BAB 21

26 3 0
                                    

assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh

assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam menunjukkan pukul 06.30 pagi dan Cantika akan bersiap pergi ke sekolah.

"Ma.. pa.. Cantika berangkat dulu ya." Pamit Cantika kepada mama nya.

"Gak sekalian nanti aja bareng papa?." Tanya Dafit

"Engga paa, aku sudah di jemput Renzo kok di lobby."

"Yaudah hati hati. Jangan lupa sarapan di sekolah." Ujar Nelsa

"Iya ma." Setelah mencium punggung tangan mama papa nya, Cantika pun melenggang pergi menuju ke lobby rumah sakit untuk menghampiri Renzo.

Cantika sebenarnya subuh tadi sudah pulang kerumah dan bersiap kesekolah, Namun ia harus balik lagi ke rumah sakit karena harus mengambil charger hp nya yang ketinggalan.

Renzo merasa bosan karena sudah bermenit-menit lama nya menunggu Cantika di lobby rumah sakit untuk berangkat ke sekolah bersama. "Nah itu dia bocah nya." Cicit Renzo saat melihat Cantika yang baru saja keluar dari dalam lift.

Cantika pun berjalan menghampiri Renzo. "maaf lama."

"Hmm."

"Yaudah ayok berangkat." Ajak Cantika

"ya."

"Singkat amat." Koreksi Cantika

"ck bodo amat." Renzo pun mulai melangkah menuju parkiran mobil.

"Eh main ninggalin aja nih anak." Ujar Cantika. "Tunggu ren." Pinta Cantika

"Lelet amat kayak siput." Ujar Renzo

"Apa sih, bukan gue yang lelet tapi lu yang kecepatan."

"Emang dasar kaki pendek jalan nya juga lelet." Ejek Renzo.

"Apa! Lu ngatain gue pendek hm?." Tanya Cantika dengan nada yang kesal.

"Fakta."

"Ish walaupun fakta tapi bisa gak sih, gak usah nyebelin sehari aja." Ujar Cantika.

"Gak."

"Singkat padat dan nyebelin ya heum." Cantika mengerucutkan bibirnya

Dari sudut matanya, Renzo melihat ekspresi Cantika yang begitu menggemaskan baginya. "Lucu." Batin nya.

Aila sedang menuju ke sekolah dengan mengendarai Sepeda nya

Aila melihat sosok yang familiar di matanya

"Itu bukannya Kak rayyan?" Monolog nya

"Ah iya Kak Rayyan" Aila mengayuh lebih cepat untuk bisa segera sampai ke arah Rayyan

"Kak rayyan kenapa" Ujar Aila sembari menuruni sepeda nya

"Kayang gue la" Cicit Rayyan

"Ngapain Kayang di bawah motor kak" Tanya Aila

2ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang