═════════•°•⚠️•°•═════════
Setelah kejadian malam itu, Mark maupun Jeno saling menghindari satu sama lain. Tak ada tegur sapa saat mereka berpapasan, bahkan untuk saling menatap satu sama lain. Hal itu tentu saja disadari oleh penghuni rumah lainnya, yaitu Jaehyun dan Donghyuck. Mereka berdua sangat bingung dengan kelakuan aneh Mark dan Jeno. Entah karena apa keduanya bisa sampai seperti itu, ingin bertanya namun ragu, begitulah kira-kira pertanyaan di kepala dua orang itu.
Seperti saat ini, mereka sedang menikmati sarapan tanpa ada percakapan, hanya terdengar suara dentingan garpu dan piring. Tidak seperti biasanya yang selalu dipenuhi canda tawa antara mereka, dan itu membuat semuanya terasa sangat canggung.
.....
Kini Jeno, Hendery, Chenle dan Jisung sedang makan di kantin kampus. Seperti biasanya, mereka saling melempar candaan dan itu berhasil membuat mereka tertawa terbahak-bahak.
"Jen, lo siap kan malam ini?" Tanya Hendery menyela di tengah-tengah candaan mereka.
"You know I'm always ready, jangan khawatir." Jawab Jeno tanpa ada rasa ragu saat mengucapkan nya.
"Lagian Hen, lo nanya kayak dia bakal mati aja." Celetuk Jisung dan itu membuat Chenle tertawa.
Namun berbeda dengan Hendery, ia merasa bahwa akan ada hal buruk yang akan terjadi pada Jeno, namun ia tidak tahu pasti apa itu.
"Tenang aja Hen, gue bisa atasin tu bocah." Ujar Jeno menenangkan Hendery.
Hendery hanya membalas dengan anggukan, setelah itu mereka melanjutkan aktivitas makan mereka.
Saat sedang menikmati makanannya, Jeno samar-samar melihat Mark bersama seseorang yang tidak ia kenal berjalan menuju salah satu meja di kantin. Jeno semakin menyipitkan matanya, berusaha mengenali siapa laki-laki yang sudah berani merangkul pinggang Mark seperti itu. Jisung yang melihat Jeno pun menoleh kearah pandangan Jeno.
"Loh, itu bukannya bang Jungwo ya? Kapan dia balik ke sini?" celetuk Jisung.
Reflek Jeno langsung melihat Jisung, "lo kenal sama tu orang?"
Jisung mengangguk, "dia kan dulu mahasiswa populer di sini Jen, lo gak inget?
Seketika itu juga Jeno mengingat Jungwo si manusia sok keren itu, ia juga mengingat bahwa dulu Jungwo sangat menyukai Mark, dan itu membuatnya merasa kesal sekali. Seketika itu juga, Jeno kehilangan nafsu makannya, ia kemudian bangkit dari duduknya lalu pergi begitu saja tanpa menghiraukan teman-temannya yang bingung dengan tingkah anehnya.
.....
Jeno bersandar pada dinding menunggu Mark keluar dari kelasnya, ia sudah tidak tahan lagi diam-diaman dengan Mark apalagi setelah melihat Mark dirangkul seperti tadi siang. Mengingatnya kembali membuat Jeno semakin merasa kesal saja.
Sekitar 15 menit kemudian, mahasiswa kedokteran sudah keluar dari kelas mereka, namun sama sekali tak ada tanda-tanda Mark yang akan keluar. Jeno pun memeriksa kelas tersebut dan ternyata disana sudah tidak ada satupun orang sama sekali. Jeno kemudian keluar kelas tersebut dan bertanya pada salah satu mahasiswa di sana.
"Hei permisi, gue mau nanya tadi Mark masuk gak?" Tanya Jeno dengan sopan.
Orang itu menggeleng, "Mark tadi izin, tapi gak tau mau kemana." Jawab orang yang ditanya Jeno.
Jeno mengerutkan keningnya, "makasih ya." Setelah itu ia berlalu dari sana menuju ke parkiran.
Jeno merasa makin kesal karena tak menemukan Mark, kemana perginya anak itu? Jeno pun segera pergi meninggalkan kampus menuju ke markas nya untuk menenangkan dirinya. Namun sebelum itu, Jeno berniat membeli beberapa soda untuk anggota geng nya yang tentunya akan ada saja yang berkumpul di sana.
Jeno menepikan motornya di sebuah supermarket, ia pun masuk kedalam untuk membeli beberapa soda dan camilan. Tepat saat ia akan mengambil beberapa snack, Jeno tak sengaja melihat Mark beraama Jungwo?
Hatinya kali ini benar-benar sudah mendidih, ia sudah tidak tahan lagi. Jeno pun segera menghampiri dua orang itu dan langsung menyeret Mark dari sana. Mark sempat memberontak saat tiba-tiba Jeno menarik lengannya, Jungwo pun berusaha membantu Mark. Namun tatapan tajam Jeno berhasil membuat Mark mengalah dan pergi dari sana bersama Jeno.
Jeno segera memasang helmnya dan memberikan sebuah helm pada Mark, tanpa melirik kearah Mark sedikitpun.
"Ayo cepetan." Ucap Jeno yang terdengar seperti orang yang sedang menahan marah.
Mark pun tak banyak bicara dan menurut saja, karena bukan hanya sekali ia diperlakukan seperti ini, dan Mark masih bingung kenapa Jeno sangat posesif terhadapnya. Setelah Mark duduk dengan nyaman, Jeno segera melajukan motornya dengan sedikit ngebut, dan tanpa waktu lama, mereka sudah sampai di rumah.
Setelah memarkir motornya dan melepaskan helmnya, Jeno menarik lengan Mark dan membawa Mark menuju kamarnya, kamar Jeno ya. Mark hanya menurut, ia tak mau menambah kemarahan Jeno yang tak jelas menurutnya.
Sampai di kamar Jeno, Jeno menghempaskan tubuh Mark sampai terduduk di sisi ranjangnya. Dengan tatapan tajamnya, Jeno mendekati Mark sambil mengatur nafasnya.
"Ada hubungan apa lo sama cowok itu?" Tanya Jeno tepat di depan wajah Mark.
"Apa urusannya sama lo?" Mark balik bertanya.
Jeno mengukung Mark, "gue gak suka lo deket-deket sama dia."
Mark terkekeh, "apa yang bikin lo gak suka? Lo bukan pacar gue, lo cuman saudara gue Jeno."
"Gue... " ucapan Jeno menggantung, setelah itu tanpa aba-aba Jeno mencium bibir Mark.
═════════•°•⚠️•°•═════════
mampus ciuman kan hahaha
segini dulu ya readers, ntar algi dilanjutin kalo author mood
happy reading readers:)
