═════════•°•⚠️•°•═════════
"Nak, ayo kita pulang." Ucap Ten pada Mark yang masih setia bersimpuh disamping makam sang ibu.
Mark hanya diam saja tak menggubris ucapan Ten, tatapannya kosong menatap nisan yang kini sudah bertuliskan nama mommy nya. Kembali ia meneteskan air matanya untuk kesekian kalinya, ia masih belum siap menghadapi semuanya, ia masih butuh sosok mommy nya saat ini, tapi kenapa Tuhan begitu cepat mengambilnya dari Mark.
selamanya._ Flashback_
Jaehyun berdiri di depan pintu ruangan tempat Taeyong dirawat, ia masih berpikir apakah dia akan masuk atau tidak untuk menjelaskan semuanya pada Taeyong.
"Masuk aja Jae, sebelum kamu gak bisa jelasin semuanya ke Taeyong." Ucap Ten yang diangguki pula oleh Johnny.
Jaehyun pun melihat keduanya dan menghela napas panjang untuk meyakinkan dirinya. Ia pun membuka pintu ruangan itu lalu masuk perlahan, saat ia sudah sepenuhnya di dalam ruangan itu, ia melihat Taeyong yang masih tertidur, ia berjalan mendekati bangsal itu secara perlahan takut mengganggu tidur Taeyong.
Tepat saat dia sudah berada di samping bangsal, secara tiba-tiba Taeyong membuka matanya dan tepat mereka pun langsung saling bertatapan.
"Ternyata bener itu kamu, Jae." Ucap Taeyong.
Jaehyun mematung tak tahu harus menjawab apa karena sangat gugup dan takut Taeyong tak mau mendengarkan penjelasannya. Jantungnya berdegup kencang seolah-olah akan keluar saat itu juga. Taeyong yang melihatnya pun hanya tersenyum, tangannya perlahan bergerak untuk menggenggam tangan Jaehyun. Jaehyun melihat itu semakin ta kuasa untuk menahan tangisnya, ia menunduk dan mulai meneteskan air matanya.
"Maafin saya." Hanya itu yang mampu dia katakan sekarang, ia merasa sudah tak sanggup menjelaskan semuanya pada Taeyong.
"Gapapa Jae, aku udah tau semuanya... Tentang perjodohan kamu dan tentang ancaman ayah kamu... Aku udah bisa berdamai dengan semuanya, aku juga tau kamu pasti kesulitan selama ini. Aku gak menyalahkan kamu, aku tau benar kalau kamu juga pasti terpaksa ngelakuin itu buat lindungin aku sama anak kita, Mark."
Jaehyun semakin menangis setelah mendengar ucapan Taeyong, ia semakin merasa sangat brengsek selama ini. Ia kemudian memeluk tubuh kurus milik Taeyong, sudah bertahun-tahun ia tak bisa melakukan hal ini karena ancaman dari ayahnya.
Lama mereka berpelukan sampai suara pintu dibuka membuat mereka melepaskan pelukan itu, ternyata Mark yang masuk. Mark berjalan mendekati mereka, ia kemudian menatap Jaehyun kemudian menangis lalu memeluknya. Setelah mendengarkan kebenaran dari Johnny, Mark akhirnya bisa mengerti dan menerima semuanya. Jaehyun membalas pelukan Mark, dia mengusap-usap kepala Mark dengan lembut.
"Maafin Daddy, sayang." Mark hanya mengangguk, Taeyong yang melihatnya pun tersenyum bahagia. Kini dia bisa pergi dengan tenang, tidak meninggalkan putranya seorang diri.
Beberapa saat kemudian pelukan itu terlepas dan kini mereka beralih pada Taeyong. Taeyong menggenggam tangan Mark dan Jaehyun, ia tersenyum manis pada mereka berdua.
"Mommy bahagia sekarang, sekarang Mark udah gak sendiri lagi... Jadi mommy bisa pergi dengan tenang sekarang." Mereka berdua tak kuasa mendengar ucapan Taeyong. Mereka hanya menangis melihat senyum di wajah Taeyong.
"Jae, jaga anak kita mulai sekarang, ya. Aku titip Mark. Mark, mommy sayang sama Mark, mommy pergi ya." Setelah itu Taeyong menutup matanya dengan senyum yang menghiasi wajahnya, Taeyong akhirnya tertidur untuk selamanya.
Mark langsung memeluk tubuh mommy nya dan menangis sejadi-jadinya, begitupun dengan Jaehyun. Ten, Johnny dan Donghyuck yang mendengar tangisan Mark pun segera masuk. Mereka sudah melihat Mark dan Jaehyun yang memeluk tubuh Taeyong, dan mereka langsung tahu kalau Taeyong sudah pergi meninggalkan mereka. Ten mulai menangis dan begitu juga dengan Johnny dan Donghyuck, ruangan tersebut sekarang diisi tangisan pilu dari mereka.
_Flashback end_
Setelah lama membujuk Mark untuk pulang, akhirnya dia mau karena bujukan Jaehyun. Kini dia berada di pelukan Jaehyun di kamarnya, dirumah almarhum mommy nya. Ia menatap kosong fotonya dan Taeyong yang terpajang di meja belajarnya.
"Dulu mommy selalu bawain Mark susu sama cemilan kalo Mark belajar. Terus mommy pasti bakal cium kening Mark setelah itu." Jaehyun mendengarkan dengan seksama ucapan putranya.
"Dulu kalo Mark gak bisa tidur, mommy pasti selalu tidur disampingnya Mark, terus ngajak Mark ngomongin banyak hal sampe Mark ketiduran. Kalo Mark ada masalah, mommy selalu dengerin keluh kesah Mark. Daddy tau, dulu mommy kesulitan banget kalo mau bayar sekolah Mark, mommy bahkan rela kerja di banyak tempat supaya bisa menuhin kebutuhan Mark. Dulu mommy sering sakit, terus pas Mark tanya mommy selalu jawab kalo dia gapapa." Mark tak mampu melanjutkan ceritanya karena mengingat semuanya membuat Mark semakin merasa kehilangan. Jaehyun mengusap-usap punggung Mark untuk menenangkan putranya.
"Sekarang, biar Daddy yang rawat Mark, biar Daddy yang jadi tempat Mark berkeluh kesah, biar Daddy yang bikin Mark bahagia. Mark masih punya Daddy, biar Daddy tebus semua kesalahan yang pernah Daddy buat sama Mark, ya." Mark hanya mengangguk sebagai jawaban.
Dipikirannya sekarang bukan hanya tentang mommy nya, tapi juga Jeno. Berarti sahabat yang sangat ia sukai sekarang akan menjadi saudaranya. Artinya Mark sudah benar-benar tidak bisa menggapainya, benar-benar sakit yang berlipat-lipat.
═════════•°•⚠️•°•═════════
Happy reading dan janlup vote guys:)
