Satu minggu setelah pemakaman Taeyong, Mark akhirnya akan kembali ke Korea bersama Jaehyun, mereka sudah berada di bandara bersama dengan keluarga Seo yang mengantar.
"Jaga diri baik-baik ya, nak. Jangan lupa sesekali kunjungin aunty, ya?" Ucap Ten seraya memeluk Mark.
Mark hanya mengangguk dalam pelukan Ten, semenjak hari dimana Taeyong meninggal, Mark mulai irit bicara tidak seperti biasanya. Beberapa saat kemudian, pelukan itu terlepas kemudian berlanjut dengan pelukan dari Donghyuck. Donghyuck memeluk Mark sambil mengusap-usap surai Mark dengan lembut.
"Kalo ada apa-apa, langsung hubungin gue ya." Donghyuck mengatakan itu dengan lembut namun seperti sebuah perintah untuk Mark dan Mark pun hanya menanggapi dengan anggukan lagi.
Setelah pelukan itu terlepas, Mark menatap Donghyuck seolah ingin mengatakan sesuatu, namun menurutnya lebih baik hal itu dia simpan untuk dirinya sendiri.
Johnny mengalihkan atensi Mark saat menyodorkan sebuah black card, Mark bingung dan menatap Johnny dengan polosnya. Johnny tersenyum melihat keponakan yang ia sayangi layaknya putra kandungnya.
"Ini buat Mark dan pakai sesuka hati Mark. Kalau Mark butuh apa-apa boleh minta ke uncle aja, jangan ragu-ragu."
Donghyuck melongo melihat itu, sebenarnya siapa anak kandungnya disini ucapnya dalam hati. Johnny yang melihat ekspresi putra tunggalnya itu hanya memutar bola matanya malas. Sedangkan Ten hanya terkekeh melihat tingkah konyol anaknya.
"Gak usah repot-repot Jo, saya bisa tanggung semua kebutuhan, Mark." Ucap Jaehyun menyela.
Johnny menghela napas, ia tidak bisa memberikan apapun untuk Mark, jadi hanya ini yang bisa dia berikan.
"Saya tau, Jae. Tapi cuma ini yang bisa saya kasih buat Mark."
"Yasudah kalo gitu."
Johnny pun mengambil tangan Mark kemudian langsung memberikan black card itu di tangannya, tak lupa Johnny pun memberikan kecupan dipucuk kepala Mark. Lagi-lagi Donghyuck terheran dengan sikap papa nya, lantaran papa nya tak pernah melakukan itu padanya, bahkan sekarang ia benar-benar merasa di anak tirikan.
"Kenapa ekspresi kamu begitu?" Ucap Ten saat melihat kekonyolan anaknya.
"Hyuck heran aja, ma. Papa bisa ngelakuin hal kayak gitu ke Mark sedangkan ke anaknya sendiri gak pernah." Donghyuck mengucapkannya dengan nada yang terdengar julid.
Semuanya tersenyum melihat tingkah laku Donghyuck yang cemburu oleh Mark. Kemudian Johnny langsung merangkulnya lalu menggoda Donghyuck.
"Wah, anak papa bisa cemburu juga ya?"
Donghyuck memutar bola matanya dan mendecih. "Udahlah, papa emang gak sayang Hyuck." Johnny tak bisa menahan tawanya melihat sikap kekanak-kanakan Donghyuck.
"Ma, dimana ya Donghyuck yang selalu gengsi dan manly itu?" Johnny semakin bersemangat untuk menggoda Donghyuck.
Seakan sadar dengan apa yang dia lakukan, Donghyuck pun melepas rangkulan Johnny dan bersikap sok cool.
Yang lain tertawa melihat tingkah Donghyuck, kecuali Mark yang hanya tersenyum. Mood Mark benar-benar buruk, ia bahkan bingung kenapa rasanya dia tak pernah merasa baik-baik saja.
Di sela-sela suara tawa mereka, terdengar suara panggilan untuk para penumpang pesawat yang akan di naiki Mark dan Jaehyun. Mark dan Jaehyun pun segera berpamitan dan bergegas menuju pesawat.
*****
Saat ini Jeno sedang mendengarkan materi dari dosennya yang menurutnya sangat membosankan. Tadinya dia tidak akan masuk karena merasa kurang enak badan, namun Jaemin terus saja mendesaknya agar masuk, karena katanya ada hal yang harus dia bicarakan, jadi Jeno memaksakan diri untuk masuk.
Setelah satu jam lebih mendengar penjelasan materi, akhirnya ia bisa terbebas sekarang. Ia pun segera mengeluarkan ponselnya dan mencari nama Jaemin disana. Jeno pun memanggil nomor tersebut namun beberapa kali tak tersambung. Ia kemudian berniat mencarinya saja agar dia bisa segera pulang dan istirahat.
Jeno berjalan sambil mencoba menelepon Jaemin lagi namun selalu tak tersambung. Lama dia berjalan sampai kini dia sudah berada di kantin fakultasnya, ia pun memutuskan untuk istirahat sebentar disana. Namun, saat hendak berjalan ia tak sengaja melihat Jaemin bersama seseorang sedang asyik menyuapi satu sama lain. Jeno pun berjalan kearah kedua orang tersebut untuk memastikan bahwa penglihatannya tak salah. Dan ternyata benar saja kalau itu memang Jaemin dan siapa pria mungil yang sedang bersamanya?
"Nana?" Panggil Jeno dengan ekspresi yang terlihat sangat marah.
Jaemin menoleh melihat kearah Jeno dan langsung berdiri, dia sangat terkejut mendapati Jeno.
"Loh Jen, kapan kamu kesini?" Tanya Jaemin gugup seperti sedang ketahuan mencuri.
"Bukannya kamu mau bilang mau ngomongin sesuatu, sampai maksa-maksa aku buat dateng padahal aku lagi kurang enak badan? Jadi, apa ini yang kamu mau omongin?"
"Jen, aku bisa jelasin." Jaemin memegang tangan Jeno lalu membawanya pergi dari sana, takut jika Jeno nanti membuat keributan di sana.
"Ren, tunggu sebentar ya. Nanti aku balik lagi." Ucapnya pada orang yang dia sebut dengan nama Ren alias Renjun lah ya.
*****
Tepat jam 12 malam pesawat yang ditumpangi Mark dan Jaehyun mendarat di bandara internasional kota Seoul. Mark dan Jaehyun pun segera turun dan pergi untuk mengambil barang-barang milik mereka. Setelah itu, Jaehyun menelepon sopirnya agar segera menjemputnya dan Mark di bandara.
Mereka menunggu di sebuah tempat makan terdekat di bandara, Mark yang sangat mengantuk menyenderkan kepalanya di bahu Jaehyun. Jaehyun yang peka langsung memeluk Mark agar membuat Mark merasa nyaman.
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya sopir Jaehyun datang dan langsung menaikkan barang-barang milik mereka kedalam bagasi mobil. Jaehyun pun menepuk perlahan pipi Mark untuk membangunkannya, namun Mark tak merespon. Pasti Mark sangat kelelahan pikir Jaehyun, kemudian tanpa babibu dia pun menggendong Mark. Sopir pun membukakan pintu mobil dan Jaehyun segera meletakkan Mark disana, lalu setelah itu ia juga menyusul masuk.
Untungnya bandara dan rumah Jaehyun tak terlalu jauh, jadi mereka tak menghabiskan waktu yang lama dalam perjalanan. Setelah mobil terparkir, Jaehyun pun segera turun dan menggendong Mark lagi menuju kamar yang sudah dia siapkan. Saat pintu terbuka, Jaehyun berjalan dan melewati ruang keluarga dan ternyata ada Jeno disana tetapi Jaehyun tak menyadarinya. Jeno yang melihat Jaehyun menggendong seseorang pun segera mengikuti Jaehyun diam-diam. Ia melihat Jaehyun berjalan menuju sebuah kamar, saat sudah masuk ke kamar tersebut Jeno pun ikut masuk. Betapa terkejutnya dia saat melihat ternyata yang di gendong Jaehyun tadi adalah Mark.
"Dad, kenapa bisa Mark sama daddy?"
*****
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
_Huang Renjun_
═════════•°•⚠️•°•═════════
Segitu dulu guys, ntar kepanjangan Janlup vote ye Happy reading:)