BAB 29

24 3 0
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Boy kini sedang berada di depan kamar milik adiknya, ia ragu ragu untuk masuk kedalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Boy kini sedang berada di depan kamar milik adiknya, ia ragu ragu untuk masuk kedalam. Setelah bermenit-menit lama nya ia berdiam diri di depan pintu kamar adiknya, akhirnya ia memberanikan diri untuk mengetuk pintu tersebut.

Tok..tok..tok..

"Iya sebentar." Terdengar suara Rara dari dalam kamar.

Cekrek.

Rara membuka pintu kamar nya dengan perlahan. "Eh abang sudah pulang, gimana sudah ketemu kak Ayesha belum?." Tanya Rara

"Sudah." Jawab Boy

"Terus gimana?." Tanya Rara

Boy menghembuskan nafas panjang lalu berjalan menuju ruang tengah lalu duduk di atas sofa yang berada ruangan tersebut.

"Kok gak jawab sih, gimana kata kak Ayesha?." Tanya Rara yang semakin penasaran.

"Kamu janji jangan ngambek ya?."

"Iya.." cicit Rara dengan mata yang berbinar-binar. "Emang kenapa sih bang jadi penasaran nih." Gerutu Rara.

"Kata Ayesha.. dia gak mau pacaran, dia mau nya langsung nikah aja." Cicit Boy

"Gass langsung nikah aja bang." Spontan Rara sembari menggebrak meja yang berada di depan nya.

"Rara, meja nya pecah nanti kalo kamu gituin." Boy mendelikkan matanya.

"Hehe maaf bang." Rara mengukir senyum tengil diwajahnya. "Oh ya, kenapa gak langsung nikah aja sih bang."

"Gak bisa gitu dong, raa. abang masih sekolah, Ayesha saya juga masih sekolah." Ujar Boy.

"Yaudah kalau gitu langsung nikah aja kalau udah lulus nanti." Cibir Rara.

"Masalahnya.. abang tadi lihat Ayesha lagi ngobrol sama cowok, dan kayaknya cowok itu suka deh sama Ayesha." Keluh Boy.

"Loh abang tahu dari mana kalau cowok itu suka sama kak Ayesha."

"Abang nebak aja dari tatapannya, trus dari cara dia ngomong kayaknya yang suka. Walaupun abang gak tau apa yang mereka omongin." Cicit Boy.

"Duh takut banget deh kalo kak Ayesha diambil orang." Keluh Rara.

"Nggak usah bikin abang Overthingking, raa." Gerutu Boy.

"Heum..." Rara berfikir sejenak dan meletakkan jari jempol dan telunjuknya di dagu. "Abang.. Rara punya ide." Ujar Rara

Boy mengerutkan keningnya. "Apa?."

Rara segera meletakkan telapak tangannya di depan mulut lalu berbisik ditelinga Abang nya itu.

"Ide bagus, raa." Sorak Boy akan ide dari adik nya itu, mereka pun ber-tos ria sembari tersenyum bahagia.

2ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang