Om nggak enak untuk bilang ini, tetapi fakta jika Papa kamu masih menjalin hubungan dengan Aileen Saraswati memang harus Om beri tau kan?
...
"Makannya yang banyak! Kalo sampe pulang kurusan Ibu jewer, ya!"
Dara terkekeh mendengar setiap ocehan sang ibu di sebrang sana yang begitu khawatir dengan kondisi putri semata wayang yang kini jauh dari pandangannya. Sebisa mungkin ia menahan kuat-kuat gejolak rindu yang membuat matanya berlinang ini, menatap potongan-potongan mangga tanpa minat menyicip barang sedikitpun.
"Sayang? Kenapa diem aja, hm? Semuanya baik-baik aja kan, di sana?" tanya wanita itu pelan, kontras dengan beberapa saat lalu.
Dari sekian banyak pertanyaan dalam kosa kata bahasa Indonesia, kenapa Saras harus melontarkan yang satu itu? Bahu Dara bergetar kuat seiring luruhnya air yang terjun bebas dari pelupuk matanya itu.
Ingin sekali ia menangis tersedu-sedu sambil menerima dekapan hangat dari wanita yang kian hari rasa sayang terhadap dirinya makin besar. Menceritakan serta mengadu padanya tentang bagaimana buruknya hari ini.
Kata-kata buruk dari Gaby, sikap dingin Seina yang begitu mengintimidasi, dan juga penolakan dari Aiden.
Semua terjadi pada saat yang sama, hatinya tak cukup kuat untuk tidak patah.
Tapi semua itu kalah dengan bayangan bagaimana ekspresi wajah Saras apabila mengetahui kondisinya saat ini, tidak, Dara tidak setega itu untuk membiarkan Ibu nya di selimuti rasa cemas seorang diri di sana.
Cepat-cepat telapak tangannya itu mengusap dengan gusar jejak air mata yang menjalar pada kedua pipinya dan berdiri serta berdehem sejenak. "Enggak, Dara di sini baik-baik aja kok. Ibu tau? Kekey bawain snake satu koper, Dara pasti kenyang sampe satu minggu karena makan itu semua."
Suara gelak tawa itu mampu membuat Dara bernapas sedikit lega. Ia melempar pandang ke arah jernihnya air danau di depannya, begitu indah dengan teratai yang menghiasi.
Sedari tadi ia menunggu matahari terbenam untuk melihat bagaimana cantiknya pantulan sinar berwarna jingga di tempat ini. Itu akan menjadi bahan instastory yang bagus.
Dugg
"Sshh... aww!!" Dara mengaduh keras merasakan batu mengenai punggung tangannya yang tengah menempel pada telinga, dan handphone sebagai pembatasnya.
Benda pipih yang masih tersambung pada panggilan dengan Saras itu mau tak mau terjatuh begitu saja ke tanah dengan tak sengaja. Rasa ngilu yang lebih dominan membuat Dara tak mampu untuk mempertahankan genggamannya.
Kedua bola mata Dara terpaku pada langkah sepatu kets putih yang terdengar bertalu-talu setiap menginjak dedaunan kering, menuju ke arahnya dengan begitu gesit.
Alis Dara berkerut dalam.
Ia dan Seina tadi memang tidak begitu dekat, tetapi interaksi keduanya cukup untuk mengatakan hubungan mereka tidak seburuk yang lalu. Tapi mengapa kali ini gadis di hadapannya itu kembali menegaskan rahang dan mengepalkan begitu kuat kedua tangannya, menatap Dara dengan mata yang berlinang dan memerah.
"What's happened? You oke?" tanya gadis itu amat cemas.
Tanpa mengedipkan mata sama sekali saja genangan air di mata Seina jatuh satu persatu, membuat rasa bingung Dara kian membesar.
![](https://img.wattpad.com/cover/290447304-288-k143238.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Kelas [On Going]
Teen Fiction[STORY 3] ______ Dihadangkan dengan sebuah pengkhianatan dari orang yang selalu dianggapnya pahlawan membuat rasa kepercayaan Jehanne Akseina rusak porak-poranda. Sikapnya yang manis langsung berubah kilat sejak memasuki bangku Sekolah Menengah Atas...