BAB 09

42 3 0
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sebelumnya terimakasih yang sudah follow dan vote 💗

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuhSebelumnya terimakasih yang sudah follow dan vote 💗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cantika kini tengah berada di dapur untuk mencuci cangkir bekas susu vanilla miliknya.

Saat hendak mengembalikan cangkir itu ke rak, tanpa sengaja cangkir tersebut terlepas dari tangan Cantika hingga jatuh kelantai dan pecah.

"Astaghfirullah." Cantika terlihat panik dan menutup mulut nya menggunakan tangan kanannya.

Nelsa dan Dafit yang mendengar keributan seperti pecahan beling pun bergegas menghampiri sumber suara.

Cantika pun berusaha memungut pecahan beling itu menggunakan tangannya.

Dan secara tiba-tiba Nelsa pun menarik tangan cantika. "Kamu ini apa-apaan sih?." Tanya Nelsa dengan nada yang sangat emosi semabari memegang kuat tangan Cantika.

"Ma-maaf ya maa." Cantika pun menundukkan pandangan nya ke bawah

"Maaf.. maaf.. itu harga cangkir mahal, dan seenak nya aja kamu pecahin?." Nelsa pun menghempaskan tangan milik Cantika dan berganti memegang dagu cantika.

"Emang dasar anak gak tau di untung kamu, udah penyakitan bisa nya nyusahin aja." Ujar Nelsa

Mulut cantika terasa terkunci dan hatinya sangat lah hancur mendengar ucapan mamanya itu. Tanpa ia sadari cairan bening meluncur bebas membasahi pipi milik nya.

Dafit yang merasa iba kepada Cantika itu pun berusaha menenangkan istri nya. "Udah.. udah.. gapapa kok, itu kan cuma cangkir biasa." Ujar Dafit semabari memegang pundak istri nya.

Nelsa pun menghempaskan dagu milik Cantika dan kembali menghadap ke suaminya. "Tapi pa dia itu udah mecahin cangkir." Sembari menunjuk-nunjuk ke arah Cantika.

"Mungkin dia gak sengaja. Udah maa." Dafit pun mengelus elus pundak istri nya dengan harapan bisa meredamkan emosi istrinya itu.

"Kok papa jadi belain Cantika sih?." Nelsa pun memasang muka kesal nya semabari bersedekap dada.

"Gak gitu sayang. Papa bukan nya belain dia cuma kamu aja yang terlalu berlebihan."

Nelsa pun menatap Cantika dan mendekat ke telinga milik cantika semabari berkata. "Bersihin semua sisa pecahan beling ini sampe bersih gak bersisa. SEKARANG!." Perintah nya.

Cantika pun memejamkan sebelah matanya karena mendengar ucapan mamanya yang begitu nyelekit di telinga nya.

Tanpa sepatah kata lagi Nelsa pun melangkah kaki pergi.

Dafit pun menghampiri dan mendekat ke arah Cantika. "Udah gapapa, jangan di ulangin lagi ya. Habis ini jangan lupa minum obat." Ujar Dafit semabari mengusap lembut pangkal kepala Cantika.

"tumben papa baik dan perhatian sama aku."batin Cantika

Dafit pun tersenyum lembut ke arah Cantika dan melenggang pergi dari hadapan Cantika.

2ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang