32. Tangis dalam Senyap

63 4 0
                                    

Yok bisa yok, vote dan follow dulu sebelum lanjut baca

============🦋🦋🦋============

بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

"Lihatlah keatas untuk berharap, kemudian lihatlah kebawah untuk bersyukur, dan jangan lupa melihat sekeliling untuk berbagi. Janganlah kamu berpikir untuk sempurna tapi berpikirlah untuk berguna."

Darbuka Cinta by Muthaazz

Tepat pukul satu siang hari, sebuah mobil sedan putih menghentikan lajunya tepat di depan pagar rumah sederhana keluarga Lana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat pukul satu siang hari, sebuah mobil sedan putih menghentikan lajunya tepat di depan pagar rumah sederhana keluarga Lana.

"Alhamdulillah, kita sudah sampai, sayang," ucap syukur Lana merasa senang bisa kembali ke rumahnya setelah hampir satu bulan ia habiskan waktunya di Pesantren Al-Akram.

Lana membantu Safiya turun dan menuntunnya hingga ke teras rumah kemudian ia kembali menuju ke bagasi mobil membantu pengemudi taksi online membawa barang-barang.

"Terima kasih banyak, Pak," ucap Lana pada sang pengemudi taksi online seraya memberikan selembar uang sebagai uang tip sebelum sang pengemudi kembali masuk ke dalam mobil sedannya dan berlalu pergi.

Setelah mobil taksi online hilang di ujung jalan, Lana membuka kunci pintu rumahnya dan mempersilakan Safiya untuk masuk.

"Assalamu'alaikum," salam keduanya ketika melangkah memasuki rumah.

"Ayo sayang, saya tunjukkan kamar kita," ucap Lana diangguki oleh Safiya.

Sembari melangkah mengikuti kemana Lana pergi membawanya, Safiya mengamati sebuah foto keluarga yang diletakkan di atas meja nakas ruang keluarga tepat di samping pintu kamar Lana.

"Mas, ini Mbak Azizah?" tanya Safiya spontan.

"Hm? Iya, itu Mbak Azizah," jawab Lana dengan nada suara yang tiba-tiba berubah menjadi sendu.

"Eh, mas, maaf. Aku enggak bermaksud," sesal Safiya.

"Enggak apa-apa, sayang. Saya hanya rindu saja pada Mbak Azizah,"

"Emm, aku boleh enggak mas ketemu sama Mbak Azizah?"

"Tentu boleh, Safiya. Mbak Azizah juga bilang dia ingin sekali bertemu dengan kamu. Besok ya, saat kita di Turki. Saya akan bawa kamu menemui Mbak Azizah,"

"Makasih, Mas,"

"Sama-sama, sayang," balas Lana seraya mengacak gemas puncak kepala Safiya yang tertutup hijab.

Setelahnya Lana pun membuka knop pintu kamarnya dan mempersilakan Safiya untuk masuk lebih dulu.

"Nah, mulai sekarang kamar ini menjadi kamar kita, sayang,"

Darbuka CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang