[STORY 3]
______
Dihadangkan dengan sebuah pengkhianatan dari orang yang selalu dianggapnya pahlawan membuat rasa kepercayaan Jehanne Akseina rusak porak-poranda.
Sikapnya yang manis langsung berubah kilat sejak memasuki bangku Sekolah Menengah Atas...
Dara mengerjapkan mata terkejut saat pintu toilet ditutup secara kasar, menimbulkan suara dentuman nyaring di indra pendengarannya.Tak perlu berbalik, sosok dari pelaku langsung muncul di dalam cermin yang tengah menjadi objek pandang Dara sedari tadi.
Gabriella Ariestie.
"Gaby?" Dara berbalik untuk menatap lebih jelas wajah gadis yang sudah menjalin pertemanan dengannya sejak MPLS dengan raut bingung.
"Lo pikir lo bisa menang?!" seru gadis itu tanpa berbasa-basi. Membuat jantung Dara lagi-lagi harus berdetak lebih kencang sejak tadi.
Dara hanya bisa diam dan meremas secara perlahan kapas yang ia gunakan untuk membersihkan segala hal yang menempel pada wajahnya setelah acara selesai. Ia terlalu segan untuk membalas lontaran Gaby yang sedikit menohok.
"Gue gak nyangka Seina bisa-bisanya malah oke-oke aja nyentuh muka lo yang gak tau malu ini," cemoohnya dengan sunggingan bibir mengejek. "Gue bingung kenapa dia nggak jijik sama lo tadi."
Yang Dara bisa lakukan hanya membasahi bibirnya untuk mengalihkan pikirannya untuk tidak menangis di sini. Napasnya sedikit tidak beraturan mendengar hal-hal buruk yang dilontarkan gadis di depannya.
Ia selalu berharap apabila suatu hari nanti dirinya, Kezia dan juga Gaby akan kembali menjadi tiga serangkai yang selalu saja disoroti menjadi friendship goals. Menonton film di laptop bersama, menginap di rumah Kezia, memakai piyama beli satu gratis dua, dan jangan lupakan bagaimana cara mereka melakukan deeptalk yang selalu membuatnya kembali menangis berderai.
Dara masih tidak bisa menerima apabila gadis yang menyapanya pertama kali ketika tak seorangpun yang melihat kehadirannya ini akan memiliki pandangan seperti orang yang bahkan hanya mengetahui namanya saja. Nyatanya Gaby tidak pernah mengenalinya, ya?
"Gue yakin cepat atau lambat Kezia juga bakal ninggalin lo. Dan satu lagi, jangan pernah mimpi bisa menang di sini cuma karena backingan lo Karisa."
"Lo berdiri sandingan sama Kezia itu like a—"
—
"Princess and the pauper."
Gumaman kecil Dara yang tak sengaja terlontar setelah melihat akun Instagram sekolah yang sudah meng-upload hasil dari lomba tata rias berhasil membuat Karisa dan Seina melirik ke arahnya bersamaan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"NYOKAP LO PAUPER!" amuk Seina yang merasa harga dirinya jatuh mendengar bagaimana keputusasaan dari Dara sendiri. "Lo nggak ngehargain usaha sama waktu yang gue keluarin kah, bego?!"
Buru-buru Karisa mengelus lengan Seina secara cepat dan halus untuk menenangkan emosinya yang memang dikenal dengan senggol bacok.
"Sei, udah Sei. Maksudnya yang pauper Kezia, princessnya Dara. Iya, kan, Dar?" katanya lembut tetapi memelototi Kezia diakhir kalimat, memaksa gadis itu untuk menurutinya.