk memulai hari.

Kia beranjak dari tempat tidur, melakukan peregangan ringan untuk menyiapkan tubuhnya menghadapi aktivitas yang akan datang. Ia berjalan menuju kamar mandi, menyegarkan diri dengan air hangat yang membasuh wajah dan tubuhnya.

Setelah bersiap, Kia berjalan menuju dapur. Seperti biasanya, aroma kopi Erick yang baru diseduh memenuhi ruangan, memberikan energi segar untuk memulai hari baru. Dengan tenang, Kia menyesap kopi paginya sambil menikmati pemandangan di luar jendela.

Perlahan-lahan, Kia membuat ponselnya yang bergetar karena notifikasi pesan dari Mahesa muncul, mengatakan bahwa dirinya sudah bersiap dan akan datang ke sini menjemput Kia.

Setelah menerima pesan dari Mahesa, Kia segera bergegas bersiap-siap. Jantungnya berdebar-debar dengan semangat, menyadari bahwa Mahesa akan menjemputnya sekarang juga untuk pergi ke pantai hari ini.

Dengan cekatan, Kia melesat menuju kamar, membuka lemari dan memilih pakaian yang cocok untuk kegiatan di pantai. Ia memilih baju santai yang nyaman, celana pendek, dan alas kaki yang sesuai. Tak lupa, Kia juga menyiapkan perlengkapan lain seperti handuk, tabir surya, laptop, beserta buku catatannya.

Setelah berpakaian, Kia segera merapikan rambutnya dan menyemprotkan sedikit parfum. Ia ingin tampil segar jauh seperti biasanya.

Kia bergegas menuju dapur, mengambil beberapa camilan ringan dan minuman dingin untuk dibawa ke pantai. Ia tidak ingin terlambat, jadi Kia bergerak dengan cepat namun tetap hati-hati.

Sebelum keluar, Kia memeriksa kembali tas yang sudah ia siapkan. Memastikan tidak ada yang tertinggal. Dengan senyum lebar, Kia bergegas menuju pintu depan, siap menyambut kedatangan Mahesa.

Kia merasa bersemangat dan tidak sabar untuk menghabiskan waktu hari ini di pantai. Perjalanan ini akan menjadi kesempatan baginya untuk lebih menikmati suasana seraya membuat naskah di sana.

"Mau kemana?" tanya Erick dengan pakaian ala-ala bapak-bapak dulu bangun tidur. Dengan kaos kutang putih, memakai sarung kotak-kotak dengan tangan membawa secangkir kopi panas.

"Hari ini gue mau ke pantai sama Mahesa," jawab Kia dengan semangat.

"Yaudah kalo gitu, hati-hati di jalan. Soalnya lumayan jauh," ucap Erick.

"Iye," jawab Kia.

Tidak lama kemudian, Mahesa datang dengan motor Kawasaki Ninja berwarna hitam. Erick begitu terkejut melihat Mahesa berpenampilan berbeda dari sebelumnya. Dari belakang, Rendi bersama Agsa, Riki bersama Nanda, Arkan bersama Jidan. Semuanya menggunakan motor yang sama, mereka mulai mematikan mesin kendaraannya lalu berjalan menghampiri Erick. Semuanya mengucapkan salam lalu mencium tangan Erick menghargai orang yang lebih tua dari semuanya.

"Gelo, meuni keren pisan semuanya. Sejak kapan punya motor gini?" tanya Erick terkejut.

"Udah lama. Di dalem basecamp urang biasanya, emang kalo dipake cuma berpergian doang," ucap Mahesa.

"Yaudah, dah. Cepetan berangkat, nanti macet kalo udah agak siangan," ucap Erick melihat matahari yang semakin panas.

Semuanya termasuk Kia mencium tangan lalu berjalan menghampiri kendaraan masing-masing. Mahesa mengambil helm untuk Kia, dan dipakaikan olehnya membuat jantung Kia sedikit berdetak lumayan kencang.

Kia dan Mahesa mulai menaiki motornya, Mahesa menghidupkan mesin motornya dan mulai menjalankan kendaraannya seraya memberi kelakson kepada Erick sebagai penanda mereka pergi.

Sepanjang perjalanan dari Bekasi, Kia dan Mahesa melewati jalan raya yang ramai dengan lalu lintas kendaraan. Mereka menyusuri jalan yang padat dengan mobil-mobil dan motor yang berlalu-lalang. Di sepanjang jalan, mereka melihat toko-toko, ruko, dan pusat perbelanjaan yang ramai dikunjungi orang.

Setelah melewati kepadatan kota, pemandangan mulai berubah. Jalan menjadi lebih lengang dan pepohonan mulai bermunculan di sepanjang sisi jalan. Kia dan Mahesa melewati daerah pinggiran kota yang lebih hijau dan tenang.

Semakin dekat dengan pantai, pemandangan alam mulai terlihat. Mereka melewati jalan yang menanjak dan turun, dengan pemandangan bukit-bukit hijau di sisi jalan. Sesekali, mereka dapat melihat kilasan laut di kejauhan.

Akhirnya, setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, Kia dan Mahesa tiba di pantai. Mereka dapat melihat hamparan pasir putih dan deburan ombak yang menyapu tepi pantai. Angin laut yang sejuk menyapa mereka, membawa aroma garam dan ketenangan.

Kedua bola mata Kia berbinar begitu senang melihat pemandangan seperti ini dengan angin yang terus menerjang. Sudah terbayangkan bagimana sejuknya pantai ini saat malam hari, Kia berharap bisa menikmati senja di sisi pantai. Melihat matahari terbenam adalah impiannya yang belum terwujud sebab Erick beserta keluarga lainnya tidak pernah ingin membawa Kia jalan-jalan menghampiri tempat pantai yang indah seperti ini.

CATATAN KIA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang