BAB 26

22 4 0
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Jangan lupa shalawat


ALLAHUMMA SHOLLI 'ALA MUHAMMAD WA ALA 'ALI MUHAMMAD

Dipagi hari seperti biasa mbak Pipit akan menyiapkan hidangan untuk sarapan pagi keluarga Ayesha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dipagi hari seperti biasa mbak Pipit akan menyiapkan hidangan untuk sarapan pagi keluarga Ayesha. "Akhirnya selesai juga." Monolog nya

Ayesha yang baru saja selesai keluar dari kamar nya mulai melangkah menuju meja makan yang disana sudah terdapat Cantika yang sedang minum susu coklat hangat. "Morning kak." Seru Ayesha menyapa kakak nya.

"Morning too, cil." Cantika kembali menyeruput susu coklat hangat kesukaan nya.

"Mbak susu coklat ku mana?." Gerutu Ayesha

"Bentar ya, mbak ambil dulu di dapur." Mbak Pipit melenggang pergi menuju dapur lalu mengambil kan susu coklat hangat kesukaan Ayesha yang sudah ia siapkan sebelumnya, lalu berjalan menghampiri Ayesha. "Ini non susu coklat nya." Mbak Pipit menaruh cangkir susu itu di atas meja tepat depan Ayesha.

"Terimakasih mbak." Ucap Ayesha.

"Iya sama sama, selamat menikmati ya." Mbak Pipit pun kembali ke dapur. Saat hendak membalikkan badan, tanpa sengaja ia berpas-pasan dengan Dafit. Namun bukan nya senyum kepada majikan nya itu, mbak Pipit malah melontarkan tatapan sinis ke arah Dafit.

Dafit mengerutkan keningnya. "ada masalah apa dia sama saya?." batin Dafit lalu berusaha mengabaikan hal itu.

Dafit pun duduk di kursi meja makan yang tak jauh dari Ayesha.

"Loh kok papa sendiri? Mama mana pa?." Tanya Ayesha.

"Eum..." Dafit tidak menjawab pertanyaan dari Ayesha.

"Kok gak jawab sih pa?." Tanya Ayesha yang sedang menunggu jawaban dari papanya itu.

"Nanti habis makan kamu jangan berangkat ke sekolah dulu, papa mau bicara serius sama kamu di taman belakang." Ujar Dafit yang mulai buka suara.

Ayesha menelan ludah nya dengan perasaan penuh was-was. "Plis ini ada apa? Apa mama masih marah ya?." Batin Ayesha.

Dengan perasaan takut campur panik tidak menghentikan langkah Ayesha untuk terus melangkah menuju taman belakang.

Ia menghentikan langkahnya saat melihat punggung papanya yang sudah duduk di atas bangku kayu berwarna putih di bawah pohon di taman belakang rumahnya. Ia mencoba tenang dengan menghembuskan nafas panjang. "huufftt yakin semua akan baik baik saja." batin nya

Ia pun melanjutkan langkah nya hingga tibalah ia di sebelah papa nya. "Duduk..." Perintah Dafit

Ayesha pun duduk disebelah papa nya itu. "Papa mau ngomong apa?." Tanya Ayesha.

2ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang