14. Rahasia Arifah

43 4 0
                                    

بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

"Sakit rasanya saat tahu bahwa sahabat yang selama ini paling aku percaya ternyata menyimpan rahasia yang sangat besar."

Safiya Humairah

Sebelum baca, cuma mau ngingetin buat jangan lupa kalian kasi vote di tiap part cerita aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum baca, cuma mau ngingetin buat jangan lupa kalian kasi vote di tiap part cerita aku. Jangan lupa follow dan masukin cerita ini ke perpustakaan kalian biar bisa selalu update tiap kali aku up part baru.

Selamat membaca❤️

•••••

Pukul 00.06 WIB, Yogyakarta

Di dalam mobil sedan putih yang kini sedang melaju membelah jalanan kota Jogja duduk tiga orang yang sudah lama saling kenal namun sempat terpisah jarak selama beberapa tahun. Suasana haru dan tangis tengah menyelimuti kabin mobil tersebut di tengah malam yang semakin larut.

"Maaf, Fiya, maafin aku,"

"Kenapa kamu enggak hubungi aja aku waktu itu, Fah? Kenapa harus kamu tunda-tunda?" cerca Safiya pada Arifah dengan tangis yang masih memburu.

"Maaf, Fi. Waktu itu aku dapat kabar kalau kamu sedang menjalani KKN. Aku enggak mau ganggu KKN kamu,"

"Tapi ibuk itu udah aku anggap seperti ibu kandung aku sendiri, Ifah. Kamu tau itu kan? Semenjak umi aku enggak ada, ibu kamu yang menjadi tempat aku pulang tiap kali butuh sosok ibu," tangis Safiya semakin pecah saat membicarakan soal uminya dan ibu Arifah.

Bu Maryam, ibu Arifah adalah sosok yang dijadikan Safiya sebagai tempat Safiya pulang tiap kali Safiya merindukan kehadiran sesosok ibu dalam hidupnya. Safiya yang sudah ditinggal wafat oleh ibunya sejak kecil merasakan kenyamanan yang sangat setiap kali bertemu dengan Bu Maryam, ibu sahabatnya. Arifah dan Safiya memang sudah bersahabat sejak lama, sejak mereka sama-sama duduk di bangku sekolah dasar.

Dengan alasan itulah, Safiya merasa sangat sakit hati ketika tahu bahwa ternyata Bu Maryam telah wafat beberapa minggu yang lalu. Sedangkan, Arifah sama sekali tidak memberinya kabar.

"Sakit rasanya saat tahu bahwa sahabat yang selama ini paling aku percaya ternyata menyimpan rahasia besar,"

"Lalu, soal kamu menikah. Kamu juga enggak kasih kabar apapun ke aku, Fah! Kenapa? Aku merasa enggak berguna banget karena enggak hadir di saat ibu sakit hingga akhirnya meninggal dunia dan saat kamu menikah aku juga enggak ada di samping kamu,"

Tangis Safiya kembali pecah. Arifah berusaha semaksimal mungkin merangkul Safiya dan memberikannya pelukan untuk menenangkan. Setelah cukup lama berada dalam pelukan Arifah, Safiya akhirnya berangsur tenang dan terlelap tidur di pelukan sahabatnya.

Darbuka CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang