16. Janji Dua Hati

29 3 0
                                    

بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

"Jagakan dirimu wahai perempuan yang saya kagumi. Saya berjanji di sini saya juga akan menjaga diri saya. Karena insan yang terjaga akan disatukan dengan yang terjaga pula. Sampai bertemu di waktu terbaik menurut-Nya."

Maulana Hasyim Fadlurrahman

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. La ilaha illallahu wallahu akbar. Allahu akbar wa lillahil hamdu.

Gema suara lantunan takbir mulai terdengar menghiasi malam Kota Jogja. Menandakan telah berakhirnya bulan suci ramadhan dan datangnya hari kemenangan yang telah dinantikan oleh seluruh umat muslim di dunia.

Malam itu di kediaman Fahmi.

"Pa, Ifah mana?" tanya Fahmi pada Papa nya, Pak Anwar.

"Di dapur, sama mama kamu,"

"Oh, oke. Fahmi masuk kamar lagi ya, Pa,"

"Di kamar terus perasaan kamu dari tadi. Ngapain sih?"

"Enggak, enggak ngapa-ngapain. Nanti kalo Ifah cariin Fahmi bilang aja lagi di kamar,"

"Emang istrimu bakal cariin kamu? Hahaha," canda Pak Anwar sedangkan Fahmi langsung melengos masuk ke dalam kamarnya. Tak menanggapi candaan papa nya yang memang sudah hampir tiap hari Fahmi menerima candaan serupa dari papa nya itu.

Di dalam kamar Fahmi memastikan pintu kamar terkunci dari dalam. Segera ia buka laptopnya dan mulai menghubungi seseorang melalui video call.

"Assalamu'alaikum, Na,"

"Wa'alaikumsalam,"

"Maaf, Na. Baru sempet hubungin kamu lagi. Baru nemu waktu yang pas soalnya. Dari kemarin enggak bisa lepas dari istri,"

"Mi, mending kamu jelasin dulu semuanya ke saya. Kamu sudah menikah?"

"Astaghfirullah, maaf, Na. Gua lupa kalo belum kasi kabar ke lo soal pernikahan gua,"

"Iya, Na, gua udah nikah seminggu sebelum ramadhan kemarin. G-gua nikah sama salah satu temen SMA kita,"

"S-siapa? Sa-safiya?"

"Ehh, bukan, tenang. Gua enggak bakal ngembat perempuan inceran lo kok. Gua nikah sama sahabat dia, Arifah,"

"Masyaallah, selamat ya Fahmi. Semoga pernikahan kalian samawa,"

"Aamiin, makasih, Na. Panik kan lo? Lo pikir gua nikah sama Safiya kan? Tapi ya, Na, walau bukan Safiya yang gua nikahin tetep aja lo harus panik si,"

"K-kenapa?"

Darbuka CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang