BAB 43

23 2 4
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jam menunjukkan pukul 05.07 pagi, dan kini Aila sedang membuat brownies untuk Ayesha.

Alvin yang melihat istrinya sangat sibuk di dapur pun menghampiri lalu memeluk istrinya dari belakang.

"Sibuk banget padahal masih subuh." Bisik Alvin.

"Ihh mas jangan ganggu dong, aku lagi buatin brownies untuk Eca." Cicit Aila.

"Mau mas bantuin hm?." Ujar Alvin sembari melepas pelukan.

"Eum boleh mas, ini aku bikin lumayan banyak, sekalian buat Suci juga dan kak Ainun." Ujar Aila.

"Baiklah mari kita membuat kue brownies." Seru Alvin dengan semangat.

"Nih bantu ya sayang hehe." Kekeh Aila.

"Tenang aja aku jago masak."

"Iya deh iyaa." Cibir Aila.

"Tenang aja Zaujati ku, aku ini serba bisa kok." Kekeh Alvin.

***

Di pagi yang cerah ini, Ayesha telah siap untuk berangkat ke kampus seperti biasanya. Namun, sebelum keluar dari dalam kamar nya, ia menyempatkan diri untuk sekedar mengelus lembut anabul nya itu, siapa lagi kalau bukan Boca si kucing kesayangan nya.

"Lucu banget sih, kamu makan yang banyak ya." Cicit Ayesha lalu melenggang keluar dari dalam kamar. Ia menuju ke arah meja makan yang kosong dan sepi penghuni.

Ia melihat ke arah meja makan yang sepi, dan tidak ada satu makanan pun disana. Ayesha menghela nafas panjang. Hanya ada sebuah teko dan cangkir di atas sana, dengan perlahan Ayesha pun menuangkan air kedalam cangkir lalu meminum nya.

Dafit yang baru saja keluar dari dalam kamar kini menghampiri Ayesha. "Anak papa mau ke kampus ya, nak?." Tanya Dafit.

"Iya, paa." Cicit Ayesha.

"Ohh iya, papa lupa pesen makanan buat sarapan kita. Yaudah papa transfer aja ya, kamu beli di kampus aja nanti ya?."

"Ohh oke." Cicit Ayesha dengan ekspresi sedih nya, sebenernya ia kangen sarapan bersama dengan mama, papa, dan kakak nya. "Papa sarapan nya gimana?." Tanya Ayesha kepada papa nya.

"Papa buru-buru, jadi sarapan dikantor aja nanti gampang." Ujar Dafit.

Ayesha menggangguk-anggukkan kepalanya, tetap dengan ekspresi datar dan mata yang menahan tangis. Senyuman indah yang tadi terukir kini telah hilang, ia sangat rindu dengan suasana rumah nya yang dulu, selalu sarapan dan makan siang bahkan makan malam bersama-sama.

"Ini udah papa transfer buat makan dan jajan kamu hari ini ya, kalau kurang bilang ke papa." Ujar Dafit.

"Iya, paa."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

2ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang