18

153 19 1
                                    


═════════•°•⚠️•°•═════════


*Markas Hyunjin and gang

"Kali ini gue gak mau gagal lagi ngalahin tu bocah songong." Ujar Hyunjin, rahangnya mengeras menandakan bahwa dia sangat begitu marah saat ini.

"Gue gak mau tau, rencana kali ini harus berhasil. Lo ngerti kan?" Lanjutnya dengan tatapannya yang begitu tajam.

Setelah mengatakan itu, Hyunjin pergi meninggalkan markasnya dengan amarah nya. Bangchan hanya menghela nafasnya, sudah tahu bagaimana tabiat sahabatnya itu.

"Gue berani jamin, sebenernya lo pengen banget nonjok dia kan?"

"Lo pacarnya, lo seharusnya bisa cegah dia Lix."

"Lo sebagai sahabatnya aja gak di dengerin, apalagi gue Chan."

.....

Felix beberapa mengetuk pintu mansion mewah sang kekasih, namun tak ada tanda-tanda bahwa pintu akan terbuka. Felix pun mengambil ponselnya lalu mencari kontak Hyunjin untuk menelepon nya, namun lagi-lagi tak ada jawaban dari kekasihnya itu. Dengan kesabaran yang sudah menipis, Felix membuka pintu dan masuk ke mansion itu tanpa takut. Ini sudah menjadi hal biasa baginya di saat Hyunjin menghilang tanpa kabar.

Felix melihat sekitar, mansion tersebut nampak kosong seperti tak berpenghuni, kalau kalian bertanya dimana orang tua Hyunjin, jawabannya adalah mereka selalu sibuk dengan pekerjaan mereka sampai meninggalkan putra semata wayangnya sendiri di mansion sebesar ini.

Felix menaiki setiap anak tangga dengan cepat, berjalan menuju satu ruangan yang sudah pasti ia yakin kalau disana akan ada kekasihnya.

Sampai di depan pintu kamar Hyunjin, Felix lagi-lagi mengetuk pintunya beberapa kali, namun masih tak ada tanda-tanda. Felix mendengus kesal, ia mencoba membuka pintu tersebut namun pintu itu terkunci.

Kini kesabarannya sudah diujung, dengan amarahnya, Felix menendang pintu tersebut hingga terbuka lebar, memperlihatkan Hyunjin yang sedang berbaring di ranjangnya dengan beberapa botol wine.

Felix menghela nafasnya, berusaha menyeimbangkan emosinya agar tidak meledak-ledak saat menghadapi Hyunjin. Ia memasuki kamar tersebut kemudian berjalan ke arah ranjang Hyunjin. Ia duduk di samping ranjang, kemudian ia pandangi setiap inci tubuh Hyunjin.

"Kenapa kamu bisa stress banget cuman gara-gara Jeno ngalahin kamu?" Ujarnya pelan sambil mengelus pipi Hyunjin.

Hyunjin merasakan sebuah sentuhan di wajahnya, ia membuka matanya perlahan-lahan. Setelah matanya sudah terbuka sepenuhnya, ia dapat melihat wajah seseorang yang selalu bersamanya selama ini.

"Sayang, kapan kesini?" Hyunjin bangun dan mendudukkan dirinya.

"Aku udah telpon kamu berkali-kali tapi kamu gak angkat, makanya aku dateng kesini. Aku khawatir kamu kenapa-napa."

Hyunjin memeluk Felix dengan erat, menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher sang kekasih.

"Jangan tinggalin aku ya."

.....

Mark mengobrak-abrik kamarnya, mencari sesuatu yang sangat penting untuknya. Dia sudah mencari di berbagai sudut ruangan, namun dia tetap tak menemukannya.

Loving You Hurts Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang