═════════•°•⚠️•°•═════════
Suara dering ponsel membuat Mark terbangun dari tidurnya, ia membuka matanya dan melihat jam digital di meja nakas yang masih menunjukkan pukul 3 pagi. Mark pun meraba-raba nakas mencari dimana letak ponselnya berada. Setelah menemukannya, Mark melihat siapa nama orang yang meneleponnya sepagi ini. Di ponselnya tertera nama Hyuck yang berarti Donghyuck yang meneleponnya. Mark pun menekan icon berwarna hijau untuk mengangkat panggilan tersebut.
"Mark, jemput gue sekarang di bandara." ucap Donghyuck di seberang sana.
"Hah, ngapain di bandara sepagi ini? Emang lo mau kemana?" tanya Mark yang bingung.
"Gue udah di Seoul bego, cepetan jemput gue, ngantuk ini." nada bicara Donghyuck berubah kesal sekarang.
Mark pun membelalakkan matanya karena terkejut, dan dengan cepat dia bangun dan mengambil kunci mobil yang sudah diberikan Jaehyun kemarin.
"Yaudah tungguin gue sebentar, ini gue udah mau jalan." ucap Mark sambil berjalan menuju parkiran rumah.
Saat akan menuruni tangga, Mark melihat Jeno yang keluar dari kamarnya dengan setelan baju yang terlihat rapi. Jeno pun terkejut saat melihat Mark yang sedang memegangi kunci mobil dan berjalan seperti orang yang sedang terburu-buru.
"Eh, Jen. Mau kemana?" tanya Mark.
"Oh...ini. Ini...mau pergi cari angin sebentar." jawab Jeno gelagapan.
Mark merasa curiga saat mendengar jawaban Jeno dan berniat mengintrogasinya, namun dia teringat kalau dia harus menjemput Donghyuck. Mark pun segera pergi terburu-buru namun tangannya dicekal oleh Jeno.
"Lo mau kemana pagi-pagi gini?" tanya Jeno setelah berhasil menahan Mark.
"Gue mau jemput Hyuck, sepupu gue yang pernah gue ceritain. Dia udah nungguin gue, jadi bisa lepasin tangan gue dulu?" jelas Mark.
Jeno pun mengangguk-anggukan kepalanya dan segera melepaskan tangan Mark. Setelah itu Mark pun segera berlari dan membuka pintu utama rumah. Jeno pun sama dengan Mark, ia saat ini harus segera pergi ke arena balap. Namun dia akan menunggu Mark pergi terlebih dahulu agar dia tak ketahuan.
Saat suara mobil Mark semakin menjauh, Jeno pun segera pergi keluar dari rumah dan mengambil motor sportnya dan mengendarainya dengan kecepatan yang tinggi. Untung saja saat ini jalanan sedang sepi, jadi Jeno dengan mudah membawa motornya dengan kecepatan tinggi.
15 menit kemudian, Jeno sampai di tempat balapan di gelar, disana dia sudah ditunggu oleh teman-temannya. Jeno pun pergi menuju ketempat dimana teman-temannya berada.
"Jagoan kita udah dateng, tumben lama? Biasanya juga lo cepet datengnya." ucap salah satu temannya, yaitu Jisung.
"Gue tadi lupa, makanya agak lama." jawab Jeno, teman-temannya yang lain hanya mengangguk-angguk saja.
"Jadi, taruhannya apaan sekarang?" tanya Jeno kemudian.
"Taruhannya mobil Bugatti kesayangan Hyunjin." jawab Hyunjin yang baru saja datang.
Jeno terkekeh dan menatap teman-temannya, dia sangat salut akan keberanian Hyunjin yang berani mempertaruhkan mobilnya yang sangat mahal.
"Terus lo? Apa taruhan lo?" tanya Hendery kemudian.
Jeno tersenyum miring. "taruhan dari gue, motor kesayangan gue. Yang selalu diincer sama Hyunjin."
Teman-temannya terkejut akan hal itu, apakah Jeno yakin akan menjadikan motor kesayangannya menjadi bahan taruhan?