═════════•°•⚠️•°•═════════Mark terdiam melihat berita terkini di ponselnya, Hyunjin benar-benar menepati kata-katanya. Mark pun menutup ponselnya, mengingat tentang kisah yang diceritakan oleh Hyunjin kemarin. Mark menatap Jaehyun, "Dad, Mark boleh tanya sesuatu gak?" Jaehyun mengalihkan pandangannya sekilas dan mengangguk singkat pada Mark karena posisinya yang masih mengemudi. Mark diam sejenak, menimbang kembali akan bertanya atau tidak.
"Jeno... anak angkat Daddy kan?" Tanya Mark dengan perasaan takut, takut kalau sang ayah akan tersinggung dengan pertanyaan itu. Kini Jaehyun yang terdiam, namun sejurus kemudian mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Mark. "Jeno bukan saudara kandung kamu Mark." Ungkap Jaehyun kemudian menceritakan kisah yang hampir sama dengan Hyunjin.
.....
2 bulan kemudian, keadaan Jeno masih sama. Mark menghela nafasnya, menatap tubuh yang dulunya begitu berisi sekarang sedikit demi sedikit mulai terlihat mengurus. Mark mengulurkan tangannya menggenggam tangan Jeno, menyalurkan rasa rindunya terhadap sosok yang selama ini selalu ia cintai. Matanya mulai memanas, kapan Jeno akan bangun? Pertanyaan itu terus terulang setiap Mark menjaga Jeno.
Mark melepaskan genggaman itu, kemudian berdiri dari duduknya "nanti gue balik lagi ya, gue mau ketemu seseorang dulu sebentar." Pamitnya pada Jeno, setelah itu ia pergi meninggalkan ruangan itu.
Mark berjalan memasuki sebuah kantor polisi dengan menenteng beberapa plastik makanan. "Permisi pak, bisa saya ketemu sama Hyunjin?" Tanya Mark dengan sopan dan diangguki oleh polisi tersebut. Mark pun diantarkan ke tempat khusus kunjungan. Mark menungggu disana, tak lama Hyunjin datang bersama polisi tadi.
Hyunjin duduk di hadapan Mark, ia melihat beberapa makanan sudah ada di meja. Mark tersenyum, "ayo makan dulu." Hyunjin pun mengangguk dan mulai menikmati makanan yang dibawakan oleh Mark. Ini bukan pertama kalinya Mark mengunjungi Hyunjin, hampir setiap ada waktu luang Mark selalu menyempatkan diri untuk datang menemui Hyunjin.
Mark menatap Hyunjin lamat-lamat, ia bisa melihat perbedaan yang ketara pada Hyunjin. Lihatlah tubuhnya yang sudah mengurus, kantong mata yang menghitam, dan juga rambutnya yang semakin memanjang. Hyunjin yang merasa diperhatikan pun menatap Mark, ia bisa melihat mata Mark sudah berkaca-kaca siap untuk mengeluarkan cairan yang sudah menumpuk. Mark selalu seperti ini, ia bahkan terlihat lebih sedih disaat seharusnya Hyunjin yang merasa sedih.
"Udah jangan nangis mulu, nanti dikira gue ngapa-ngapain lo lagi. Kalau hukuman gue ditambah gimana?" Hyunjin mencoba menenangkan Mark, Mark pun berusaha menahan air matanya.
"Oh iya, gimana keadaan Jeno sekarang?" Hyunjin berusaha mengalihkan perhatian Mark. Mark menghela nafasnya, "Jeno masih koma, belum sadar sampai sekarang." Rasa bersalah kembali menyelimuti Hyunjin, "Gue... gue minta maaf Mark." Ucapnya sambil menundukkan kepalanya. Mark menatap Hyunjin kemudian menggenggam tangan Hyunjin. "Ini bukan salah lo, ini emang udah takdirnya. Jadi gue mohon jangan bikin diri lo merasa bersalah kayak gini." Hyunjin melihat genggaman tangan Mark, ia mengakui bahwa Mark adalah manusia yang sangat baik. Hyunjin mengangkat pandangannya, kemudian tersenyum pada Mark. "Makasih Mark."
.....
Disalah satu kantin jurusan kedokteran kini sudah dipenuhi mahasiswa yang akan mengisi perut mereka karena sudah kelaparan. Begitupun dengan Mark dan Lucas, mereka sudah duduk di salah satu meja yang paling pojok. Mereka menikmati makanan mereka dalam diam sampai suara nyaring memekikkan telinga datang menyapa.
"Kalian kangen gue gak!" Teriak Donghyuck yang berhasil membuat orang-orang di sana menatap kearahnya.
Mark menggelengkan kepalanya sudah tidak bisa berkata-kata lagi karena tingkah Donghyuck yang berubah seratus delapan puluh derajat semenjak pacaran dengan Lucas. Sedangkan Lucas segera membawa Donghyuck duduk disebelahnya dan memulai acara bucin mereka. Lagi dan lagi Mark sangat malas menjadi nyamuk diantara keduanya. Mark pun tanpa pikir panjang meninggalkan makanannya dan kedua sejoli yang sedang mabuk kasmaran itu.
"Loh loh Mark, lo mau kemana?" Tanya Donghyuck.
"Gue mau pergi, males jadi toping dunia." Mark pun berlalu dari hadapan mereka berdua.
Mark berjalan menuju taman di fakultasnya, duduk di salah satu kursi taman yang kosong. Pikirannya kembali melayang, kenapa hidupnya begitu banyak plotwist? Entah apa yang sedang Tuhan mainkan sehingga semuanya serumit ini.
"Hei Mark."
Suara panggilan itu mengalihkan atensi Mark. Nampak dihadapannya kini sudah ada Jungwoo yang tersenyum cerah.
"Kak Jungwoo? Ada apa?" Tanya Mark sambil mempersilahkan Jungwoo duduk disebelahnya.
Jungwoo pun duduk, menyamankan posisinya menghadap Mark. "Jalan-jalan aja, sekalian pengen liat seseorang." Jawabnya santai.
Mark mengerutkan keningnya, "siapa nih? Kok kakak gak pernah cerita ke aku?" Tanya Mark penuh selidik.
Jungwoo terkekeh melihat raut wajah Mark, Mark selalu menggemaskan batinnya. Jungwoo pun memasang raut wajah seperti sedang berpikir, "kasi tau gak ya?" Mark mendecak kesal lalu memanyunkan bibirnya "yaudah kalau gak mau ngasi tau." Mark bersedekap dada yang semakin membuatnya terlihat menggemaskan.
Jungwoo terkekeh merasa senang berhasil menjahili Mark, kemudian ia mengusak-usak rambut Mark sangking gemasnya. "Kakak bercanda Mark, lagian kakak gak tertarik sama siapapun di sini." Pintanya.
Mark tak menggubrisnya, ia masih ngambek ceritanya. Jungwoo pun mendapatkan ide agar Mark tidak ngambek lagi. "Kamu mau es krim gak? Kakak yang traktir." Mark langsung menoleh menghadap Jungwoo, menunjukkan senyuman manisnya tak lupa tambahan topping boba eyes nya yang membuat Jungwoo ingin mengajaknya langsung ke KUA. "Yaudah ayo kita pergi beli."
Tak butuh waktu lama, keduanya sudah sampai di salah satu minimarket di dekat universitas. Mark melepaskan seatbelt nya lalu segera turun dari mobil Jungwoo dan langsung berlari masuk kedalam minimarket tersebut. Jungwoo terkekeh melihat tingkah Mark, kemudian ia menyusul Mark.
Sampai didalam, Mark mengambil es krim berbentuk semangka, dan Jungwoo mengambil es krim rasa coklat. "Es krim itu lagi." Ucap Jungwoo yang sudah tidak heran dengan selera Mark. "Emangnya kenapa? Kan ini enak, mana bentuknya kayak semangka." Balas Mark. Jungwoo mengusap-usap kepala Mark, "Iya-iya suka-suka kamu deh." Keduanya pun beranjak dari tempat es krim untuk membayarnya di kasir.
Keduanya keluar dengan Mark yang sudah mulai memakan es krimnya. "Duduk diam dulu Mark," ajak Jungwoo sembari duduk di salah satu meja di minimarket tersebut. Mark ikut duduk di kursi sebelah nya sambil terus menjilati es krimnya dengan hikmat.
Jungwoo tersenyum melihat Mark yang sungguh menggemaskan, bagaimana mungkin ia tidak akan jatuh hati padanya. Jungwoo menghela nafas mengumpulkan keberanian untuk menyatakan perasaannya satu kali lagi pada Mark. Jungwoo menegakkan tubuhnya merasakan gugup yang luar biasa menghampirinya.
"Mark, ada yang kakak mau bilang ke kamu." Mark mengalihkan atensinya pada Jungwoo, "mau bilang apa kak?" Tanya Mark yang penasaran. Jungwoo menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya. "Sebenernya, kakak masih-" suara dering ponsel Mark mengehentikan ucapan Jungwoo, "Sebentar kak."
Mark mengambil ponsel yang ada di tasnya kemudian mengangkat panggilan tersebut. "Ada apa Dad?" Tanya Mark karena tumben sekali ayahnya menelepon dirinya saat jam-jam seperti ini. Mark mendengar ucapan Daddy-nya dengan seksama kemudian senyuman muncul diwajahnya. "Oke Mark kerumah sakit sekarang." Setelah mengatakan itu Mark segera bergegas dari sana, "eh, mau kemana Mark?" Tanya Jungwoo karena melihat Mark yang begitu terburu-buru dan hampir meninggalkannya. "Nanti aku ceritain, aku pergi dulu ya kak." Setelah mengatakan itu, Mark pergi sambil berlari meninggalkan Jungwoo yang merasa kesal karena tidak jadi mengungkapkan perasaannya lagi pada Mark.
Disisi lain, Mark berlari begitu cepat menuju ke arah halte bus tak jauh dari minimarket tadi. Di sana sudah ada mobil mewah milik Hendery yang menunggunya. Mark pun segera masuk kedalam mobil tersebut sambil terengah-engah. "Dikejar setan lo Mark, lari kenceng amat kek pake sepatu super." Ucap Hendery saat melihat Mark yang berlari begitu cepat. "Jangan banyak tanya lo, mending cepet bawa gue ke RS." Mendengar itu Hendery hanya terkekeh kemudian membawa mobilnya melesat dengan kecepatan sedang.
═════════•°•⚠️•°•═════════
Up lagi nih, jangan lupa vote nya readers
Happy reading readers:)
