Berlian tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Zeano sebagai alasan atas permintaannya. Misi semacam apa? Siapa itu Zeern? Sungguhkah makhluk hitam itu adalah sosok Demon?
Ahss.. Semuanya tidak bisa masuk ke dalam logika Berlian, sebagai manusia normal biasa.
Hanya satu yang bisa diterima Berlian, sekalipun tetap tidak cukup yakin. Berlian harus mencari keberadaan raga Zeano, dengan berbekal arahan dari sang empu berupa suara.
Benar sekali. Sebanyak apapun suara Zeano memasuki rungu dengan teramat jelas, Berlian tidak bisa melihat wujudnya. Seperti sedang tersambung dalam panggilan dengan seseorang menggunakan earphone, barangkali begitu jika Berlian perlu menjelaskan.
Bersama Zenyra, Berlian lekas memulai pencarian tanpa ingin mengulur waktu lebih banyak. Tidak adanya petunjuk deduktif seperti diawal, menjadikan LayoVer hospital menjadi tempat pertama tuk mereka periksa.
Meminta dukungan dari dokter yang menangani kasus Zeano —kala itu, mereka menuju ruang ICU VIP sebagai target pertama yang utama. Sebab disanalah Zeano menghilang, barangkali akan muncul kembali di tempat serupa.
Tetapi sayang, brankar masih teramat rapi tanpa penghuni.
Tidak ada cara lain, Berlian dan Zenyra harus menggeledah seluruh ruangan gedung bertingkat tiga ini. Dengan tetap mempertahankan ketenangan —sekalipun diri sedang digempur gelisah tak menentu, tetapi sungguh tidak ingin mengganggu waktu istirahat seluruh pasien ataupun pengunjung yang lain.
Memohon teramat sopan dan meminta pemakluman di setiap pintu yang terbuka, dan yang menggeledah telak hanya atensi. Mengamati setiap sudut ruangan tanpa suara, lantas berpamit setelah memastikan hasil nihil. Terus menerus begitu dari satu pintu, ke pintu lain. Dari ruang inap satu, ke ruang inap yang lain. Ruang praktek, ruang pribadi setiap dokter, laboratorium, gudang penyimpanan hingga toilet. Bahkan kamar mayat sekalipun, membuka satu persatu kain penutupnya tuk memastikan ..apakah Zeano adalah salah satunya. Tidak ada yang tahu, bukan?
Mereka hanya tidak ingin melewatkan satu sudut pun dari rumah sakit ini.
Sungguh, sejujurnya mereka merasa lancang sekali memasuki ruangan-ruangan yang tak seharusnya —terutama ruang pribadi yang seharusnya menjadi privasi. Beruntungnya setiap dokter dan perawat memaklumi, usai Berlian menyinggung keterkaitan pasien yang hilang delapan hari lalu di rumah sakit ini.
Sekalipun, mungkin tidak sedikit dari mereka yang menganggap Berlian dan Zenyra gila. Seperti ..polisi saja tidak bisa mendapatkan titik temu apapun. Lantas untuk apa rumah sakit kembali digeledah? Bahkan hanya oleh dua orang gadis.
Apapun yang semua orang pikirkan, Berlian dan Zenyra sama sekali tidak peduli.
Dari matahari tepat berada di atas kepala, sampai tenggelam di lanskap barat. Malam yang kian menggelap nyaris tak disadari, hingga jarum jam nyaris menyentuh angka sebelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soul Journey
FantasíaTHE SOUL'S 100 DAY JOURNEY TO RE-ENTER THE BODY Tepat di hari ulang tahunnya yang ke-25, ZEANO AAFRYEDA nyaris meregang nyawa saat berusaha menyelamatkan sang kembaran dari pelecehan yang dilakukan oleh sekomplot berandal jalanan. Ditengah frustasi...