═════════•°•⚠️•°•═════════Kilatan petir dan suara guntur yang menggelegar membuat laki-laki yang tertidur pulas di meja belajar itu terbangun. Detak jantungnya berdetak tak karuan karena efek terkejut yang ia rasakan. Ia bangkit dari meja belajarnya lalu berjalan menuju ke arah jendela, ia menyingkap gorden yang menutupi jendela tersebut.
Nampak di luar sedang terjadi hujan deras disertai dengan suara guntur yang membuatnya menutup telinga. Dengan segera ia menutup gordennya lalu duduk di ranjangnya. Entah kenapa sekarang tenggorokannya terasa kering, ia pun berniat untuk turun untuk meminum segelas air putih.
Nampak suasana rumah yang begitu sepi, tentu saja karena ia hanya sendiri di rumah itu. Entah kenapa semua orang rumah kompak hari ini memiliki urusan dan tidak bisa pulang kerumah.
Baru beberapa langkah menuruni tangga, laki-laki itu melihat pemandangan yang membuat dirinya membeku dan tidak bisa berkata-kata. Dadanya kembali merasakan sesak, ia pun memegangi dadanya seolah-olah itu akan mengurangi rasa sesaknya.
Adegan ciuman antara dua orang yang salah satunya Mark sangat mengenalnya dengan seorang wanita yang berada di pangkuannya saat ini. Tanpa sadar air matanya menetes, Mark merasakan sakit lagi untuk kesekian kalinya.
Apa ini? Setelah ia membuat hati Mark begitu senang dan bahagia, ia malah melakukan hal menjijikan itu dengan orang lain?
Namun lagi-lagi Mark menepis pikiran tersebut, kata 'saudara' selalu membuatnya sadar akan posisinya saat ini.
Mark pun berbalik arah lagi untuk naik ke kamarnya, hingga Mark tak sadar ia hampir terjatuh karena terlalu terburu-buru untuk naik dan tak sengaja meringis dengan suara sedikit keras. Dan tentu saja itu berhasil mengalihkan atensi kedua sejoli yang sedang menikmati kegiatan mereka.
Jeno mendengar suara ringisan itu, ia pun menghentikan ciumannya. Ia melihat sekitarnya dan menemukan sosok Mark yang sedang berjongkok sambil memegangi kakinya dan beberapa saat kemudian kembali berjalan menuju kamarnya.
Jeno membulatkan matanya, bertanya-tanya apakah Mark melihat apa yang ia lakukan. Jeno beralih menatap wanita yang sedang melakukan ciuman dengannya tadi, ia semakin membulatkan matanya karena baru menyadari dengan siapa ia sudah melakukan ciuman tersebut.
"Wtf, kenapa bisa ada lo disini?" tanya Jeno.
"Jen, kamu lupa? Kamu yang udah bawa aku kesini." jawab perempuan itu.
Karina, mantan kekasih Jeno saat di bangku SMA yang sangat ia cintai dahulu. Namun Karina tega meninggalkannya pergi bersama siswa populer di SMA mereka saat itu. Dan apa ini, kenapa Jeno bisa membawanya kerumah dan melakukan ciuman dengannya?
Jeno mencoba mengingat-ingat kembali apa yang sudah terjadi sehingga dia bisa melakukan hal tersebut.
Lagi dan lagi, Jeno membulatkan matanya saat sudah mengingat apa yang sudah terjadi. Gara-gara dia terlalu mabuk ia bisa sampai melakukan hal yang sangat bodoh seperti ini.
"Lo pulang aja Kar, gue pesenin taksi." ujar Jeno sambil memegangi kepalanya yang sedikit pusing.
"Gak bisa gitu Jen, kegiatan kita belum selesai." terdengar suara Karina yang sedikit meninggi saat mengucapkan itu.
"Tapi gue gak mau ngelanjutin itu, ngerti!" sarkas Jeno.
"Lo pulang sesuai kata gue dan jangan pernah lo muncul lagi di depan gue. Ngerti?" lanjutnya.
Jeno kemudian memesan taksi untuk Karina dan segera memaksanya keluar dari rumahnya. Karina sempat memberontak saat dibawa Jeno keluar dari rumah dan menyuruhnya pergi, namun Karina juga tidak bisa melawan Jeno yang notabenenya adalah seorang laki-laki.
Akhirnya Karina pergi setelah perdebatan yang panjang dengan Jeno, dan itu membuat Jeno merasa lega. Jeno pun kembali ke dalam rumahnya dan langsung masuk menuju kamarnya. Ia terlalu lelah berdebat dan tak mengingat seseorang yang harus ia berikan penjelasan saat itu juga. Jeno pun segera tidur karena kepalanya yang sudah sangat pusing saat itu.
Sedangkan disisi lain, Mark yang melihat kejadian saat Jeno menyuruh Karina pergi lewat jendela kamarnya hanya menatap kosong. Mark sudah lelah menangisi hal yang seharusnya tak pernah ia tangisi. Bahkan Jeno tak berniat menjelaskan apapun padanya.
.....
Setelah kejadian malam itu, Mark sebisa mungkin menghindari Jeno. Berbagai alasan ia berikan saat Jeno mengajaknya berangkat bersama atau hal lainnya, dan pastinya itu perlu perjuangan untuk Mark.
Seperti saat ini, setelah sarapan seperti biasanya, Jeno terus memaksa Mark untuk berangkat bersamanya, namun tentu saja Mark menolaknya. Itu membuat Jeno merasa kesal karena merasa sedang dihindari oleh Mark. Jeno bingung dengan perubahan Mark beberapa hari ini, ia kira Mark akan menghindari dirinya sebentar, namun lihatlah sekarang, bahkan untuk berbicara dengan Jeno saja Mark selalu mempunyai alasan untuk menolaknya.
"Lo kenapa sih Mark?"
═════════•°•⚠️•°•═════════
hai readers, up lagi nih!!!
jangan lupa vote ya
happy reading readers:)
