Takdir

118 31 143
                                    

,"Nasyaa..?!. Kamu dimana Nas??!!".

Suara Julian menggema di sepanjang lorong The Langham. Julian mencari-cari Nasya sejak tadi tapi tidak ketemu. Wajahnya panik, takut dan cemas begitu dirinya menemukan paperbag kado untuk Claudia yang sejak awal Nasya bawa. Paperbag yang terjatuh diatas lantai dan Julian menemukannya tidak jauh dari tempat ia berciuman dengan Claudia.

,"Nasya???!. Nas...!!".
Julian begitu putus asa.
Mendengar suara Julian semakin dekat ke arahnya. Nasya seketika menatap Mayor Rizky dengan tegang.

,"Kamu ikut sama mas sekarang. Ayo!".
Mayor Rizky sigap meraih tangan Nasya dan menggandengnya dengan erat.
Keduanya kembali masuk ke dalam lift dan pintunya langsung tertutup. Nyaris saja terlihat oleh Julian.

Dan ketika Nasya sudah merasa aman di dalam lift yang kini turun ke arah basement, Rizky menoleh. Ia memandangi Nasya. Gadis itu masih sedikit terisak, nafasnya tersengal bukan main. Bahkan genggaman tangan mayor Rizky pun tidak ingin Nasya lepaskan.

Menyadari dirinya ketika itu baru saja selesai meeting dengan rekan kerja seprofesinya, mayor Rizky sedikit membalikkan tubuhnya. Ia berusaha mencairkan suasana. Karena ke empat rekannya cukup bingung dengan situasi yang mereka hadapi saat ini. Ada seorang gadis muda di hadapan mereka dan bergandengan tangan dengan mayor Rizky.
Setahu rekan rekannya, mayor Rizky belum memiliki kekasih ataupun pendamping hidup.

,"Maaf semuanya, ini Nasya. Putri bungsu bapak Laksamana Heru Putranto dari TNI AL. Kebetulan saya kenal sama adik ini".

Suara mayor Rizky memecah keheningan di dalam lift . Sejak tadi suasananya begitu sunyi. Hanya terdengar isak tangis Nasya saja.
Mendengar itu ke empat rekannya tampak mengangguk-anggukkan kepala mereka. Mereka semua mengenakan pakaian batik, termasuk juga mayor Rizky. Ada sebuah buku catatan yang mayor Rizky selalu bawa. Ia membawa di tangan kanannya.
Sadar jika situasinya sudah lebih tenang, Nasya menarik nafasnya. Kepalanya sedikit tertunduk dan tidak ingin melihat ke arah belakang punggungnya. Meskipun mayor Rizky sudah mengenalkan Nasya pada ke empat ajudan capres tahun ini, Bapak Poernomo Hendrawo.

,"Ohh anaknya Bapak Heru?. Saya kenal dengan Mas Fardhan dan Mas Reza. Jadi adik Nasya ini anak bungsu pak Heru?".
Tanya salah satu rekan mayor Rizky bernama Fajri.
,"Oh iya, saya anak paling bungsu".
Nasya mulai mau diajak bicara. Meski hanya sedikit menoleh ke belakang.

Lantas, mayor Rizky mengambil sapu tangan dari kantong celananya. Ia memberikannya pada Nasya.
,"Hapus dulu air mata kamu".
Ucap mayor Rizky dengan suara yang tenang dan sedikit berbisik.

,"Dek Nasya kenapa tadi sampai nangis begitu?. Ada yang jahat sama kamu?".
Tanya rekan Rizky lainnya yang memakai baju batik berwarna hijau.
,"Iya laporkan saja ke Pak Heru".
Timpal Fajri yang kelihatannya seumuran dengan mayor Rizky.

,"Sst!. Sudah jangan ditanya-tanya dulu anaknya. Masih shock ini".
Jawab Rizky sedikit tegas.

Lantas pintu lift pun terbuka. Mayor Rizky dan Nasya keluar dari dalam lebih dulu. Gadis muda itu masih tetap menggandeng tangan sang mayor dengan erat.
,"Kalau gitu sampai ketemu hari senin ya. Saya mau antar Nasya ke rumahnya. Kalau ada apa apa langsung hubungi saya ya".
,"Siap pak".
Jawab tiga rekannya.
,"Mas saya balik duluan. Senin pagi pagi sekali nanti saya tiba di rumah pak Poernomo".
,"Oke baik".
Jawab Rizky sigap pada Fajri.
,"Dik Nasya, semangat ya!".
Fajri menyempatkan memberi dukungannya pada Nasya. Ia hanya mengangguk sebagai tanda terima kasih.

Dan saat ke empat rekannya sudah tidak ada disana lagi, mayor Rizky memandangi genggaman tangan Nasya belum dilepaskan. Ada senyum tipis di bibir mayor.

,"Mau sampai kapan tangan saya digandeng terus sama kamu?".

Mendengar ucapan mayor Rizky, Nasya pun tersadar. Rupanya sejak tadi ia mengenggam tangan mayor dengan erat. Nasya merasa takut setelah apa yang terjadi malam ini. Semuanya begitu cepat dan membuat hatinya sakit.
,"Oh maaf mas.. aku enggak bermaksud lancang".
Nasya buru-buru melepaskan genggaman tangannya pada mayor Rizky.

When Fate Chooses YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang