═════════•°•⚠️•°•═════════
"Lo cantik Mark, tapi sayangnya kita saudara."
Mark terpaku mendengarkan apa yang baru saja Jeno katakan. Jantungnya berdegup kencang, mulutnya seakan dibuat bisu saat itu juga. Jeno kemudian tanpa aba-aba mencium pipi Mark.
"Pipi lo lembut." ucapnya.
Mark semakin melotot tak percaya dengan apa yang Jeno lakukan. Ia merasa bahwa ini adalah mimpi, dan itu adalah mimpinya yang paling indah.
𝑷𝒍𝒂𝒌𝒌𝒌
Tanpa aba-aba, Mark menampar pipinya sendiri untuk memastikan kejadian tersebut.
"Eh, lo ngapain?" ucap Jeno langsung mengelus-elus lembut pipi Mark yang baru saja Mark tampar."Oh God, ini nyata?" batinnya, kemudian langsung beranjak dari sana meninggalkan Jeno tanpa penjelasan apapun.
Mark berlari menuju kamarnya dengan wajah yang sudah memerah seperti tomat. Dalam hatinya ia sudah berteriak sangat kencang. Kenapa Jeno melakukan itu, Mark kan jadi malu. (sok malu lo Mark)
𝑩𝒓𝒖𝒌
"Aduhhhh."
Mark mengaduh kesakitan karena menabrak seseorang, ia mengangkat kepalanya dan melihat siapa orang yang ia tabrak.
"Ngapain lari-lari dah lo? Mana sambil nutup muka, kan jadinya nabrak gue." omel Donghyuck.
"Sorry-sorry." ucapnya setelah itu kembali berlari meninggalkan Donghyuck yang kebingungan.
Tak mau menghiraukan keanehan pada sepupunya itu, Donghyuck melanjutkan langkahnya menuju kamar Jeno. Ia berniat hendak meminjam motor Jeno untuk keluar sebentar.
Setelah tepat didepan pintu kamar Jeno, Donghyuck mengetuk-ngetuk pintunya sambil memanggil nama sang pemilik kamar. Tak perlu menunggu lama, Jeno keluar dengan aneh dengan senyuman yang lebar di wajahnya. Donghyuck kembali merasakan keanehan lagi, entah apa yang terjadi diantara dua orang itu pikirnya.
"Eh Jen, pinjem motor lo dong. Gue mau keluar bentar." Ucapnya tanpa basa-basi.
Dengan mengangguk-angguk Jeno masuk ke dalam kamarnya dan mengambil kunci motor miliknya yang terletak di atas meja belajarnya. Kemudian kembali berjalan kearah pintu untuk memberikan kunci tersebut pada Donghyuck.
"Ini" ucapnya sambil menjulurkan kunci motor tersebut, masih dengan senyum lebarnya.
Donghyuck merasa sedikit ngeri melihat senyum itu, ia merasa merinding lama-lama berada di sana. Tanpa aba-aba Donghyuck langsung pergi dari sana, tidak mengucapkan kata terima kasih pada Jeno.
Sedangkan Jeno, ia kembali masuk ke kamarnya sambil masih membayangkan ekspresi lucu Mark.
"MAAARRRRKKK, LO SADAR GAK SIH KALO ITU GEMES BANGET." Teriaknya.
Jeno terus tantrum sangking saltingnya, "Jeno, lo udah gila ya?"
Dan dia dikabarkan masih salting sambil jungkir balik kiri kanan sampe sekarang:)
....
Haechan berjalan dengan santai menuju ke arah garasi rumah. Ia berhenti untuk melihat dimana motor Jeno berada (maklum, om Jaehyun kan orkay).
Setelah beberapa lama melihat-lihat, Donghyuck pun menemukan motor Jeno yang terparkir di depan mobil yang biasanya di kendarai oleh Jaehyun.
Donghyuck pun berjalan mendekati motor tersebut dan langsung menaikinya, memasukkan kunci dan langsung menyalakan motor tersebut, tak lupa memakai helm yang sudah tersedia disana.
Donghyuck melintasi jalanan komplek perumahan dengan kecepatan sedang, hari ini dia akan bertemu dengan seseorang. (Wahhh, ada yang ngedate nih)
Beberapa menit kemudian, Donghyuck pun mulai keluar dari jalanan komplek menuju jalan raya yang tentu saja cukup ramai, namun itu tak membuat Donghyuck panik karena ini memang hal yang biasa.
Cukup lama dalam perjalanan, akhirnya Donghyuck menepikan motornya di depan sebuah cafe sederhana di tengah kota. Donghyuck membuka helmnya, kemudian langsung turun dari motor. Ia melihat sudah ada satu motor juga yang sudah terparkir disana, dan itu pastinya milik orang yang akan dia temui.
Donghyuck membuka pintu cafe tersebut dan tanpa harus mencari-cari lagi, ia sudah langsung melihat Lucas dengan senyuman yang siap menyambutnya.
.....
═════════•°•⚠️•°•═════════
Sorry guys baru up lagi🙏🏻, gue sibuk banget. Jadinya gak sempet buat lanjutin ceritanya.
Semoga suka sama lanjutannya, happy reading:)
Janlup vote ya
