TRAUMA DEPRESI

44 4 0
                                    

Haloo!! Jangan lupa vote, komen, follow, dan share oke!!

UPDATE TIDAK TENTU DAN BISA SAJA HIATUS PANJANG ⚠️

IG: selenafxyz
Tiktok: selenafxyz

***

Perang dingin masih berlanjut, Kanaya mengucapkan kata maaf dan membuat Vania tambah murka karena gadis satu itu. Bertindak sebelum berfikir, itulah Kanaya. Nyawa orang lain ia pertaruhakan demi seseorang yang bahkan tidak menganggap keberadaannya, itu bodoh! Vania menatap kecewa mereka yang ada di sana, wajahnya memerah, dan matanya berkaca-kaca.

Sudah kesekian kalinya harus ada yang terluka akibat perintah bodoh dari Stefany, dan orang itu yang Vania anggap sebagai saudara walau jarang berinteraksi, “sudah! Jangan kalian temui Lunara, dia enggak akan mau ketemu kalian!” setelah mengatakan itu Vania beranjak pergi meninggalkan mereka yang masih menatap satu sama lain.

Kanaya berjalan keluar, di ikuti Aksa dan Geo di belakang nya. Hari ini, gadis itu sangat hancur, sudah jam 02.30 pagi, mereka masih bergelut dengan masalah yang sangat fatal. Di perjalanan Vania masih ada perasaan kesal, bagaimana tidak? Sudah kedua kalinya masalah seperti ini terulang, dan selalu melibatkan dirinya? Ketimbang yang terkena masalah orang terdekatnya apa tidak murka?

Mata Vania masih berkaca-kaca, membayangkan bagaimana kalau saja tadi ia tidak lewat jalan itu? Apakah Lunara masih selamat? Ia merasa sangat lelah, hari ini terasa sangat panjang untuk gadis berambut panjang itu, ia menatap ke jalan raya yang sudah sangat sepi.. wajar ini sudah jam 3 pagi, apa lagi ini hari libur.

“pak Widyo, saya turun di rumah uncle aja” ucap Vania.

Pak Widyo melihat ke kaca mobil, “baik non” lalu mobil itu melaju sampai di depan rumah mewah bernuansa megah.

Mobil itu memasuki pekarangan rumah, dan terlihat para pelayan sudah ada yang beraktivitas sangat pagi. Vania masuk dan menuju kamar nya yang berada di lantai dua, rumah itu sangat mewah dan megah, bagai istana. Bahkan kamar nya saja sangat lah luas, Vania masuk ke dalam kamar itu lalu duduk di pinggir ranjang sambil menatap tajam sebuah foto.

Ia menghela nafas berat, “gue enggak mau dendam sama Lo, tapi Lo membuat seolah dunia milik diri Lo sendiri Stefany. Gue bahkan enggak di anggap sama ayah cuman gara-gara lo!” ocehnya.

Vania melihat ada sebuah pulpen, ia mengambil pulpen itu dan menancapkan nya pada foto Stefany dengan tepat sasaran, “Gue yakin, banyak orang yang benci juga sama Lo. Gue bakal buat, semua dunia juga benci sama Lo! Termasuk Langit, otak Lo memang pinter, tapi Lo bukan tandingan gue.. ”

Dengan tatapan tajam itu Vania tertawa bak orang gila, “harusnya Lo sama Aksa, bukan gue. Gue benci AGRASA! Delan sahabat gue harus mati, jangan sampai Lunara juga kena imbas karena Lo!” dengan kekesalan Vania menarik foto Stefany, lalu membanting foto itu dan mencabik-cabik nya hingga rusak.

Terlihat kebahagiaan saat mencabik foto itu, bukan hanya foto tersebut yang ia hancurkan melainkan barang-barang sekitarnya juga ikut ia hancurkan. Depresinya kembali lagi, ia sekarang seperti orang gila, Vania mengambil pulpen yang ia tancapkan tadi lalu menyayat pulpen itu ke tangannya sendiri hingga darah bercucuran.

Ia tertawa, namun tiba-tiba menangis, Vania mengacak-acak rambut nya sendiri dan menangis kencang, pintu terbuka memperlihatkan sosok Aksa yang ada di sana, terlihat wajahnya sangat khawatir melihat keadaan Vania, ia mendekat ke arah Vania namun tiba-tiba Vania menghadap ke arah Aksa dan menodongnya dengan pulpen yang bersimbah darah.

 LANGIT [AGRASA-LUNARA] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang