Julian dan Bunga Terakhir

111 32 80
                                    

Apa yang terjadi diantara Nasya dan Julian di The Langham malam itu sampai juga ke telinga Samuel dan yang lain. Awalnya mereka agak tidak percaya dengan apa yang Nasya ceritakan tapi Samuel dan yang lain tahu jikaa Nasya tidak mungkin mengada-ada atau mengarang cerita. Terlebih lagi Julian terus mengejar Nasya setiap kali mereka bertemu di kampus. Berkali-kali Julian mendekati tapi Nasya malah semakin menjauh. Meski ciuman itu terpaksa, tapi ujungnya Julian tetap luluh mengikuti permintaan Claudia yang gila itu.
Hari ini adalah hari terakhir Nasya datang ke kampus bersama teman-teman. Itu karena ujian akhir semester telah berakhir dan kampus akan libur selama hampir satu bulan lebih. Nasya bernafas lega karena itu berarti ia tidak akan bertemu dengan Julian sesering mungkin. Bukannya Nasya tiidak berani menghadapi Julian, ia hanya takut jika dirinya akan luluh lagi setiap laki laki itu memohon untuk kembali padanya.
Jam menunjukkan pukul sepuluh pagi, Nasya mengenakan hoodie hitam oversize yang sepasang dengan celananya. Memakai sneakers dan rambut yang tergulung rapih. Ia baru saja keluar dari salah satu ruangan meyerahkan tugas ujian praktek pada dosen pengajar.
Nasya berjalan berdampingan dengan Samuel, Max, Brandon dan Cynthia. Kebetulan mereka satu mata kuliah.
,"Nas semalem Julian nge-chat gue lagi".
Max membuka percakapan. Kelima-nya berjalan menuruni tangga menuju gerbang utama kampus mereka.
,"Ngomong apalagi dia sama lo".
,"Dia kayaknya cinta banget sama lo sampe-sampe kita semua ikutan di wa sama dia".
Kali ini Brandon ikut menimpali pembicaraan. Kepalanya menggeleng karena Julian sepertinya sangat ingin Nasya kembali bersamanya.
,"Kalo dia cinta sama gue, enggak akan tuh dia ciuman sama Claudia diem diem dibalik punggung gue. Itu sih dianya aja yang emang masih ada rasa sama mantannya tapi Julian juga enggak mau ngelepasi gue. Itu kan egois namanya!".
Nasya meninggikan nada suaranya. Baginya kesalahan Julian tidak bisa ia maafkan.

,"Enggak bisa gue bayangin kalo malam itu lo gak ikut ke ultah si nyonya besar. Ada lo aja Julian berani adu bibir, gimana lo gak ikut?!. Bisa lebih dari itu kali!".

Samuel ikut terpancing emosinya. Mendengar ocehan nya yang sedikit lucu, Max tertawa kecil.
,"Biasalah.. dia pengen tau apa lo udah bisa maafin dia apa enggak. Gue bilang aja semakin lo kejer Nasya kayak gitu, semakin dia nggak nyaman".
Jelas Max menjawab pertanyaan Nasya tadi.
,"Jadi alasan sebenernya Julian ciuman sama Claudia malam itu emang udah direncanain sebelumnya apa gimana?"
Kali ini Cynthia yang bertanya. Sementara ke lima sahabat itu sudah berada di pintu gerbang kampus.
Dengan menarik nafas kecil Nasya pun berucap

,"Iya mereka berdua udah ngerencanain itu semua setelah Julian dapet undangan ulang tahunnya Claudia. Sebenernya Julian udah tau Claudia mau pindah ke Dubai, makanya dia setuju ketemu sama mantannya itu di hotel pas hari ulang tahun. Julian cuma pura-pura kaget waktu Claudia bikin announcement dia mau ikut calon suaminya ke Dubai".

,"Anjirrr niat banget tuh cowok".
Brandon ikut merasa kesal mendengarnya.
,"Ya makanya seribu alasan yang dia kasih ke gue, gue gak mau luluh lagi".
Nasya tertunduk sesaat kemudian memandang teman-temannya satu per satu.

,"Tapi jujur deh lo masih sayang kan sama Julian?".
Cynthia masih penasaran.

,"Rasa sayang sih masih ada tapi enggak sebesar dulu Cyn. Lo pasti akan paham kalo lo ada di posisi gue. Emang lo mau punya cowok tapi cowok lo masih aja nurutin keinginan mantannya?!. Ngakunya sih udah berakhir, tapi kok mau diajak ciuman?!. Bener kata Samuel. Kalo gue gak ikut, mungkin malem itu mereka bisa tidur bareng and one night stand together. That's even worst, right?".

Nasya memasang raut wajah sinisnya. Gadis itu menjadi gusar. Baginya tidak ada kesempatan untuk Julian menjadi kekasihnya lagi. Nasya memang baik hati. Tapi sifatnya yang keras apalagi ketika sudah mengambil keputusan, tidak akan ada orang yang bisa mempengaruhi keputusannya. Ia memaafkan tapi tidak akan ada kesempatan kedua. Nasya tidak segan untuk meng-cut off seseorang dalam hidupnya, terlebih jika orang itu sudah menyakiti perasaanya. Nasya hanya ingin melindungi dirinya sendiri dari orang orang yang tidak tahu berterima kasih. Nasya bisa menjadi orang yang kejam ketika kebaikkannya di khianati.

When Fate Chooses YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang