20. Rumah Masa Kecil

40 3 0
                                    

بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

"Tidak ada rasa bersalah yang dapat mengubah masa lalu dan tidak ada kekhawatiran yang dapat mengubah masa depan."

Umar bin Khatab r.a.

Solo, Surakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Solo, Surakarta

Gapura bertuliskan Pondok Pesantren Al-Akram menyambut kedatangan mobil sedan putih Fahmi yang mengantarkan Safiya dan Pak Ahmad untuk tinggal sementara di pondok pesantren milik keluarga Zian hingga menjelang hari akad pernikahan.

Hal ini diputuskan mengingat bahwa setelah Safiya sah menjadi istri Zian maka Safiya harus siap mengurusi segala urusan pesantren sebagai istri dari penerus pimpinan Pondok Pesantren Al-Akram. Dengan Safiya tinggal, maka diharapkan Safiya bisa mengetahui apa apa saja yang harus ia tahu untuk mendampingi Zian mengurus pondok pesantren nantinya.

Sesampainya mobil Fahmi di halaman ndalem keluarga Kyai Imran, mereka disambut hangat oleh seluruh anggota keluarga ndalem.

"Assalamualaikum," salam rombongan Pak Ahmad.

"Wa'alaikumsalam," jawab seluruh keluarga ndalem.

"Alhamdulillah, bagaimana perjalanannya? Lancar?" tanya Kyai Imran pada Fahmi sebagai pengemudi mobil.

"Alhamdulillah, lancar Pak Kyai,"

"Hei, ingat kemarin saya bilang apa? Jangan panggil saya Kyai, panggil saja Abah seperti Zian dan santri lainnya memanggil saya,"

"Eh, hehe, baik Abah, maaf," ucap Fahmi dibalas senyuman oleh Kyai Imran.

"Selamat datang Mas Ahmad, Safiya, Fahmi, Arifah. Sebelumnya perkenalkan mereka ini saudara-saudara Zian, ipar-ipar Zian, dan keponakan-keponakannya Zian," ucap Nyai Halizah memperkenalkan seluruh keluarga ndalem.

Setelah penyambutan hangat dan sedikit perkenalan, Kyai Imran secara khusus menugaskan Dzaki dan Ilham untuk mengantar Fahmi juga Arifah menuju rumah tamu yang akan ditempati sementara oleh Fahmi dan Arifah hingga dua hari ke depan sebelum mereka kembali pulang ke Jogja.

Sementara Kyai Imran dan Nyai Halizah mengantar Pak Ahmad dan Safiya menuju salah satu rumah tinggal di pondok pesantren yang dahulu pernah ditempati oleh keluarga Pak Ahmad saat masih aktif mengabdi di pondok.

Melihat rumah tempat tinggal masa kecilnya membuat Safiya teringat kenangan-kenangannya bersama almarhumah sang umi.

Dahulu Pak Ahmad menuntut ilmu di pondok pesantren ini sejak usia sekolah menengah atas hingga saat menjadi mahasantri Pak Ahmad bertemu dengan Bu Wardah dan menikah. Setelah menikah dengan Bu Wardah, Pak Ahmad yang memilih untuk mengabdi pada pondok pesantren akhirnya membawa Bu Wardah tinggal bersamanya di pondok hingga lahirlah Safiya.

Darbuka CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang