Mashup lagunya sangat-sangat mewakili perdebatan antara hati dan logika Zeano🤭
Poor, Zeano🙃
Tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tetapi barangkali —bisakah Veins memprediksi? Ada sesuatu yang berbeda dari interaksi kedua makhluk itu, tidak terlalu kentara sebenarnya ..tetapi teramat jelas dalam sudut pandang Veins.
Dan Veins tahu sesuatu apa itu.
Terlepas dari bagaimana Veins perlu mengakui bahwa Helper Angel itu —Berlian, telah melakukan tugasnya dengan teramat baik, bahkan nyaris memenuhi ucapannya ..perihal takdir Zeano. Tetapi agaknya Veins pun melihat adanya kabut kelam di atas atmosfer mereka, yang berasal dari Zeano.
Veins benci itu.
Dan Veins lebih benci sebab diri tidak bisa melakukan apapun. Sebesar inginnya meneriaki secara lantang perihal rahasia besar hukum LOD World, tetapi Veins tidak bisa bahkan hanya sekedar membuka mulut. Bukan tidak bisa, tetapi dilarang.
Ditekan menjadi patung pengamat, seperti penonton yang setia menyaksikan si pemeran utama akan jatuh ke dalam kubangan terburuk dari skenario sang sutradara. Penonton yang bodoh, pemeran utama yang malang, dan sutradara yang kejam. Tidak, penulisnya yang lebih tak berhati.
Lantas, apa bedanya sutradara dan penulis? Keduanya masih sesosok yang sama, Zeernebooch, sang Demon.
Menahan hati seseorang yang sedang jatuh cinta oleh sesuatu yang menjebak, mengganggu, dan tidak berguna. Lantas untuk apa semua misi dan skenario ini dibuat, jika pada akhirnya jalan tuk menuju berhasil dihalangi sebegitu kuat? Bahkan jalan menuju kalah pun terpantau ikut diblokir, seperti tiada jalan bagi Zeano tuk bergerak.
Jauh di dalam degup yang telah bertahta sebanyak enam kali, Veins ingin sekali merenggut kecanggungan di atas kepala Seeker Soul bodoh itu —sekalipun tidak sebodoh Veins, tentunya. Getar retina tidak sabar tuk menunggu ..ingin sosok jiwa lelaki itu beranjak lebih dulu tuk memangkas jarak, bukan stagnan keras seperti manusia yang hilang cara berpikirnya. Gerak jemari sungguh gatal ingin mendorong Zeano tuk menjatuhkan diri ke dalam dekapan Berlian.
Sungguh, gemas sekali melihatnya.
Tetapi fakta tetap menahan kaki Zeano tuk bertahan di tempat, mematai sosok cantik dalam jarak cukup jauh di hadapan ..berjalan santai di perbatasan alam Bloomhaven dan Nyxshire, tepat di sisi benang pemisah. Sepasang netra jernih itu dipenuhi getar yang begitu mengganggu, tiada garis lengkung di bibir memperjelas bahwa ..lagi-lagi dia sedang berperang dengan diri sendiri.
Sampai sosok jelmaan gadis itu berhenti lalu berbalik, telak mempertemukan sorotnya dengan sepasang bias silver itu. Berlian tersenyum, lalu mengudarakan tanya melalui gerak isyarat. Senyum yang menghancurkan segala rumus kusut di kepala, dan isyaratnya seperti sebuah ritual pemanggil ..bagi kaki Zeano tuk beranjak mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soul Journey
FantasyTHE SOUL'S 100 DAY JOURNEY TO RE-ENTER THE BODY Tepat di hari ulang tahunnya yang ke-25, ZEANO AAFRYEDA nyaris meregang nyawa saat berusaha menyelamatkan sang kembaran dari pelecehan yang dilakukan oleh sekomplot berandal jalanan. Ditengah frustasi...