Yok bisa yok, vote dan follow dulu sebelum lanjut baca
============🦋🦋🦋============
بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
"Kecerdasan yang paling cerdas adalah takwa, dan kebodohan yang paling bodoh adalah maksiat."
Abu bakar Ash-Shiddiq.
Mentari semakin menenggelamkan wujudnya di ufuk barat yang tertutup awan hitam. Hujan yang sedari tadi turun dengan deras juga telah berangsur reda.
"Pak, baksonya 2 porsi ya. Yang satu tidak pakai sawi dan yang satu lagi tidak pakai tauge,"
Lana memenuhi ucapannya pada Safiya untuk membeli bakso meskipun dirinya harus menerjang hujan yang kini mulai deras kembali. Lana pesankan dua porsi bakso, satu untuk Safiya dan satu untuk dirinya sendiri.
"Mas Lana, jangan hujan-hujanan, nanti sakit," ucap bapak penjual bakso yang memang mengenal Lana.
"Eh, mboten napa-napa, pak. Sudah dekat juga rumah saya,"
"Deres banget lo iki, mas. Iki, payunge dinggo wae. Aja ditolak," ucap bapak penjual bakso menyodorkan kantong kresek berisi dua porsi bakso dan payung lipat miliknya.
"Eh, nggih, pak. Matur nuwun sanget. Assalamu'alaikum,"
"Wa'alaikumsalam,"
Lana bergegas pergi meninggalkan gerobak bakso dan pulang menuju rumahnya. Ia tak ingin membuat Safiya menunggu terlalu lama. Ia terjang derasnya air hujan yang mendadak kembali turun dengan deras.
"Assalamu'alaikum,"
"Wa'alaikumsalam," Safiya segera berlari keluar kamar menuju pintu depan dan membukakan pintu untuk Lana.
"Loh, Mas, kamu basah kuyup?" histeris Safiya bahkan sampai ia terlupa untuk menyalami suaminya itu.
Safiya berlari menjauhi pintu depan dan kembali masuk ke kamar. Beberapa detik kemudian ia kembali ke ruang tamu dan menyelimuti Lana yang sudah duduk di sofa dengan handuk.
"Mas! Jangan duduk dulu kan jadi basah sofanya. Mas juga ih! Harusnya jangan nekat pulang dulu kalau hujannya deras," omel Safiya.
"Khawatir ya?" ucap Lana seraya terkekeh.
"Pake ditanya," ketus Safiya sambil mengipasi sofa yang basah setelah diduduki Lana.
"Loh, tadi kan kamu yang minta saya buruan pulang,"
"Ya tapi kan enggak usah dipaksain juga kalau emang enggak memungkinkan. Kalau nanti mas sakit gimana? Bentar lagi mas kan harus berangkat ke Turki," lanjut omel Safiya dengan nada bicara menurun di akhir kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darbuka Cinta
Random[ꜰᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴜʟᴜ ꜱᴇʙᴇʟᴜᴍ ʙᴀᴄᴀ🦋] Maulana Hasyim Fadlurrahman, seorang laki-laki sederhana yang tengah berjuang mengusahakan bahagia sang ibu. Namun, tiba-tiba rasa kagum pada seorang perempuan menyeruak dari dalam hatinya. Tak ingin usahanya untuk memba...