BAGIAN - 33

182 8 0
                                    

•••

“LO TUH KETUA MPK, THAN. SELAMA INI YANG NGAWASIN KINERJA OSIS ITU LO, DAN HARUSNYA LO TUH UDAH KHATAM SAMA PERATURAN SEKOLAH INI”

Nathan yang berada di posisi amat tersudutkan ini hanya mampu untuk menundukkan kepala, mau membantah juga memang dari awal dirinya yang salah. Jadi tugasnya di sini cukup mendengarkan dan menjalankan apa mau Ilham.

“Udah telat datang ke lapangan, atribut nggak lengkap, bisa-bisanya lo tetep santai kayak gini. Mandi gak lo tadi?”

Ini Ilham lama-lama bikin Nathan keki sendiri mendengar ucapannya yang membuat telinga berdengung. Dengan perlahan ia mengangkat kepala untuk sekedar melihat mulut ketua osis itu, apa sudah berbusa atau belum setelah berbicara panjang lebar seperti rel kereta api.

Tapi wortel dan vitamin A yang diberikan Bunda Muthu untuk kesehatan matanya kalah jauh dengan apa yang Nathan dapatkan sekarang, penglihatannya jauh lebih jernih ketika mendapati Seina di sebrang sana. SEINA MEMPERHATIKANNYA!!!

Ia langsung mengulum bibirnya yang kering, gugup atau tidak percaya diri ya ini namanya? Ah, Nathan tidak tau, yang pasti sekarang ia merasa takut apabila penampilannya terlihat dekil di mata orang yang ia taksir. Dirinya tidak ingin apabila belum disukai balik tetapi malah sudah membuat ilfeel.

Ilham menghela napas, sudah berbicara bait demi bait kata-kata yang terlintas di pikiran, Nathan malah memandangnya, ralat. Memandang sesuatu di belakangnya dengan senyum abu-abu. Definisi senyum tapi nggak senyum, seperti itulah kelihatannya.

Ia memilih berbalik badan untuk memastikan, sangat ingin tau apa objek yang Nathan lihat sedari tadi.

“APA LO LIAT-LIAT KE SINI? SANA MASUK KELAS! MAU IKUTAN DI HUKUM JUGA KAH?” teriaknya amat kencang pada pada gadis di sebrang sana yang diam menonton di lorong kelas 10.

Meski dari kejauhan pun Ilham tau betul apabila gerak bibir Seina yang kumat-kamit berisi umpatan kasar untuk dirinya. Tapi tak masalah, dirinya masih merasa senang dan bangga karena gadis itu akhirnya tidak membuat tensi darahnya naik hari ini.

Ilham kembali pada Nathan yang nampak kesal pada dirinya setelah mengusir dinosaurus kebanggaan sekolah. Sangat amat mengejutkan apabila memang benar Nathan yang kalem memiliki tipe pacar seperti Seina.

“Bukan berarti lo ketua kelas sekaligus temen gue hukuman lo bakal ringan ya. Gue adil, dan lo tau itu kan?”

Tepat di saat Ilham ingin menyebutkan apa yang akan ditanggung oleh Nathan, suara hentakan sepatu pada kerasnya lapangan bertalu-talu dengan begitu nyaring.

Nathan dan Ilham melirik cewek yang menata rambutnya menjadi bergelombang nan indah itu tengah menetralkan deru napasnya sambil memegang kedua lutut. Lelah sepertinya.

Kezia Vinonessa.

The Princessa SMAS Piramida, orang-orang menjulukinya seperti itu karena dirinya terlahir dengan istilah sendok emas. Juga sifatnya yang amat manja itu tidak boleh terlupakan.

Nathan sedikit kaget aja sih, padahal semenjak memasuki kelas 11 dan bergaul dengan Dara, sifat gadis itu perlahan berubah. Tidak terlalu semena-mena dan menganggap dirinya yang memiliki segalanya. Dan yang paling penting tidak terlalu TELADAN.

Telat karena Dandan.

“Bagus deh, jadi ada temennya lo. Sekarang gue mau lo cabut rumput di taman belakang. Da buat lo Key, pangkas daun tanaman hias yang ada di sana,” final Ilham mendapat respon tak terima dari keduanya.

“Ham, lo tau kan gue gak pernah dibolehin main kotor-kotoran? Itu gak sehat banget, yang lain aja kenapa, sih?” tolak Nathan cepat.

Dengan menyebalkannya Ilham malah bersidekap dada dan mengendikan bahu tak peduli. “Ya justru itu, kalo lo tau itu kotor dan gak sehat, sebagai anak dokter harusnya lo gak masalah dong kalo disuruh bikin lingkungan jadi sehat?”

Ketua Kelas [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang