PESURUH

56 6 0
                                    

Haloo!! Authorr tercinta kembali!! Jangan lupa vote juga komen ya cerita author!!
Selamat membaca!!

UPDATE TIDAK TENTU HARI DAN BISA HIATUS PANJANG ⚠️

Tiktok: selenafxyz
Ig: selenafxyz

***

Sore menjelang hujan, Lunara masih melaksanakan kewajiban nya sebagai seorang siswa dengan mem–piket kelasnya. Ketika sedang menyapu teras kelas Lunara melihat Langit berjalan bersama Stefany sambil berpegangan tangan dan bercanda ria, ada rasa kesal di dalam dirinya tapi entah itu apa.

Masih fokus dengan pemandangan itu tanpa sadar Kanaya memanggil nya, “ra, Lo kenapa bengong terus sih? Apa yang lo liat?? Dasar!.“ mendengar itu Lunara mengarahkan pandangannya ke Kanaya yang sudah berkacak pinggang.

“enggak kok tadi ada kucing lewat pakai daster warna Oren punya Mak gue hehe.. ” lontarnya dengan kekehan.

Kanaya hanya menggeleng lalu melanjutkan kegiatan mengepel lantai miliknya. Sesudah melaksanakan piket kelas Lunara pamit pada Kanaya dan temannya yang lain untuk pulang lebih awal, “gue pulang ya?” Kanaya mengangguk dan Lunara pergi menuju gerbang.

Ketika di gerbang entah kenapa perasaan nya sedikit mengganggu, dan benar saja saat Lunara di halte bus hujan perlahan turun dengan deras membuatnya khawatir, Lunara gelisah karena Amanda bilang bahwa ia tidak bisa menjemput Lunara terlebih dahulu.

“haduh! Gimana ini gue pulang? Masa iya sih basah-basahan?” ketika tengah khawatir itu mobil hitam berhenti di depan nya, Lunara bukan kaget dengan ada mobil tetapi dengan merek mobil itu bahkan tidak seharga dengan harga dirinya mungkin.

Kaca mobil tersebut terbuka dan menampilkan sosok berwajah datar milik Raka, “naik” perintahnya.

Lunara menatap bingung Raka lalu tiba-tiba ia keluar dari mobil dan membukakan pintu mobil tengah untuknya, “masuk cepet” merasa tidak enak hati dan seperti orang aneh Lunara masuk ke dalam mobil tersebut.

Ketika masuk ke dalam mobil tercium bau kopi yang sangat menyengat indra penciumannya. Raka memasuki mobil dan menyetir kan mobil mulai pertanyaan introgasi di lontarkan oleh Lunara, “lo kenapa mau numpangin gue?.” Raka tidak menjawab sama sekali pertanyaan itu.

Pertanyaan kedua pun muncul, “lo siapa bahkan gue enggak tahu Lo siapa? Kenapa Lo sembarangan mau nganter gue?” tetap saja respon Raka hanya diam.

Karena kesal Lunara hanya diam dan memasang wajah murung, tiba-tiba Raka menjawab dengan suara rendah dan dingin, “Karena gue tahu rumah lo” hanya lima kata namun pertanyaan Lunara sudah terjawab semua.

Mobil Raka berhenti tepat di depan rumah Lunara, segera Raka turun dan membukakan pintu untuk nya, “eh, enggak usah di bukain gue bisa sendiri” tolak Lunara namun Raka tidak menggubris nya sama sekali.

Lunara turun dan belum sempat mengucap terimakasih Raka sudah melakukan mobilnya menyisakan Lunara yang terdiam di tempat, “besok aja deh gue terimakasih nya” gumamnya lalu memasuki rumah.

***

Esok pagi nya saat Lunara jalan di koridor ia bertemu dengan Raka yang tengah membaca buku sambil berjalan dengan sigap Lunara mencegat Raka, “eh, bentar-bentar!” ucap nya.

 LANGIT [AGRASA-LUNARA] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang