15

456 44 2
                                    

═════════•°•⚠️•°•═════════



Mark duduk di depan rumah menunggu kepulangan Jeno sembari memainkan ponselnya. Ia sudah menelepon Jeno berkali-kali, namun tak diangkat sama sekali oleh Jeno. Mark sangat khawatir terjadi sesuatu pada Jeno, karena tidak biasanya Jeno belum pulang selarut ini.

Saat sedang fokus pada ponselnya, sebuah tepukan di bahu membuat Mark terkejut. Mark menoleh melihat siapa yang menepuk bahunya, ternyata itu adalah Donghyuck.

"Masih nungguin Jeno?"

Mark hanya menanggapi nya dengan anggukan.

"Tu bocah kayaknya pergi balapan dah."

Mark yang baru mengingat tentang Jeno yang sering balapan pun menghela nafasnya, kenapa ia bisa sampai lupa? Jadi dia tidak perlu repot untuk menunggunya pulang.

Mark pun bangkit dari kursi berniat untuk masuk dan pergi tidur. Namun langkahnya terhenti saat mendengar suara motor Jeno. Mark pun mengurungkan niatnya dan kembali untuk memarahi Jeno.

Sedangkan Donghyuck, ia malah sibuk melihat Jeno yang sepertinya saat ini dalam keadaan mabuk. Lihat saja dari caranya berjalan sekarang, Donghyuck sampai tak bisa menahan tawanya. Mark pun bingung melihat Donghyuck, entah apa yang sedang ia tertawakan. Namun setelah melihat Jeno, Mark akhirnya mengerti apa yang sedang Donghyuck tertawakan.

"Eh, ada Mark sama Donghyuck. Nungguin siapa kalian?" tanya Jeno namun tak ada yang menjawabnya.
"Eh iya, gue abis menang dari Bangchan. Lo tau gak apa yang gue dapet?" lanjutnya.
"Apaan emangnya?" Donghyuck kali ini menanggapinya, karena ingin usil dan sedikit penasaran apa yang didapatkan Jeno.
"Gue dapet villa nya Bangchan yang ada di Jeju." ucapnya sambil menunjukkan senyum bangga dan penuh kemenangan.

Donghyuck dan Mark pun dibuat ternganga, terkejut akan taruhannya yang tak main-main. Pantas saja Jeno sangat senang ikut balapan, kalau seperti ini Donghyuck juga tertarik untuk mengikutinya.

"Woahhh, bisa kali gue ikutan Jen?" ucap Donghyuck dengan senyum tengilnya.
Jeno pun sama, ia tersenyum sambil mengangguk-anggukan kepalanya. Sedangkan Mark yang melihat itu hanya bisa pasrah, Mark tak habis pikir dengan dua orang dihadapannya.

.....

Jeno membuka matanya perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Setelah sepenuhnya membuka matanya, Jeno melotot melihat wajah Mark yang berada tepat didepan wajahnya. Tanpa ba-bi-bu Jeno refleks bangun dan membuatnya jatuh dari tempat tidur.

"Aduhhh."

Mark yang merasa terusik pun segera membuka matanya dan mendudukkan badannya.

"Kenapa sih, Jen. Ribut tau gak lo." ucap Mark.

Ekspresi wajahnya nampak kesal, dengan alis yang ditekuk dan sedikit memanyunkan bibirnya. Melihat itu, Jeno berteriak dalam hatinya.

"Anjing, kenapa gemes banget." batinnya.

Tanpa pikir panjang Jeno berdiri dan menghampiri Mark, kemudian mencubit-cubiti pipi Mark dengan gemas. Mark yang diperlukan seperti lantas semakin kesal, ia kemudian menghempas tangan Jeno.

"Sakit tau." ucapnya kemudian pergi meninggalkan Jeno.

Jeno yang seolah tersadar dengan apa yang dilakukannya tadi langsung merutuki dirinya.

"Lo ngapain Jeno? Lagian dia gemesin, gimana gue bisa tahen coba." ucapnya sambil memukuli bantal dengan tinjunya.

"Lo ngapain mukulin bantel? Gila ya lo?" ucap Mark dengan heran.

Jeno langsung menoleh kebelakang dan melihat Mark yang sudah membawa nampan yang berisi sarapan untuknya. Kemudian Jeno tersenyum dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Mark semakin heran dengan tingkah Jeno yang menurutnya semakin hari semakin aneh. Semenjak putus dengan Jaemin, Jeno selalu saja manja padanya, entah apa yang merasuki Jeno sehingga seperti makhluk halus yang menempeli Mark.

Seperti tadi malam, entah apa yang membuat Jeno ingin tidur bersamanya. Bukan hanya tidur bersama, namun Jeno juga memeluk Mark seperti bantal guling nya. Dan hal itu membuat Mark tidak bisa tidur dengan nyaman.

"Udah sini cepet sarapan." ucap Mark kemudian sembari duduk di sofa.

Jeno menurut kemudian pergi duduk di dekat Mark.

"Mark." panggilnya.

"Hm, kenapa?" sahut Mark

"Coba liat gue." ucapnya kemudian.

Mark menurut kemudian menoleh menatap wajah Jeno, Mark tak bisa berbohong dia selalu kagum saat melihat wajah Jeno.

"Lo cantik Mark, tapi sayangnya kita saudara." ucapnya sambil menunjukkan senyum yang tidak dapat diartikan.




═════════•°•⚠️•°•═════════








Hi guys, gue udah up nih.
Janlup vote nya:)
Happy Reading:)






Loving You Hurts Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang